Mayoritas Siswi SMP dan SMA di Depok Mengaku Tidak Perawan Lagi, Lho Kok Bisa? Ini Ciri Fisik Mereka
"Itu (survey) di beberapa wilayah dengan sampling 4.700-an anak SMP dan SMA. Jadi jika diturunkan persentase itu atau yang dilansir di Depok itu benar
Mayoritas Siswi SMP dan SMA di Depok Mengaku Tidak Perawan Lagi, Lho Kok Bisa? Ini Ciri Fisik Mereka
POS-KUPANG.COM, JAKARTA -- Kabar sungguh sangat mengejutkan tiba-tiba datang dari Kota Depok, Jawa Barat.
Anggota DPR RI dari Komisi VIII Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Nur Azizah Tamhid mengungkapkan bahwa mayoritas siswi SMP dan SMA/SMK di Depok, Jawa Barat, sudah tidak perawan lagi.
Pernyataan tersebut, sejalan dengan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait yang menyatakan sependapat dengan pernyataan Nur Azizah.
Akan tetapi, jika pernyataan tersebut mengacu pada data lima tahun silam.
"Jadi apa yang dikatakan oleh kader PKS itu dibenarkan data lima tahun lalu kita sudah umumkan itu," ujar Arist saat dikonfirmasi, Rabu (23/12/2020).
Arist Merdeka Sirait mengatakan, dari persentase tersebut, sebanyak 61,2 di antaranya mengaku nekat menggugutkan kandungannya.
"Itu (survey) di beberapa wilayah dengan sampling sekira 4.700-an anak SMP dan SMA. Jadi jika diturunkan persentase itu atau yang dilansir di Depok itu dibenarkan dengan angka itu," paparnya.

Karena itu, Arist menegaskan data yang disampaikan oleh Nur Azizah Tamhid memang mirip dengan data yang dimiliki pihaknya, hanya berbeda pada jumplah samplingnya.
"Dari data kami, bahkan 97 persen lebih itu mengaku pernah nonton pornografi. Jadi perilaku seks remaja di Depok itu sesuai angka-angka itu. Makanya perlu diantisipasi," ujarnya.
Arist juga menyinggung soal Depok yang disebut Kota Layak Anak.
"Nyatanya tidak kan, tapi kan selalu dibantah. Apalah gunanya mengatakan ramah anak dan sebagainya tapi perilaku seks menyimpang dan korban anak masih banyak," tuturnya.
Lebih lanjut, Arist menyebut bahwa kasus kekerasan terhadap anak telah masuk katehlru abnormal, melebihi level darurat.
"Pemerintahan yang baru harus benar-benar berjanji mengurus kota yang didengung-dengungkan kota layak anak, bukan hanya infrastruktur, tapi semua lapisan harus memberikan perhatian lebih," ujarnya.
Prihatin