Tebal Muka, Gisel Masih Bisa Pamer Senyuman Usai Jadi Tersangka, Psikolog Sebut Sudah Terbiasa
Lain halnya dengan Gisella Anastasia . Wanita yang sudah ditetapkan jadi tersangka kasus video mesum berdurasi 19 detik ini seperti tebal muka. Ia mal
Tak hanya itu, netizen juga tampak beramai-ramai menyinyiri kekasih Wijaya Saputra tersebut.
Kendati dihantam badai kehidupan hingga terancam masuk bui, Gisel tampak kalem menghadapi masalah tersebut.

Gisella Anastasia
Ya, ia tampak masih saja aktif di sosial media, khusunya Instagram.
Tak hanya itu, Gisel juga masih aktif mengunggah video dirinya sedang melakukan endorsment.
Dan ekspresi Gisel saat ada di video-video di akun Instagram pribadinya, Gisel masih terlihat sumringah. Kok bisa?
Dilansir dari tayangan Hot Issue di kanal Youtube Indonesiar pada Jumat (01/01), Kasandra Putranto, seorang psikolog beberkan cara sang artis.

Gisella Anastasia dan psikolog
Dinyatakan Kasandra, Gisella Anastasia yang sudah lama berprofesi menjadi seorang artis sudah terlatih menyembunyikan ekspresinya jika sedang ada masalah.
Ia pun menyebut, walau Gisel terlihat tertawa belum tentu sang artis sedang dalam keadaan bahagia.
"Kita tidak menyimpulkan, bahwa ketika seseorang mungkin tertawa, mungkin kelihatan bahagia, itu belum tentu menampilkan atau perasaan diri yang sebenarnya," ucap Kasandra.
"Apalagi yang bersangkutan punya profesi sebagai selebritis dimana tentu sudah terlatih untuk mengendalikan pikiran dan perasaannya dari mata kamera atau dari mata publik," lanjutnya.
Baca Juga: Selama Ini Bungkam Mulut Rapat-rapat, Roy Marten Beri Jawaban Mengejutkan saat Dicecar Soal Penyebab Perceraian Gading Marten dan Gisella Anastasia : Dia Bilang Gading Terlalu Baik
Tak hanya itu, Kasandra juga membeberkan alasan lain mengapa Gisel tampak lebih tenang.
Selain memang sudah terlatih menyembunyikan ekspresi, Kasandra juga menyebutkan bahwa Gisella Anastasia ini masih banyak yang mendukung.
Karena kita tahu, sejak kasus video syur 19 detik itu tersebar, Wijin, pacarnya Gisel masih saja mendukungnya.
"Terutama tadi apabila ada tekanan lalu kemudian kondisi eksternal, kondisi internal tapilah kemudian ada pendampingan, ada intervensi, ya bisa diharapkan gangguan psikologisnya bisa menjadi lebih ringan," pungkas Kasandra.*