Jangan Panik, Begini Efek Samping Usai Vaksin Covid 19 di AS, Bagaimana di Indonesia? Apakah Sama?
Jangan Panik, Begini Efek Samping Usai Vaksin Covid 19 di AS, Bagaimana di Indonesia? Apakah Sama?
POS-KUPANG.COM - Jangan Panik, Begini Efek Samping Usai Vaksin Covid 19 di AS, Bagaimana di Indonesia? Apakah Sama?
Dr Anthony Fauci, pakar imunologi asal Amerika Serikat yang menjabat sebagai direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, bersama dengan sekitar 2 juta penduduk AS telah divaksin Covid-19 minggu lalu.
Seperti kebanyakan orang yang menerima vaksin, Fauci mengatakan bahwa satu-satunya efek samping yang dialami adalah lengan terasa sakit.
Baca juga: PPPK Dapat Uang Pensiun Seperti PNS, Penjelasan Kepala BKN, Segera Daftar Guru PPPK 2021
Baca juga: Promo Pizza Hut Paket Sensasi Double Mulai Rp 35.000, PHD Double Box Hanya Rp 113 Ribu
Baca juga: Kebaktian Minggu Pdt Mesakh Dethan di Jemaat GMIT Kefas: Roh Tuhan Menyembuhkan dan Memulihkan
Baca juga: Simak Amanat Kapolda NTT Dalam Sertijab Pejabat Baru di Polda NTT, INFO
"Satu-satunya hal yang saya rasakan, mungkin sekitar 6-10 jam setelah vaksin adalah lengan saya terasa sakit selama 24 jam," kata Fauci dilansir BGR, Jumat (1/1/2021).
Selain itu, Fauci tidak mengalami efek samping lain yang mengganggu.
Dari pengalaman banyak orang, efek samping seperti yang dirasakan Dr Fauci tidak jarang terjadi.
Inilah sebabnya ada banyak harapan dari vaksin Pfizer dan Moderna.
Selama uji klinis, tidak ada vaksin Covid-19 yang terbukti menyebabkan efek samping serius.
Jika relawan melaporkan gejala seperti sakit kepala dan nyeri otot, gejala tersebut biasanya hilang dalam 24 jam.
Memang ada laporan penerima vaksin mengalami reaksi alergi yang parah.
Namun indikasi awal menunjukkan bahwa individu tersebut cenderung memiliki riwayat alergi.
Misalnya, Dr. Hossein Sadrzadeh - yang memiliki alergi kerang yang parah - mengatakan kepada The New York Times bahwa tekanan darahnya naik dan dia mengalami syok anafilaksis setelah menerima vaksin.
Sebelum pergi ke UGD, Sadrzadeh menggunakan EpiPen pada dirinya sendiri.
Menurut laporan, kondisi Sadrzadeh sekarang baik-baik saja. Meskipun demikian, CDC masih menyarankan orang dengan alergi yang tidak terlalu parah untuk mendapatkan vaksin.
Mereka yang punya riwayat alergi diminta menunggu selama 15 menit setelah injeksi untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
Perlu dicatat bahwa kelangkaan efek samping yang parah bukanlah satu-satunya alasan mengapa vaksin Pfizer dan Moderna pada akhirnya dapat mengalahkan virus corona.
Sama pentingnya adalah bahwa kedua vaksin itu ditemukan sekitar 95 persen efektif dalam mencegah seseorang terjangkit virus corona, angka yang mengesankan yang membuat banyak peneliti lengah.
Terakhir, perlu dicatat bahwa pengembangan vaksin virus corona yang efektif hanyalah setengah dari perjuangan.
Pertarungan lain terletak pada meyakinkan mayoritas orang untuk melakukan vaksinasi, sesuatu yang perlu terjadi untuk mencapai herd immunity dan mencegah wabah di masa depan. Sesuai standar WHO, vaksin Covid-19 akan diberikan dua kali penyuntikan, dengan jarak dosis kedua diberikan setelah tiga minggu dari vaksin pertama.
