NTT Dapat 13 Ribu Vaksin Corona Esok Tiba Kupang

Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan mengagendakan untuk melaksanakan vaksinasi massal di seluruh Indonesia mulai awal 2021

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/YENI RACHMAWATI
Kepala Dinas Kesehatan NTT, dr. Mese Ataupah 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan mengagendakan untuk melaksanakan vaksinasi massal di seluruh Indonesia mulai awal 2021.

Kini vaksin Corona Sinovac yang telah siap didistribusikan bagi masyarakat berjumlah 3 juta dosis vaksin setelah 1,8 juta dosis vaksin Corona Sinovac tahap kedua tiba di Indonesia pada Kamis, 31 Desember 2020 lalu.

Saat itu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksin akan disitribusikan ke 34 provinsi di Indonesia sebelum masyarakat masuk kerja pada Januari 2021.

Baca juga: Jokowi: Amankan Vaksin Covid-19

Terkait distribusi tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dr. Mese Ataupah mengatakan vaksin Corona Sinovac akan tiba di Provinsi NTT pada Selasa, 5 Januari 2020 besok.

"Kalau informasi keseluruhan secara serentak tanggal 3 (Minggu, 3 Januari), tetapi mungkin informasi yang baru kami terima, Selasa akan masuk NTT," ujar dr. Mese Ataupah saat dihubungi Pos Kupang, Minggu (3/1/2020).

Baca juga: Ayu Ting Ting: Jatuh Cinta

Ia mengatakan, setelah vaksin Corona Sinovac itu tiba di Kupang, maka Dinas Kesehatan Provinsi bersama Gugus Tugas akan melakukan distribusi ke kabupaten/kota sesuai kebutuhan.

Mantan penjabat Bupati Malaka itu menjelaskan, untuk tahap pertama, akan tiba sekitar 13 ribuan dosis vaksin untuk Provinsi NTT. Vaksin tersebut diproyeksikan untung tenaga kesehatan di seluruh NTT yang telah mendaftar.

"Tahap pertama, di semua daerah, untuk tenaga Kesehatan yang telah mendaftar dan telah mendapat aplikasi. Mereka yang diajukan ke tempat penyuntikan vaksin," jelas dr. Mese.

Sebelumnya, Gugus Tugas Pencegahan dan penanggulangan Covid-19 NTT telah mengajukan permohonan vaksin kepada Kementerian Kesehatan RI sebanyak 7.360.953. Vaksin tersebut rencananya akan diberikan bagi warga dengan sasaran kelompok usia 18-59 tahun dan 60 tahun ke atas.

"Kita telah ajukan vaksin Covid-19 sebanyak 7.360.953 buah untuk rencana vaksinasi massal," ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi NTT, David A. Mandala beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, setiap orang mendapat vaksin Covid-19 sebanyak 2 kali dengan interval waktu pemberian minimal 14 hari dari dosis pertama.

"Kebutuhan vaksin berdasarkan jumlah sasaran di NTT sebanyak 6.407.764 vial (untuk 2 kali pemberian). Dalam pemberian imunisasi Covid-19 dibutuhkan Auto Disposible Syringe (ADS) sebanyak 6.407.764 pcs dan Safety Box (SB) kapasitas 5 liter sebanyak 64.078 box," jelasnya.

Sementara itu, estimasi jumlah kebutuhan untuk sasaran tersisa usia 18 -59 tahun dari tenaga kesehatan, TNI, Polri dan Anggota TNI, Polri, Satpol PP serta Pelayanan Publik sebanyak 38.500.

"Kebutuhan vaksin sebanyak 89. 232 vial (untuk 2 kali pemberian). Dalam pemberian imunisasi Covid-19 dibutuhkan Auto Disposible Syringe (ADS) sebanyak 89. 232 pcs dan Safety Box (SB) kapasitas 5 liter yang sebanyak 892 box," jelas Mandala.

13.800 Perawat Siap

Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Aemilianus Mau mengatakan, perawat yang tergabung dalam PPNI NTT siap menerima vaksin.

Meski informasi yang ia peroleh masih secara lisan, ia akan mengimbau para perawat di NTT yang berjumlah sekitar 13.800-an orang untuk bersedia menerima vaksin tahap pertama.

"Kami sebagai pemberi layanan kesehatan itu tentunya memberikan contoh kepada masyarakat agar gelombang berikutnya (masyarakat) tidak ragu menerima vaksin ini. Yang dikhawatirkan masyarakat itu kan apakah vaksin bisa memberikan perlindungan optimal, tidak menimbulkan efek samping yang mematikan, itu yang dikhawatirkan," jelas Aemilianus kepada Pos Kupang melalui sambungan telepon, Minggu (3/1).

Menurut Aemilianus, pihaknya masih menanti pemberitahuan resmi (tertulis) terkait jadwal vaksin. Setelah mendapatkan surat resmi, maka akan diteruskan ke kabupaten/kota untuk diikuti perawat.

Terkait jumlah perawat terdampak Covid-19 sendiri, data Tim Satgas Penanganan Covid-19 DPP PPNI per Minggu, 3 Januari 2021 menyebut, sebanyak 4513 perawat terkonfirmasi Covid-19, 241 suspek, 851 kontak erat, 81 probable, 2222 sembuh, dan 173 meninggal.

Dari Maumere dilaporkan, sebanyak 1.887 tenaga kesehatan (Nakes) di Kabupaten Sikka akan divaksin Covid-19. Dinas Kesehatan Sikka telah menyiapkan sejumlah fasilitas untuk program vaksinasi Covid-19 tersebut.

"Kita sudah persiapan dengan simulasi pelatihan terhadap 216 vaksinator untuk melakukan vaksinasi Covid-19 pada 1.887 tenaga kesehatan. Kita sekarang hanya menunggu vaksinasi yang dikirim oleh pusat melalui Kupang," ujar Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus kepada wartawan di Maumere, Minggu (3/1)

Ia menjelaskan, di Sikka ada 25 puskesmas dan hanya 18 puskesmas yang sudah disiapkan meletakkan alat rantai dingin atau cold chain. Sedangkan 7 puskesmas belum ada jaringan internet.

"Untuk vaksinasi Covid-19 ini kan harus connect dengan internet yang terintegrasi dengan pusat. Jadi ada 7 puskesmas yang tidak bisa pasang cold chain. Soal listrik sudah aman semua," ujarnya.

Kadis Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Paulus Mami menjelaskan, Mabar juga telah menyiapkan fasilitas pendukung di sejumlah puskesmas guna pelaksanaan vaksinasi Covid-19.

"Data-data sudah kami kirim, dan kami saat ini tengah menanti jenis vaksin yang akan dikirim ke sini, jadi sudah dikelompokkan. Lalu, permintaan faskes (fasilitas kesehatan) yang ada di Kabupaten Mabar sudah kami kirimkan juga, nanti pemerintah pusat akan turun untuk bagaimana rencana tingkat lanjut," ungkapnya.

Vaksin Covid-19 yang akan diterima, lanjut Paulus, akan didistribusikan ke seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Mabar. Namun didahului sosialisasi, karena cara penyuntikan akan dilihat lagi bagaimana.

Di Kabupaten Sumba Timur juga sudah menyiapkan tenaga untuk melakukan vaksinasi Covid-19. Pemerintah juga telah memetakan wilayah yang menjadi sasaran vaksinasi.

Bupati Sumba Timur, Drs. Gidion Mbilijora, M.Si, Minggu (3/1/2021) menjelaskan, untuk vaksin Covid-19 tentu dilakukan secara masal, karena itu pemerintah harus menyiapkan tenaga vaksinasi. Namun, sampai saat ini pihaknya belum menerima juklak vaksinasi Covid-19 dari pemerintah pusat.

Lebih lanjut dikatakan, biasanya jika ada vaksinasi masal, maka dari jauh hari pemerintah pusat sudah mengirim juklak.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Sumba Timur, dr. Chrisnawan Try Haryantana, mengatakan, sambil menanti distribusi vaksin Covid-19 dari pusat, maka Pemkab Sumba Timur melalui Dinkes mulai mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan vaksin.

"Selain SDM, soal distribusi vaksin dari pemerintah pusat, kemudian provinsi dan kabupaten, sehingga jika mulai didistribusikan, maka rantai dingin atau cold chain dipastikan betul berfungsi," kata Chrisnawan.

Berlangsung 15 Bulan

Juru Bicara Vaksin Covid-19 Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan yang digelar secara virtual, Minggu (3/1/2021) mengatakan, sesuai jadwal yang telah disusun pemerintah, vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada pekan kedua atau ketiga Januari 2021.

Pasalnya, kata dia, pemerintah telah menargetkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Tanah Air selama 15 bulan, mulai Januari 2021 hingga Maret 2022.

"Kami rasanya cukup optimistis untuk sesuai jadwal yang disusun bahwa vaksinasi ini dimulai pada minggu kedua atau ketiga Januari 2021," kata Nadia.

Nadia mengatakan, Pemerintah RI sudah menerima informasi dari uji klinis vaksin Sinovac di Brasi dan Turki. Hasilnya menunjukkan hal yang positif. Hasil uji klinis tersebut selaras dengan pengujian yang tengah dilakukan di Bio Farma, Bandung. Hal tersebut menjadi faktor penambah keyakinan pemerintah untuk segera melaksanakan vaksinasi Covid-19 dalam kuartal pertama 2021.

Dalam kurun waktu 15 bulan tersebut, pelaksanaan vaksinasi akan berlangsung dalam dua periode yang diperuntukkan bagi 181,5 juta jiwa. Periode pertama rencananya akan berlangsung dari Januari hingga April 2021.

"Dan akan memprioritaskan kepada 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas publik yang ada di 34 provinsi," kata Nadia.

Sementara periode dua berlangsung selama 11 bulan dari April 2021 hingga Maret 2022. Periode kedua akan menjangkau mereka yang tak terdaftar pada pelaksanaan vaksinasi periode pertama.

Tahapan Vaksinasi

1. Garda terdepan yakni medis dan Paramedis contack tracing, pelayanan public seperti Bandara, Pelabuhan, Damkar, serta TNI/Polri, Satpol PP dan aparat hukum.
2. Masyarakat yakni tokoh agama atau tokoh masyarakat (perangkat daerah dari tingkat kecamatan, desa, RT/RW) serta pelaku ekonomi strategis misalnya pasar dan pariwisata.
3. Seluruh tenaga pendidik baik PAUD/TK, SD, SMP, SMA dan sederajat serta Perguruan Tinggi.
4. Aparatur Pemerintah yakni di tingkat Pusat, Daerah serta Legislatif.
5. Peserta BPJS PBI.
6. Masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya.
7. Masyarakat yang berusia di atas 60 tahun.

Sebaran Kematian Dokter Berdasarkan Bulan di Tahun 2020

Maret : 12 orang
April : 13 orang
Mei : enam orang
Juni : 11 orang
Juli : 27 orang
Agustus : 32 orang
September : 28 orang
Oktober : 24 orang
November : 32 orang
Desember : 52 orang  (hh/cr1/ris/ii/yel/kompas.com)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved