Korea Utara

PANAS, Korea Utara Ancam Akan Lakukan Provokasi Militer Setelah Joe Biden Resmi Jabat Presiden AS

Kini, denuklirisasi Korea Utara menjadi salah satu agenda yang tidak bisa dilewatkan oleh Gedung Putih.

Editor: Benny Dasman
Istimewa
Denuklirisasi Korea Utara menjadi salah satu agenda yang tidak bisa dilewatkan oleh Gedung Putih. Melansir War on The Rocks, ada beberapa pilihan yang bisa diambil Joe Biden dan administrasinya atas masalah ini. Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Korea Utara Akan Lakukan Provokasi Militer Setelah Joe Biden Resmi Jabat Presiden AS, https://manado.tribunnews.com/2020/12/23/korea-utara-akan-lakukan-provokasi-militer-setelah-joe-biden-resmi-jabat-presiden-as?page=4. Editor: Rizali Posumah 

Salah satu yang berhasil melakukan kebijakan ini adalah mantan penasihat keamanan nasional John Bolton.

Ia menuntut langkah denuklirisasi tunggal oleh satu pihak (Korea Utara).

Strategi ini menerapkan tekanan sanksi maksimum dan ancaman aksi militer preventif yang berguna melumpuhkan pemimpin Pyongyang agar melihat jika mereka justru lebih aman tanpa senjata-senjata nuklir tersebut.

Bedanya dengan model sebelumnya, negosiasi ini diwarnai dengan deklarasi penuh dan penyimpanan senjata-senjata nuklir Korea Utara, bahkan sebelum mereka dibekukan.

Rasionalisasinya adalah untuk menunjukkan jika satu pihak memang sudah dibekukan.

Meski jadi salah satu kebijakan paling mudah, kebijakan ini juga menjadi satu yang paling sulit.

Gaddafi saat itu tidak memiliki satupun senjata nuklir saat ia dibekuk, sedangkan Kim Jong-Un punya banyak.

Serta, Kim bisa belajar mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada Gaddafi setelah ia berikan semua senajtanya.

Biden kemungkinan akan memilih opsi ini jika Korea Utara benar-benar lakukan provokasi di awal tahun 2021 setelah inagurasinya.

Sementara itu, China dan Korea Selatan akan memprotes hal ini karena timbulkan guncangan di semenanjung Korea.

Meski begitu, Jepang akan mendukung penuh jika hal ini memang berhasil mendenuklirisasi penuh Korea Utara.

3. Model Trump

Cara selanjutnya adalah menggunakan para pemimpin untuk saling berkomunikasi.

Kebijakan ini muncul dari keyakinan jika ada dua tantangan utama dalam mencapai perdamaian, pertama tidak ada dialog langsung antara para pemimpin, yang memang absen sejak tahun 1994 sampai 2005.

Kedua adalah adanya ketidakpercayaan antara dua negara.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved