Derita Warga Jalur Bakalerek-Wulandoni: Jalan Putus dan 'Tiang Jembatan Misterius'
Ruas jalan Bakalerek-Wulandoni merupakan segmen jalan yang cukup kritis di Kabupaten Lembata, apalagi pada saat musim hujan
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Ruas jalan Bakalerek-Wulandoni merupakan segmen jalan yang cukup kritis di Kabupaten Lembata, apalagi pada saat musim hujan. Penantian warga akan infrastruktur jalan yang memadai masih jauh dari harapan.
Saat ini, kenyataan pahit harus mereka alami karena akses jalan pada jalur jalan kabupaten ini putus total di antara Desa Paobokol dan Desa Belobatang, Kecamatan Nubatukan.
Jalur tersebut tak bisa dilalui kendaraan roda empat sama sekali karena sudah rusak diterjang banjir pada Selasa (15/12/2020).
Baca juga: Menjelang Malam, Bank NTT REI Expo Banyak Pengunjung
Sementara pengendara roda dua harus ekstra hati-hati kalau tidak ingin tergelincir ke dalam lubang yang menganga. Tak jauh dari jalan yang rusak itu, warga juga sudah lama mengandalkan sebuah jembatan kayu kecil yang dibuat secara swadaya supaya mereka bisa menyeberangi sungai kecil dengan kendaraan.
Petrus Taran, warga Desa Belobatang ketika ditemui Pos Kupang, Kamis (17/12/2020) sedang berada di tepi sungai sendirian, menunggu mobil pikap yang menuju Belobatang.
Baca juga: Kuasa Hukum Paket Sehati Minta Tim Kerja Tetap Patuhi Protokol Kesehatan
Mobil pikap itu pun tidak bisa sampai ke Lewoleba karena akses jalan terdekat sudah tidak ada. Pria berusia 76 tahun itu nampak kesal ketika Pos Kupang menanyakan kondisi akses jalan yang putus dan bekas proyek tiang jembatan yang menurutnya didirikan pada tahun 2018.
"Kerja asal dapat uang, hasilnya tidak ada. Rugi uang negara," ketus Petrus menunjuk dua sisi tiang jembatan yang dia sendiri tak tahu gunanya untuk apa.
Kata Petrus, selama ini warga melintas di sebuah jembatan kayu yang dikerjakan swadaya oleh Umat Stasi Bakalerek, Paobokol dan Belobatang.
Namun, jembatan kayu itu cukup rapuh jika debit air di sungai meningkat.
"Jembatan kayu ini sudah dua kali kami bikin," ujarnya.
"Jembatan ini harus jadi karena kepentingan rakyat, butuh jembatan ini. Syukur belum ada korban karena banjir kalau ada korban maka pemerintah berdosa terhadap rakyat," tegas Petrus.
Menurutnya, sudah sejak dulu akses jalan yang buruk itu jadi 'santapan' warga di wilayah Bakalerek, Paobokol, Belobatang hingga Udak dan Wulandoni.
"Tidak ada penjelasan pemerintah seperti apa tidak ada. Anggota dewan juga ganti tidak ada guna. Sudah dapat kursi tutup mata," ungkap Petrus mengeluhkan.
Padensius Rimon, warga Desa Belobatang terpaksa untuk sementara tidak bisa mengirim 1.000 buah nanas dari Desa Belobatang ke Kupang, lantaran akses jalan antara Desa Paubokol dan Belobatang, Kecamatan Nubatukan putus total.
Segmen jalan penghubung antara Kota Lewoleba dan beberapa desa di Kecamatan Nubatukan dan Wulandoni ini putus setelah diguyur hujan lebat pada Selasa (15/12/2020) malam.
Pandensius, sopir angkutan pedesaan ini pun tampak berusaha sendiri untuk memindahkan jalur air yang mengalir di badan jalan ini agar tidak lagi licin.
Dia juga berusaha sendiri membuka jalur darurat agar mobil angkutannya bisa melewati jalan ini.
Itu pun usahanya belum menunjukkan titik terang. Dia tampak kesulitan membuka jalur baru untuk sementara dan memindahkan aliran air dengan peralatan seadanya.
Di sisi lain, Padensius harus mengirim 1.000 buah nanas ke Kupang, dan ubi serta pisang ke Kolipadan, Kecamatan Ile Ape.
"Nanas itu kami kirim pertama uji 200 buah, dari Kupang malah pesan lagi. Mereka minta 1.000 lagi jadi kami harus kirim untuk selai menjelang natal. Tapi mau bagaimana, jakan sudah putus begini kami kesulitan," ungkap Padensius.
Sayangnya, hingga saat ini Padensius mengatakan, jalan ini belum mendapatkan penanganan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lembata.
Dia berharap agar Dinas PUPR segera memperbaiki jalan yang rusak ini agar bisa dilalui kendaraan.
Pantauan Pos Kupang, semua penumpang dari Lewoleba, Ibukota Kabupaten Lembata harus mengganti mobil yang lain untuk melanjutkan perjalanan ke Belobatang hingga Desa Wulandoni dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Wulandoni. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)