Bupati Sunur: Ada Mekanisme Pengeluaran Anggaran Untuk Tangani Rehabilitasi Pengungsi
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur menjelaskan bahwa ada mekanisme yang harus dilalui pemerintah dalam proses mengeluarkan anggaran
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur menjelaskan bahwa ada mekanisme yang harus dilalui pemerintah dalam proses mengeluarkan anggaran.
“Karena ini bukan masuk keadaan darurat namun masuk dalam masa rehabilitasi rekonstruksi sehingga kita perlu lagi meneliti semua laporan yang masuk beserta dokumentasi sehingga tim turun melihat kerusakan yang terjadi apakah benar akibat erupsi atau bukan. Jika kerusakannya bukan karena dampak erupsi maka tidak ditangani pemerintah dalam rehab-rekon namun lewat bantuan jenis lainnya," ujar Bupati Sunur saat bersama rombongan Forkopimda Kabupaten Lembata melakukan kunjungan kerja di Desa Lamawara, Kecamatan Ile Ape, Selasa (11/1/2021).
Baca juga: Ketua MUI Ngada Dukung Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo Menjadi Calon Tunggal Kapolri
“Tadi juga saya lihat kerusakan atap rumah warga yang berada di pinggir jalan banyak yang sengnya sudah keropos, karatan semua sehingga berlubang," tambahnya.
Dikatakannya, dari hasil identifikasi tim ahli pemerintah yang diutus akan diatur skema pembiayaannya. Pemerintah punya anggaran namun proses mengeluarkan uang itu ada aturannya yang harus didudukan dengan benar sehingga tidak menimbulkan masalah lain.
Baca juga: Pasien Probable di TTS Meningkat
“Untuk pengungsi asal Desa Jontona, kita masih menunggu rekomendasi dari PVMBG melalui pos pengamatan Ile Lewotolok,” terangnya.
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, didampingi jajaran forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) Lembata bersama pimpinan OPD terkait, temui warga Desa Kecamatan Ile Ape Timur, Selasa (12/01/2021) pasca proses reevakuasi para pengungsi erupsi gunung Ile Lewotolok sejak 3 Januari lalu.
Sebelumnya, Satgas Tanggap Darurat erupsi Ile Lewotolok telah pulangkan warga asal 15 Desa dari 2 Kecamatan (Minggu, 3/01) di mana hingga saat ini warga Desa Jontona-Kecamatan Ile Ape Timur masih berada di posko utama pengungsian dan sebagian besar berada di rumah keluarga yang tersebar di Kota Lewoleba (pengungsi mandiri).
Dalam kunjungan kerja tersebut, Bupati Sunur bersama rombongan berdialog dengan warga yang ditemui baik di rumah-rumah maupun di beberapa titik pertemuan, menanyakan kondisi kesehatan serta kendala yang masih dihadapi pasca reevakuasi.
Kunjungan tersebut berawal dari Desa Todanara di Kecamatan Ile Ape Timur hingga Desa Lamawara-Kecamatan Ile Ape. Sesuai informasi yang diterima satgas tanggap darurat, sebagian rumah warga 3 desa di Kecamatan Ile Ape (Desa Bungamuda, Lamawara dan Amakaka) terdampak kerusakan atap saat erupsi eksplosif 29 November lalu.
Kepada awak media, Bupati Sunur berujar kegiatan kunjungan itu dilaksanakan untuk mendengar informasi dari warga, memastikan proses adaptasi yang dilakukan dan memastikan upaya pengendalian penyebaran Covid-19 tetap berjalan.
“Kita mau lihat dan dengar laporan warga pasca reevakuasi, dimana rata-rata tadisampaikan soal keterbatasan air bersih dan rawan pangan akibat mereka tidakmaksimal untuk berkebun, bukan gagal panen, sekalipun daerah ini punya potensi gagal panen dari tahun-ke tahun.Tetapi ini tidak, karena ruang untuk mereka berkebun sangat dibatasi karena ada rekomendasi agar aktivitas warga dibatasi pada radius tertentu," paparnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)