Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Selasa 29 Desember 2020: Buah dari Menunggu

Memang ada hal baik yang datang kepada mereka yang menunggu. Ada sesuatu yang indah yang akhirnya datang untuk mereka yang bersedia menunggu.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik, Selasa 29 Desember 2020: Buah dari Menunggu (Lukas 1:22-35)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - “Hal baik datang kepada mereka yang menunggu” dan “Beberapa hal memang layak untuk ditunggu.”  Benarkah?

Memang ada hal baik yang datang kepada mereka yang menunggu. Ada sesuatu yang indah yang akhirnya datang untuk mereka yang bersedia menunggu.

Pengkotbah bilang, "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir" (3:11).

Ini fakta yang menakjubkan, bisa membuat terkesima. "Sea heart" adalah jenis tumbuhan kacang-kacangan yang biasanya tumbuh di hutan-hutan tropis. Bentuknya menyerupai hati. Ia tumbuh seperti tanaman merambat, jauh di dataran tinggi. Tingginya curah hujan di hutan-hutan tropis sering membuat benih-benihnya jatuh dan terbawa arus sungai, lautan atau samudera.

Dan inilah hebatnya, benih "sea heart" ini bisa terus mengambang, dihanyutkan arus selama berbulan-bulan, bahkan tidak jarang bertahun-tahun. Ia dihempas ombak lautan, bahkan badai sekalipun.

Tapi pada akhirnya bila mendarat di pantai, di sebuah tempat baru yang sangat jauh dari tempatnya semula, benih "sea heart" akan tumbuh menjadi sebuah tanaman baru yang subur.

Menunggu itu ibarat menempuh perjalanan yang panjang, terkadang penuh riak dan gelombang dalam kehidupan, untuk sampai kepada sesuatu yang indah pada akhirnya. Seringkali kesabaran diuji. Seringkali orang harus terus bersabar menantikan Tuhan, menantikan pertolongan-Nya; menantikan yang terbaik sesuai waktu Tuhan dan bukan waktu dunia.

Dan waktu Tuhan ini bisa jadi terasa sangat lama dalam ukuran waktu manusia. Ada banyak yang tidak sabar akhirnya terjatuh kepada berbagai hal yang salah. Bersungut-sungut, patah semangat, hilang harapan, putus asa dan menyerah, atau bahkan mulai ragu dan mempertanyakan keberadaan Tuhan hingga menghujat Tuhan.

Tapi ada yang tetap bertahan dengan keyakinan teguh dan pada akhirnya sungguh menjadi kenyataan. Ia pun berujar, "Tuhan membuat indah pada waktunya".

Simeon berpegang pada janji Tuhan yang dinubuatkan berabad-abad, bahwa Mesias, Sang Juru Selamat akan datang. Ia menunggu dalam waktu yang panjang dan lama, hingga masa tuanya. Ia tetap menunggu dengan penuh iman, sebagai seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel.

Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan" (Luk 2:25-26).

Buah penantiannya itu akhirnya tiba. Ia bertemu dengan bayi Yesus, saat dipersembahkan kepada Tuhan oleh orang tuanya, Yusuf dan Maria.

Maka saat menyambut dan menatang bayi Yesus, ia berkidung, "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel" (Luk 2:29-32).

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved