Laut China Selatan
Dibalik Ketegangan di Laut China Selatan, Amerika Serikat dengan China, Ternyata Ini yang Terjadi
Dibalik Ketegangan di Laut China Selatan, Amerika Serikat dengan China, Ternyata Ini yang Terjadi
Dibalik Ketegangan di Laut China Selatan, Amerika Serikat dengan China, Ternyata Ini yang Terjadi
POS-KUPANG.COM -- Dibalik Ketegangan di Laut China Selatan, Amerika Serikat dengan China, Ternyata Ini yang Terjadi
AS meningkatkan tekanan militer terhadap China di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.
Pihaknya juga menuduh Beijing berupaya memanfaatkan pandemi virus corona untuk memperluas lingkup pengaruhnya di wilayah tersebut.
Baca juga: Rahasia Timor Leste Kendalikan Pandemi Covid-19, Lakukan Hal Tak Terduga Hingga Pecahkan Rekor Dunia
Baca juga: Rumah Tangga Stefan William dengan Celine Evangelista Diisukan Retakk, Ini Penjelasan Ibu Artis
Baca juga: Ikatan Cinta Malam Ini 18 Januari, Tahu Hubungan Al dan Roy Andin Tinggalkan Rumah, Al Mengaku Salah
Selama beberapa minggu terakhir kapal-kapal Angkatan Laut AS dan pembom Angkatan Udara B-1 melakukan misi yang bertujuan mengirimkan pesan publik bahwa militer AS bermaksud mempertahankan kehadiran di wilayah tersebut dan meyakinkan sekutu, sebagaimana dikutip dari CNN.
Langkah itu dilakukan ketika AS meningkatkan tekanan secara diplomatis, dimana Presiden Donald Trump dan Menlu Mike Pompeo menyerang Beijing dengan menilai tidak bisa membendung penyebaran virus corona.
Selain itu keduanya menganggap pemerintah China tidak transparan mengungkap data selama tahap awal wabah.
Pentagon menuduh China mengeksploitasi pandemi untuk mendapatkan keuntungan militer dan ekonomi dengan memperluas area di mana ia beroperasi.
"Republik Rakyat Tiongkok berusaha menggunakan fokus regional pada Covid untuk secara tegas memajukan kepentingannya sendiri," kata juru bicara Komando Indo-Pasifik militer AS, Kapten Angkatan Laut AS Michael Kafk pada Rabu (13/5/2020) lalu.
Pentagon menjelaskan bahwa wabah corona tidak menghalangi mereka untuk merespons tindakan China.
"Kami memiliki kemampuan dan kapasitas untuk menyediakan tembakan jarak jauh di mana saja, kapan saja dan dapat membawa daya tembak yang luar biasa bahkan selama pandemi," kata Jenderal Timothy Ray, komandan komando Global Strike Air Force yang mengawasi pasukan pembom di daerah tersebut.
Pada Rabu lalu, Armada Pasifik Angkatan Laut mengumumkan bahwa semua kapal selamanya di wilayah tersebut sedang melakukan operasi.
Operasi tersebut bertujuan untuk mendukung kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka di tengah-tengah pandemi yang disebabkan oleh virus corona.
Dalam beberapa pekan terakhir, AS menerbangkan pesawat pembom B-1 dari pangkalan-pangkalan di AS ke wilayah tersebut pada tiga kesempatan terpisah.
Termasuk diantaranya operasi di Laut China Selatan dan pengerahan empat pembom B-1 dan 200 personel dari Pangkalan Angkatan Udara Dyess di Texas ke Guam.