Dijuluki Predator Seksual, Pemuda Mesir Ini Akhirnya Divonis Penjara 3 Tahun
Ahmed Bassam Zaki, pria Mesir yang dijuliki predator seksual, divonis penjara 3 tahun karena terbukti melakukan pelecehan dan kekerasan seksual
Ini adalah kesaksian salah satu korban Ahmed Bassam Zaki. Sang korban berumur 19 tahun saat kejadian. Setelah pemerkosaan tersebut, Zaki mencoba memerasnya dan mengancam akan memberi tahu keluarganya segalanya jika dia tidak tidur dengannya.
Ibu korban kemudian mengambil ponsel dan laptop korban, memaksanya untuk menghapus semua akun media sosialnya dan menyuruh anaknya pergi ke luar negeri. Tetapi terhadap Zaki sendiri --pemerkosa dan pemeras-- keluarganya tidak melakukan tindakan apa pun.
Fakta bahwa seluruh beban ditimpakan pada korban dan bahwa korban dihukum dua kali sebagai akibatnya sering terjadi dalam kasus kejahatan seksual di Mesir.
Sementara di sisi lain, beberapa pelakunya, bebas berkeliaran. Tidak seperti kasus yang menimpa perempuan muda tadi, kebanyakan korban kekerasan seksual bahkan tidak berbicara kepada keluarganya tentang apa yang terjadi karena takut disalahkan dan dipermalukan.
Seperti yang ditunjukkan oleh banyak pernyataan perempuan Mesir di media sosial, di mana mereka yang berbicara tentang kejahatan seksual, tidak dipercaya atau bahkan dipersalahkan. Mengapa bisa begitu? Dan apa artinya para pelakunya bisa terus ‘berlenggang kangkung‘ tanpa hukuman?
Peran keluarga
Di Mesir, peran keluarga sangat penting dalam kehidupan sosial setiap individu dan berpengaruh besar dalam perkembangan kehidupan individu.
Di Mesir, keluarga masih menjadi elemen inti dan terpenting, serta dalam banyak kasus juga dapat dilihat sebagai cerminan masyarakat.
Studi-studi yang dilakukan seperti Laporan Kesenjangan Gender Global, Indeks Ketimpangan Gender dan survei internasional tentang kesetaraan antara pria dan perempuan di Afrika Utara dan Timur Tengah (IMAGES) menunjukkan bahwa ketidaksetaraan gender yang besar masih terjadi di Mesir.
Dalam Laporan Kesenjangan Gender Global 2020 dari World Economic Forum, Mesir berada di peringkat 134 dari 153.
Di Mesir, sebagian besar anak perempuan dan anak laki-laki masih dibesarkan dengan cara yang spesifikasi gender berbeda; anak perempuan harus mengurus rumah tangga dan pendiam, anak laki-laki harus kuat dan tangguh.
Tindakan dan karakteristik dinilai secara berbeda tergantung pada jenis kelamin. Laki-laki diharapkan untuk menjaga keluarga dan perempuan menjaga rumah.
Hanya dengan mematuhi peran-peran ini, mereka mendapat penerimaan dan pengakuan sosial.
“Masyarakat kita perlu mengubah pola pikirnya. Kita membutuhkan kesetaraan gender. Kita membutuhkan orang tua yang berhenti membesarkan anak-anak mereka secara berbeda hanya karena jenis kelamin mereka,” kata Youtuber Mesir dan aktivis Sherine Arafa.
Dia mengidentifikasi ketidaksetaraan gender sebagai salah satu penyebab utama kekerasan seksual tanpa hukuman di Mesir.