Pimpinan DPRD Memaknai Hari Ibu, Inche Sayuna: Kebijakan Pembangunan Harus Responsif Pada Perempuan
ibu menjadi momentum untuk membangun kesadaran untuk membebaskan kaum perempuan dari berbagai belenggu persoalan.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Pimpinan DPRD Memaknai Hari Ibu, Inche Sayuna : Kebijakan Pembangunan Harus Responsif Pada Perempuan
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Momentum hari ibu yang diperingati setiap 22 Desember merupakan momentum refleksi perjuangan bersama bagi kaum perempuan khususnya bagi para ibu.
Menurut Wakil Ketua DPRD NTT, Inche DP Sayuna, momentum tersebut menjadi penting karena tidak hanya merefleksikan ibu sekedar sebagai simbol kehidupan, tonggak penopang saat oleng, batu penjuru saat buntu, tapi lebih dari itu refleksi tersebut harus berangkat dan sesuai kapasitas masing-masing.
"Apakah yang sudah dilakukan untuk membuat sosok ibu benar-benar bermartabat dan sesuai dengan simbol yang didengungkan?" ujar Inche retoris.
Inche mengatakan, dalam kapasitas sebagai wakil rakyat, refleksi perjuangan bagi kaum perempuan termasuk para ibu diwujudnyatakan dalam setiap spirit pengambilan keputusan.
"Secara khusus saya dalam kapasitas sebagai pengambil kebijakan, saya kira perjuangan kami di lembaga DPRD Provinsi NTT adalah ingin memastikan bahwa semua kebijakan pembangunan itu responsif terhadap perempuan dan didukung dengan anggaran yang responsif juga," kata Inche saat dihubungi POS-KUPANG.COM, Selasa (22/12).
Politisi Partai Golkar itu menegaskan, target yang harus dilaksanakan adalah memastikan mindset semua pengambil kebijakan baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota harus tidak boleh bias gender atau netral gender. Tapi lebih dari itu, harus memahami dengan benar konsep keadilan gender bagi perempuan.
"Dan ini pergumulan yang tidak mudah. Perjuangannya sangat berat dan panjang," aku Inche.
Hingga saat ibu, ungkapnya, masyarakat NTT masih mendengar banyak perempuan yang mati melahirkan, anak kurang gizi, kekerasan dalam rumah tangga, buta huruf perempuan yang masih tinggi, sulitnya perempuan mendapatkan akses modal usaha, partisipasi perempuan yang rendah dalam pendidikan, human traficking, stunting, dan sejumlah persoalan lain.
Karena itu, momentum hari ibu menjadi momentum untuk membangun kesadaran untuk membebaskan kaum perempuan dari berbagai belenggu persoalan.
"Saya percaya dengan semakin banyak perempuan yang hadir di lembaga pengambil kebijakan secara bertahap, maka perempuan akan dibebaskan dari belenggu persoalan. Selamat hari ibu buat seluruh perempuan NTT," ucapnya.
Peringatan Hari Ibu ke-92 tahun 2020 di Indonesia mengangkat teman utama "Perempuan Berdaya Indonesia Maju".
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawanti berharap perempuan-perempuan Indonesia sadar betapa berharganya diri mereka.
Baca juga: Memaknai Hari Ibu, Perempuan NTT Didorong Tidak Ragu Menampilkan Diri
Baca juga: Jenis Baru Virus Corona Muncul di Inggris, Menyebar Lebih Cepat, Bagaimana Gejalanya?
"Saya berharap perempuan-perempuan Indonesia sadar betapa berharga dirinya. Utamanya karena tidak pernah berhenti merawat perjuangan para perempuan Indonesia di masa yang lalu, dalam gerak sekecil apa pun, yang berarti melebihi apapun," ujar I Gusti Ayu dalam Panduan Pelaksanaan Peringatan Hari Ibu ke 92 Tahun 2020 yang dikeluarkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) RI. (Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)