Breaking News

Berita Labuan Bajo Terkini

Konsumsi Daging Babi Tinggi Saat Perayaan Natal dan Tahun Baru, Ini Pesan Kadis PKH Kabupaten Mabar

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kabupaten Mabar, drh. Theresia P. Asmon mengatakan, masyarakat harus jelih untuk memilih daging babi

Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen
pk/gecio
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kabupaten Mabar, drh. Theresia P. Asmon 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana

POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Konsumsi daging babi masyarakat di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) meningkat saat natal dan jelang tahun baru, Selasa (29/12/2020).

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kabupaten Mabar, drh. Theresia P. Asmon mengatakan, masyarakat harus jelih untuk memilih daging babi yang sehat dan aman.

Terlebih, lanjut dia, saat ini Virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika tengah mewabah di Kabupaten Mabar.

"Daging babi biasanya menjadi pilihan masyarakat nasrani untuk merayakan pesta tahun baru, sehingga daging babi harus aman untuk manusia," ungkapnya.

Sementara itu, pihaknya pun konsisten melakukan pengawasan dan sosialisasi kepada masyarakat agar menanggulangi penyebaran virus ASF.

"Sebelum Natal, imbauan itu sudah disampaikan melalui paroki dan selama 2 hari ini tim Dinas PKH dengan team kecamatan, semua desa, danramil dan kapolsek," katanya.

Untuk kewaspadaan virus ASF, sembelih dan konsumsi daging babi aman, tetapi lanjut dia, pastikan limbah babi jangan kembali ke babi. 

"Peralatan yang terkontaminasi dibersihkan dengn detergent atau sabun. Musuh virus ASF adalah suhu panas dan detergent," katanya.

Sementara itu, hingga pekan lalu sebanyak 1.020 ekor babi berdasarkan investigasi petugas terkena virus ASF.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kabupaten Mabar, drh. Theresia P. Asmon mengimbau masyarakat agar tidak membuang bangkai babi sembarangan, Rabu (23/12/2020).

Hal tersebut dilakukan agar mencegah penyebaran Virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika di Kabupaten Mabar.

"Kalo ada babi yang mati, segera dikuburkan, sehingga bisa melindungi populasi yang lain," ungkapnya.

Saat ini, lanjut Asmon, kebiasaan masyarakat yang membuang bangkai babi sembarangan seperti membuang babi di sungai atau saluran air, padahal, babi yang mati seharusnya langsung dikuburkan.

"Kematian memang menurun di bulan Desember 2020 ini, khusus di Kecamatan Lembor ada masyarakat yang tidak bertanggung jawab membuang bangkai ke saluran air yang dimanfaatkan banyak masyarakat lainnya, tindakan ini juga mencemari lingkungan," tegasnya.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved