KALEIDOSKOP 2020: Pandemi Corona Tak Kunjung Usai

ANCAMAN Corona virus Disease 2019 ( Covid-19) bagi masyarakat Indonesia di pengujung tahun 2020 belum juga berhasil ditanggulangi Pemerintah

Editor: Kanis Jehola
Freepik
Ilustrasi Virus corona 

POS-KUPANG.COM - ANCAMAN Corona virus Disease 2019 ( Covid-19) bagi masyarakat Indonesia di pengujung tahun 2020 belum juga berhasil ditanggulangi Pemerintah. Meski optimisme telah dibangun dengan upaya pengadaan vaksin, namun laju penularan virus kian meningkat.

Pada Senin (28/12/2020) angka terkonfirmasi virus Corona di Indonesia mencapai 719 ribu kasus. 589 ribu pasien berhasil sembuh dari infeksi, sementara jumlah pasien meninggal dunia sejauh ini sudah sebanyak 21 ribu orang.

Lonjakan laju penularan virus Corona terjadi secara signifikan di pengujung tahun 2020. Penambahan orang terkonfirmasi Corona harian di Indonesia rata-rata selalu mencapai 6 ribu kasus.

Baca juga: Lala Karmela: Hikmah Pandemi

Tercatat kasus aktif nasional sebesar 15 persen dari total yang terkonfirmasi positif alias sebanyak 107 ribu kasus. Di tengah himpitan pandemi yang kian kencang, Pemerintah memprediksi lonjakan kasus Covid-19 akan kembali terjadi setelah libur panjang akhir tahun 2020.

Prediksi itu mengacu pada tren peningkatan jumlah kasus setiap selesai masa libur panjang. Pada periode Maret-Juli kasus aktif Covid-19 meningkat tajam, dari yang semula hanya 1.107 kasus menjadi 37.342 kasus, atau bertambah 36.235. Pada rentang periode ini terdapat libur panjang Hari Raya Idul Fitri.

Baca juga: Janus dan Gerak Perubahan Tahun Baru 2021

Pada periode Agustus-Oktober lonjakan kasus aktif Covid-19 kembali terjadi. Dari 39 ribu mencapai 66 ribu kasus. Kenaikan sebesar 27 ribu kasus terjadi hanya dalam waktu dua bulan. Pada periode ini terdapat dua fase libur panjang, yaitu perayaan Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus dan pada 20-23 Agustus.

Lonjakan kasus tertinggi terjadi di pengujung tahun 2020. Hanya dalam waktu satu bulan, November-Desember, penambahan kasus aktif Covid-19 mencapai 48 ribu kasus.

Di periode ini terdapat libur panjang 28 Oktober-1 November. "Kenaikan kasus aktif selalu terjadi setelah libur panjang," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Jumat (25/12/2020).

Kasus pertama Covid-19 ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China di pengujung tahun 2019. Tiga bulan setelahnya, pada Maret tahun 2020, kasus Covid-19 pertamakali teridentifikasi di Indonesia.

Kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi di Kota Depok pada 2 Maret 2020. Dua warga Depok, seorang guru dansa dan ibunya dinyatakan positif Covid-19.

Keduanya terinfeksi Covid-19 dari seorang warga negara (WN) Jepang yang adalah teman dekat dari guru dansa tersebut. Guru dansa itu diduga terinfeksi Covid-19 saat menemui WN Jepang itu di klub dansa Hotel Des Indes Jakarta pada 14 Februari 2020

Setelah dipastikan terinfeksi Covid-19, guru dansa dan ibunya serta seorang saudarinya dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Penemuan dua kasus Covid-19 di Indonesia ditanggapi sesumbar oleh Terawan Agus Putranto yang saat itu menjabat Menteri Kesehatan RI. Terawan saat itu mengecilkan risiko penularan Covid-19 di Indonesia.

Dia menyebut virus corona tidak lebih berbahaya dari difteri (infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan). Bahkan Terawan sempat mengklaim bahwa Covid-19 tidak lebih berbahaya dibanding flu biasa.

"Yang penting lakukan tindakan hidup sehat. Kita semua lakukan seperti biasa, apa yang berbeda, enggak ada. Difteri yang begitu hebat saja kita enggak ada takutnya. Apalagi ini corona," kata Terawan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok, 2 Maret 2020.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved