Terduga Teroris Makassar Pengusaha Bubur Terkait Peledakan Bom di Gereja Filipina
Oknum terduga teroris Makassar pengusaha bubur terkait peledakan bom di Gereja Filipina
Pihaknya pun beberapa kali memberitahu MR dan SA untuk tidak melanjutkan aktifitasnya tersebut. Apalagi Iwan sudah mengetahui, keluarga keduanya sudah dipantau pihak kepolisian.
"Sudah pernah kita nasihati namun selalu mengelak," kata Iwan.
Sempat Melawan
Markas besar kepolisian RI membenarkan telah melakukan giat penangkapan teroris kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Makassar, Sulawesi Selatan.
Penangkapan itu dilakukan oleh tim densus 88 Antiteror Mabes Polri tepatnya di Villa Mutiara Cluster Biru, Jalan Boulevard, Bulurokeng, Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan sekitar pukul 06.00 WITA.
"Densus 88 AT/Mabes Polri telah melaksanakan penangkapan teroris kelompok JAD yang berafiliasi atau pendukung Khilafah atau ISIS. Jadi bukan terduga teroris lagi tapi teroris," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan.
Ahmad menuturkan tim Densus 88 menangkap sebanyak 20 orang teroris JAD. Dari seluruh pelaku yang ditangkap, tiga di antaranya harus ditembak karena mencoba melawan petugas dengan senjata tajam.
Menurut Ahmad, dua orang pelaku meninggal dunia dan satu orang harus mendapatkan perawatan di RS Bhayangkara.
"Satu orang mengalami luka tembak atas nama I (34) saat ini dibawa dan dirawat di RS Bhayangkara, sementara 2 orang meninggal dunia karena pada saat penangkapan keduanya melakukan perlawanan dengan masing-masing menggunakan senjata tajam jenis parang dan senapan angin jenis PCP atas nama MR (46) dan SA (23)," ujar Ahmad.
Menurut Ahmad, kedua tersangka yang tewas ditembak diketahui merupakan anggota dari kelompok JAD di Makassar. MR dan SA juga telah berbaiat kepada ISIS pada 2015 lalu di Ponpes Aridho.
"Kedua tersangka bersama dengan jaringannya yang terpusat di Villa Mutiara menamakan dirinya sebagai kelompok Anshor Daulah bersama dengan ratusan jemaah lainnya menyatakan baiat kepada khilafah atau ISIS pada tahun 2015 di Ponpes Aridho Pimpinan ustaz Basri yang meninggal dunia di Nusakambangan dalam kasus teror," kata Ahmad.
Ahmad menuturkan pihaknya juga pernah mengadakan pengajian khusus untuk JAD di Villa Mutiara dan Yayasan Aridho. Selain itu pada tahun 2016 lalu, dia bersama keluarganya pernah mencoba berangkat ke Suriah.
"Pada tahun 2016 bersama keluarga hijrah atau bermaksud bergabung dengan organisasi ISIS di Suriah namun dapat dibatalkan di Bandara Soetta,"ujarnya.
Ia menuturkan kedua tersangka juga pernah terlibat dalam pengiriman dana kepada pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Zolo di Philipina.
Sementara itu, keduanya juga pernah menjadi fasilitator pelarian Andi Baso yang merupakan DPO Bom Gereja Oukumaene di Samarinda tahun 2017 lalu.