Baca juga: Elsa dan Angga Bikin Rencana Untuk Celakakan Al dan Andin, Rencana Jahat Terkuak? SIMAK Ikatan Cinta
Baca juga: PPPK Dapat Uang Pensiun Seperti PNS, Penjelasan Kepala BKN, Segera Daftar Guru PPPK 2021
Baca juga: Simak Amanat Kapolda NTT Dalam Sertijab Pejabat Baru di Polda NTT, INFO
Vaksin Covid-19 di Indonesia Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, setidaknya membutuhkan waktu selama 3,5 tahun untuk dapat menyelesaikan proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Hal itu berdasarkan perhitungan pemerintah terhadap jumlah sasaran vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. "Kira-kira butuh waktu 3,5 tahun untuk vaksinasi semuanya," ujar Budi dikutip dari siaran pers di laman resmi Kemenkes, dikutip Kompas.com Sabtu (2/1/2021).
Lebih lanjut, pihaknya merinci pembelian vaksin oleh Pemerintah Indonesia berasal dari lima jalur.
Sebanyak empat jalur berasal dari kerja sama bilateral dengan empat produsen yaitu Sinovac dari China, Novavax dari Kanada-Amerika, Pfizer dari Jerman-Amerika dan AstraZeneca dari Swiss-Inggris.
Kemudian, satu jalur lain berasal dari kerja sama multilateral yakni COVAX/GAVI dari aliansi vaksin GAVI dengan didukung WHO dan CEPI. Budi menegaskan, komunikasi terus dilakukan secara intens, mengingat saat ini vaksin menjadi komoditas yang paling diperebutkan oleh seluruh negara di dunia.
"Karena memang ini belum ada barangnya, kita harus siap-siap. Jadi ada isu kemanusiaan di sini, itu sebabnya kita agresif mencari vaksin, meski vaksinnya belum terbukti kita sudah DP duluan.
Kenapa? Karena nanti kita ngak kebagian," ucapnya. Sesuai dengan standar dari WHO, nantinya setiap penduduk akan dilakukan dua kali penyuntikan.
Baca juga berita lainnya:
Sebahyak 13.200 veil vaksin corona Sinovac tahap pertama untuk Provinsi NTT Tiba di Kupang pada Selasa (5/1/2021) pagi. Pengangkutan vaksin Govid-19 tahap pertama ini menggunakan penerbangan Batik Air.
Penurunan Vaksin (Vaccine & Sera) dari pesawat Batik Air dengan Nomor penerbangan ID-6540 dilaksanakan oleh petugas pada pukul 06.24 Wita seletah pesawat yang membawa vaksin dari Jakarta itu landing di Bandara Internasional El Tari Kupang pada 06.15 Wita.
Setelah diturunkan, sekira pukul 06.35 Wita, sebanyak 7 koli vaksin dengan berat 256 kg itu dibawa dengan pengawalan dari Apron menuju terminal Cargo Bandara Internasional El Tari Kupang.
Penyerahan secara resmi vaksin tersebut dilakukan oleh SN Cargo ke Pemerintah Provinsi NTT yang diwakili oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan NTT, Emma Simanjuntak. Penyerahan yang berlangsung pada pukul 06.40 Wita itu disaksikan Karo Ops Polda NTT Kombes Pol Ulami Sudjaja, Dirlantas Polda NTT Kombes Pol Iroth Laurens Recky, Danyon A Pelopor Brimobda Polda NTT Kompol Denis Leihitu dan maneger Ops Angkasa Pura 1 Fabianus Kliruk.
Pada pukul 06.46 Wita, petugas memasukan vaksin tersebut ke truck Colt diesel SN Cargo Nopol DH 9446 BD dan diangkut menuju Gudang UPT Pengelolaan Obat, Vaksin dan Perbekalan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi NTT di Pulau Indah, Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang dengan pengawalan dari anggota Brimob Polda NTT.
Kepada Wartawan, Emma Simanjuntak mengatakan bahwa pengiriman pertama untuk distribusi tahap pertama terdiri dari 13.200 vaksin dalam 7 koli tempat penyimpanan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan provinsi NTT dr. Mese Ataupah mengatakan vaksin Corona Sinovac yang tiba di Bandara Internasional El Tari pada pukul akan disimpan sementara di Gudang UPT Pengelolaan Obat, Vaksin dan Perbekalan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi NTT.
"Besok vaksin Covid-19 datang pukul 06.30 Wita menggunakan pesawat Batik Air, kemungkinan sampai di Gudang Dinas Kesehatan provinsi NTT pada 07.30 Wita," ujar dr. Mese kepada POS-KUPANG.COM pada Senin (4/1) siang.
Menurut dr. Mese, vaksin tersebut sangat sensitif sehingga penyimpanan harus dilakukan dengan baik. Penyimpanan vaksin tersebut ditempatkan pada cold chain dengan suhu antara 2-8 derajat celcius.
"13.200 vaksin itu kalau sudah datang kita tinggal lakukan penyimpanan yang baik, diatur suhunya tepat yaitu 2-8 derajat celcius dan tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang karena vaksin ini sangat sensitif. Kita harus mempertahankan suhu vaksin ini di posisi 2-8 derajat," kata dr. Mese.
Karena itu, cold chain untuk Provinsi NTT akan ditempatkan di Gudang UPT Pengelolaan Obat, Vaksin dan Perbekalan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi NTT.
Pihak Dinas Kesehatan Provinsi NTT telah mempersiapkan 1 unit cool room dengan kapasitas 20 ribu liter. Selain itu, juga dipersiapkan sebanyak 7 buah refrigerator untuk vaksin serta 1 refrigerator untuk pembuatan ice pack yang ditempatkan di lokasi tersebut.
Vaksin tersebut, kata dia, rencananya akan didistribusikan ke seluruh kabupaten kota untuk pelaksanaan vaksinasi massal tahap pertama bagi tenaga kesehatan.
Baca juga: Elsa dan Angga Bikin Rencana Untuk Celakakan Al dan Andin, Rencana Jahat Terkuak? SIMAK Ikatan Cinta
Baca juga: Promo Pizza Hut Paket Sensasi Double Mulai Rp 35.000, PHD Double Box Hanya Rp 113 Ribu
Namun demikian, menurut mantan penjabat Bupati Malaka itu, distribusi belum dilakukan saat ini. Pihaknya mengagendakan akan melakukan distribusi pada pertengahan Januari setelah seluruh tenaga vaksinator dan seluruh fasilitas kesehatan di daerah siap.
Ia menjelaskan, sebanyak 400 tenaga vaksinator dari seluruh NTT akan disiapkan untuk melaksanakan vaksinasi massal. Mereka akan mengikuti pelatihan secara daring pada pekan depan untuk mempersiapkan proses vaksinasi.
Selain itu, dr. Mese juga berharap agar Pemerintah Kabupaten Kota melalui Dinas Kesehatan untuk memastikan kesiapan cold chain di setiap kabupaten. Pasalnya berdasarkan laporan, masih ada persoalan terkait ketersediaan cold chain.
"Yang jadi masalahnya adalah di fasilitas kesehatan yang ditargetkan itu 370 masih terdapat cold chain (rantai dingin) yang masih bermasalah di beberapa tempat. Itu ada yang rusak ada yang tidak ada," ujar dr. Mese.
Ketika ditanya spesifik, ia enggan menyebutnya. "Kabupaten mana mana? Itu hampir di semua tempat," kata dia.
"Kami telah minta untuk Kabupaten/, Kota Dinasnya untuk cepat mengadakan cold chain, ini yang paling sulit kemudian segera melatih 400 tenaga vaksinasi (vaksinator) tahap pertama 200 dan kedua 200 orang," sambungnya.
Ia juga mengharapkan agar ada kesiapan rantai dingin di tingkat faskes untuk menerima dan menyimpan vaksin tersebut. "Hampir semua kabupaten itu pengadaan sendiri. Kalau dulu terima dari pusat, tapi akhir akhir ini pengadaannya dari DAU, tiap faskes satu cold chain," kata dia.
Ia memastikan, pelaksanaan vaksin akan dilakukan setelah pelatihan vaksinator dan seluruh fasilitas kesehatan siap. "Pokoknya setelah pelatihan, kita distribusi. Sebelum Februari kita sudah vaksinasi," pungkas dr. Mese.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul https://www.kompas.com/sains/read/2021/01/03/120000423/usai-vaksin-covid-19-inilah-efek-samping-yang-dirasakan-warga-as?page=all