Virus Corona

Varian Baru Virus Corona di Inggris Lebih Ganas, SBY Peringatkan Jokowi: Lakukan Langkah Tepat

Varian Baru Virus Corona di Inggris Lebih Ganas, SBY Peringatkan Jokowi: Lakukan Langkah Tepat

Editor: Adiana Ahmad
KOMPAS.com/Cahyo/presidenri.go.id
Presiden ke-6 SBY dan Presiden Joko Widodo 

Hancock juga memperingatkan, aturan-aturan ketat bisa tetap berlaku sampai vaksin Covid-19 disuntikkan sepenuhnya.

"Kami bertindak sangat cepat dan tegas," kata Hancock kepada Sky News, seraya membenarkan adanya perintah "di rumah aja" dan penutupan toko-toko non-esensial.

Aturan ini akan berdampak ke sekitar sepertiga populasi "Negeri Ratu Elizabeth".

"Sayangnya strain baru ini di luar kendali. Kita harus mengendalikannya," ucap Hancock.

Sebelumnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Sabtu (19/12/2020) mengumumkan, orang-orang garus membatalkan rencana Natal dan tetap di rumah karena jenus baru virus corona ini menyebar jauh lebih cepat.

Kepada Sky News Hancock berkata, situasinya sangat serius.

"Akan sangat sulit mengendalikannya sampai kami mendapat vaksinnya. Inilah yang kita hadapi selama beberapa bulan mendatang."

Dilansir dari AFP, para ilmuwan pertama kali mendeteksi varian baru virus corona ini pada pasien bulan September.

Susan Hopkins dari Public Health England menerangkan kepada Sky News, pihaknya sudah menginfokan ke pemerintah pada Jumat (18/12/2020), ketika pemodelan mengungkap jenis baru virus corona tersebut.

Dia mengonfirmasi angka yang diberikan oleh Johnson, bahwa strain virus baru ini bisa 70 persen lebih mudah menular, tapi ini baru perkiraan awal.

"Saya rasa 70 persen angka yang sesuai saat ini," katanya.

Di Indonesia, Pengendalian Transmisi Lokal Terhadap Covid-19 Disebut Lemah

Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono menilai, dampak Covid-19 membuat penurunan kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Menurutnya, penurunan wisatawan mancanegara ini karena ada rasa takut terhadap lemahnya pengendalian transmisi lokal di luar area poses penerbangan.

"Dari pengamatan data lapangan kami, kegiataan kerumunan pada simpul-simpul ekonomi lokal dari bandara tujuan menuju akhir perjalanan atau dari asal menuju perjalanan belum bisa dikendalikan," ucap Agus dalam diskusi onlin Forwabuh, Sabtu (18/12/2020).

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved