Renungan Harian Katolik, Sabtu 16 Januari 2021: MENJANGKAU YANG TERPINGGIR

Ini jawabannya. Prinsip pergaulan dengan rakyat jelata, dipegang teguh oleh Yesus. Ia mendatangi orang-orang kebanyakan, langsung ke dalam realitas konkret kehidupan. Ia blusukan untuk melihat secara langsung dan memenuhi apa yang dibutuhkan orang.

Ia ingin menjangkau orang kecil, sederhana, yang berada jauh dan tak terjangkau oleh orang lain, terlebih para pemuka. Ia ingin menemui dan menjamah yang sakit dan berdoa yang merasa tak layak dan atau dianggap tak layak untuk mendatangi tempat suci. Ia ingin memenuhi hati orang-orang yang sedang kering dengan pengajaran-Nya yang menyegarkan mereka.

Kita ingat, di atas bukit dekat danau, Yesus menyampaikan kotbah di bukit dengan sabda "berbahagialah" yang terkenal itu (lih. Mat 5:1-12).

Penginjil Markus menunjukkan sikap out of the box Yesus dengan catatan lanjutannya. Bahwa Yesus mendatangi dan memanggil Lewi, seorang pemungut cukai; bahkan Yesus makan di rumahnya bersama para pemungut cukai dan orang berdosa.

Dan saat dipersoalkan oleh ahli Taurat dan orang Farisi, Ia berkata tegas: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Mrk 2:17).

Merenungkan apa yang ditunjukkan Yesus, kita dibuat tersentak bahwa kita pun terpanggil untuk menjadi murid-Nya yang out of the box; keluar dari kardus, kotak tatanan, kebiasaan, paradigma yang dimaui dunia ini.

Saatnya kita pergi ke danau, bukan untuk memenuhi hasrat menikmati keindahan; melainkan untuk menjangkau orang-orang pinggiran dalam kesehariannya dan memenuhi apa yang dibutuhkannya. Kita tak hanya dipanggil untuk menjadi orang baik dan benar, melainkan juga untuk membantu orang jadi baik dan benar.*

Simak juga video renungan harian katolik berikut: