Berita Timor Leste

Pengakuan Warga Tionghoa Timor Leste Usai Merdeka, Korban Kekerasan hingga Terusir dari Bumi Lorosae

Menurut The Interpreter, kehidupan orang-orang China di Timor Leste sudah menyebar dan membuat roda perdekonomian bergerak

Editor: Hasyim Ashari
Kolase/Timor Lests Flag/Pos Kupang
Kolase Xanana Gusmao dan bendera Timor Leste. Pengakuan Warga Tionghoa Timor Leste Usai Merdeka, Korban Kekerasan hingga Terusir dari Bumi Lorosae 

Pengakuan Warga Thionghoa Timor Leste, Korban Diskriminasi hingga Sedikit Yang Bisa Sekolah, Kenapa?

POS-KUPANG.COM - Sejak Timor Leste menjadi koloni Portugis, banyak orang China yang mulai tinggal di negara itu.

Mereka rata-rata adalah suami istri yang kemudian mengembangkan bisnis dan menetap di Timor Leste.

Menurut The Interpreter, kehidupan orang-orang China di Timor Leste sudah menyebar dan membuat roda perdekonomian bergerak.

Di pinggiran kota Dili misalnya, banyak tempat bisnis di jalankan oleh China, yang berkembang hingga saat ini.

Meskipun saat ini nyaris menjadi penguasa ekonomi di negara kecil itu, kehidupan orang China di Timor Leste ternyata tak semudah yang dibayangkan.

Konflik dan pergejolakan membuatnya sering menjadi sasaran diskriminasi oleh penduduk lokal.

Banyak orang China, mengalami diskriminasi dalam hal sederhana, misalnya diberi harga lebih mahal dalam membeli sayuran di pasar dan penghinaan.

Menjadi korban pelemparan oleh pemuda yang merasa bosan di pinggiran jalan, hingga tindakan keras yang lebih jahat lagi.

Banyak yang mengira bahwa orang China di Timor Leste adalah orang-orang berduit, padahal kenyataannya tidak semua.

Selama berabad-abad Timor Leste sebagai koloni Portugis, anak-anak Tionghoa-Timor dari pemilik bisnis imigran Tionghoa menjadi mayoritas populasi sekolah.

Karena keluarga Timor Leste tidak mampu membayar biaya yang dibebankan oleh pemerintah kolonial.

"Mereka berpikir, oh orang Tionghoa, kami hanya berbisnis, kami hanya pandai berbisnis, mereka punya uang, mereka bisa menyekolahkan anak mereka," kata Teresa Ku, 29 tahun kelahiran Tionghoa-Timor.

"Itu sebabnya ketika Anda bersekolah dulu, 95% kelasnya adalah orang Tionghoa-Timor, tetapi jika Anda pergi sekarang, Anda dapat menghitung satu atau mungkin dua siswa di kelas," katanya.

Tetapi keluarga Tionghoa-Timor dapat menelusuri garis keturunan mereka empat atau lima generasi atau lebih.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved