Usif Baunsele : Kalau Kita Tidak Atur Untuk Generasi Ini Hidup Dalam Keadilan, akan Begini Jadinya
Kalau kita tidak atur untuk generasi ini hidup dalam keadilan berarti nanti ada masalah diwaktu - waktu mendatang
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
Bersama Usif Sonbai Kunjungi Aliansi Indonesia KGS, Usif Baunsele : Kalau Kita Tidak Atur Untuk Generasi Ini Hidup Dalam Keadilan, Berarti Nanti Ada Masalah Diwaktu Mendatang
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Dalam kunjungan ke Lembaga Aliansi Indonesia Komando Garuda Sakti (KGS) bersama Usif Sonbai pada Kamis (17/12/2020) Usif Baunsele mengatakan, saat ini, jika tidak diatur hidup dalam keadilan untuk generasi saat ini, kedepan akan timbul masalah.
"Kalau kita tidak atur untuk generasi ini hidup dalam keadilan berarti nanti ada masalah diwaktu - waktu mendatang. Anak cucu bisa perang karena haknya hilang" ungkap Usif Baunsele.
Menyambung pembicaraan Usif Sonbai sebelumnya yang menggunakan bahasa Dawan, Usif Baunsele mengungkapkan, mereka sudah mulai bertindak sejak tahun 2012 lalu.
"Saya sambung dari Bapa Raja pakai Bahasa Indonesia karena Bapa Raja Pakai Bahasa Adat" ujarnya.
"Kami mulai bertindak itu (tahun) 2012, kami bertindak di Oelamasi karena kalau keadaan peraturan pertanahan agraria begini, berarti bisa - bisa besok lusa orang luar yang kuasai tanah ini" kata Usif Baunsele.
Diceritakan Usif Baunsele, dia merasa ada yang mengganjal terkait hal tersebut sehingga bersama Usif Sonbai melakukan tindakan untuk meluruskan.
"Saya rasa tidak enak maka saya bertindak, saya demo dengan Bapa Raja, susun sampai demo di Kantor Gubernur kami demo dua kali tidak ada jawaban. Diwaktu yang sama kami turun ke (Dinas) Pertanahan Provinsi juga kami demo tapi sama" ungkapnya.
Kepada Dinas Pertanahan Usif Baunsele mengatakan, Peraturan Pertanahan dan Agraria, yang melakukan pelepasan tanah saat ini bukan Sonbai tetapi oknum - oknum yang berbuat sesuka hatinya.
"Ini yang saya tidak terima karena besok lusa orang yang pribumi itu bisa jadi pendatang dan orang yang pendatang bisa jadi pribumi. Saya tidak mau" tuturnya.
Usif Baunsele berpikiran bahwa masyarakat Timor, baik yang bekerja di kantor - kantor maupun yang bukan, harus mendiami tanah warisan leluhur.
"Supaya devisa negara itu bertambah, karena itu bukan hanya perusahaan yang bayar tapi penghuni Kabupaten Kupang dan juga seluruh Pulau Timor harus bayar pajak, supaya Kita jangan mengharapkan orang luar datang dan bayar pajak, kita hanya ikut makan" jelasnya.
"Saya tidak mau. Itu bisa - bisa jerat kita dikemudian hari dan generasi mendatang" tambah Usif Baunsele.
Dia juga menegaskan apa yang disampaikan Usif Sonbai adalah yang sebenarnya, bukan dikarang - karang.
Lanjut Usif Baunsele, Vetor yang ditunjuk untuk menguasai wilayah - wilayah juga bukan asal - asalan tetapi ditunjuk langusng oleh raja Sonbai sehingga tidak bisa dihilangkan .
"Kenapa Vetor yang diangkat oleh Belanda, dia menjual tanah sesuai dengan UU Pertanahan Belanda? Saya tidak mau. Kita sudah merdeka. Saya tidak mau ikuti UU Belanda" tegasnya.
Usif Baunsele berpendapat, Raja mempunyai hak untuk mengatur masyarakat yang ada dalam Kerajaan yang sekarang ditangani oleh Gubernur Provinsi.
"Ini yang mau saya sampaikan kepada anak - anak generasi penerus kita bahwa pemikiran orang tua yang buta huruf, tidak sekolah, pemikiran ikut negara punya perputaran. Bukan kami hanya duduk di belakang sana tidak tahu. Kami ikut. Karena nanti terjadi masalah seperti Belanda masuk bawa agama, Portugis masuk bawa agama tapi ujung - ujungnya perang sampai bagi Pulau Timor ini jadi dua bagian" ujarnya berapi - api.
Baca juga: Aksi Mesra Sule Cium Nathalie Holscher di Ranjang Mertua, Tatto Nathalie Jadi Sorotan, Belum Hapus?
Baca juga: Roadmap 906 Km Jalan Provinsi NTT Rampung Pada 2021
Baca juga: Pilkada Sukses, Kapolres Belu AKBP Khairul Saleh Ucapkan Terima Kasih untuk Masyarakat
"Maka saya tidak mau terjadi lagi. Kita sudah merdeka tetap merdeka. Kita jangan buat - buat lagi supaya pisah - pisah. Itu saya tidak mau" tutupnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi)