Virus Corona
Varian Baru Virus Corona di Inggris Lebih Ganas, SBY Peringatkan Jokowi: Lakukan Langkah Tepat
Varian Baru Virus Corona di Inggris Lebih Ganas, SBY Peringatkan Jokowi: Lakukan Langkah Tepat
Varian Baru Virus Corona di Inggris Lebih Ganas, SBY Peringatkan Jokowi: Lakukan Langkah Tepat
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Dunia kembali digemparkan dengan munculnya varian baru virus corona di Inggris.
Varian baru virus corona di Inggris tersebut disebut-sebut lebih ganas dari Covid-19.
Menanggapi informasi tersebut Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), langsung mengingatkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengantispasi munculnya varian baru Virus Corona di Inggris.
Menurut SBY, varian baru Covid-19 ini lebih mudah dan lebih cepat menyebar.
SBY mengingatkan dunia pernah mengalami pandemi Flu Spanyol yang menurutnya menyebabkan 50 juta lebih orang meninggal dunia.
"Di Inggris muncul strain Covid-19 baru, yg lebih mudah & cepat menyebar. Pandemi Spanish Flu 1918, penyebaran virusnya juga cepat & mematikan; telan korban jiwa 50jt lebih," tulis SBY di akun Twitternya @SBYudhoyono, Senin (21/12/2020).
Karena itu, mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini berharap pemerintah melakukan langkah yang cepat dan tepat agar Indonesia terhindar dari varian baru Covid-19.
"Saya berharap pemerintah lakukan langkah yg cepat & tepat utk selamatkan kita dari Covid-19 baru ini. *SBY*," tulisnya.
Dikutip dari Kompas.com, Inggris mengumumkan adanya virus Corona varian baru.
Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, pada Senin (14/12/2020), menyampaikan para ilmuwan telah mengidentifikasi jenis baru virus corona di Inggris selatan, yang bisa menyebar lebih cepat.
Adanya temuan itu menyebabkan Inggris mengeluarkan pembatasan baru perjalanan untuk London dan Inggris.
"Sebagai dampak dari penyebaran cepat varian baru, data pemodelan awal dan tingkat insiden yang meningkat pesat di Tenggara, (badan ahli yang memberi masukan ke pemerintah) sekarang mempertimbangkan varian baru ini dapat menyebar lebih cepat," kata Perdana Menteri, Boris Johnson, dikutip dari AFP.
Boris mengaku telah memberitahu temuan baru itu ke WHO.
"Kami sudah memberitahu Badan Kesehatan Dunia," katanya.
