Penanganan Covid

Pemeriksaan Darah & BMI Secara Berkala Bagi Penderita PTM Untuk Cegah Kerentanan Infeksi Dari Covid.

Bagi Pasien PTM, pemeriksaan darah sewaktu dan BMI secara berkala sehingga mencegah kerentanan infeksi dari Covid.

Penulis: Hermina Pello | Editor: Hermina Pello
Tangkap Layar Video Conference Rakor Satgas Penanganan Covid-19
dr. Cut Putri Arianie, MH. Pemeriksaan Darah & BMI Secara Berkala Bagi Penderita PTM Untuk Cegah Kerentanan Infeksi Dari Covid. 

Bagi Pasien PTM, pemeriksaan darah sewaktu dan BMI secara berkala sehingga mencegah kerentanan infeksi dari Covid.  Penyakit Ginjal Komorbid Paling Berisiko 13,7 Kali, Diikuti DM 8,3 Kali Sebabkan Kematian Pasien Covid-19

POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, dr. Cut Putri Arianie, MH mengungkapkan komorbid Covid-19 adalah penyakit penyerta yang dapat memperberat infeksi dari Covid-19.

dr. Cut Putri Arianie, MH dalam acara video Conference Rapat Koordinasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Antisipasi kenaikan kasus pada libur Natal dan Tahun Baru  pada Minggu (13/12/2020) malam menjelaskan. PTM (Penyakit tidak menular) membunuh 41 juta jiwa setiap tahun setara dengan 71% kematian global.  Indonesia mempunyai target SDGs yaitu menurunkan 1/3 angka kematian karena PTM.

"Gambaran PTM di Indonesia merupakan penyebab angka kematian terbanyak yang didominasi oleh
penyakit kanker, jantung, DM dengan komplikasi serta paru-paru kronis.  Penyakit PTM terbanyak di Itali ialah hipertensi, DM tipe 2, jantung, paru kronik, gagal ginjal, sedangkan di New York ialah hipertensi, obesitas,"ujarnya

dr Cut Putri Arianie mengungkapkan Hubungan BMI / kelebihan berat badan dengan rasio kematian Covid-19 bahwa semakin tinggi Body Mass Index (BMI) maka tingkat kematian semakin tingggi. BMI dapat diukur dengan berat badan dibagi dengan tinggi badan

"Data dari pemantauan terhadap 1.984 pasien yang dirawat, berikut 10 penyakit penyerta tertinggi ialah
hipertensi dan diabetes masih merupakan penyakit yang rentan terinfeksi, diikuti dengan penyakit
jantung, paru kronik, ginjal, asma, TBC, obesitas dengan komplikasi dan kanker.," katanya

Pencegahan PTM dapat dilakukan dengan mengintervensi faktor resiko yang terkait dengan perilaku
dimana mengkonsumsi gula dan garam secara berlebihan, kurang aktifitas fisik, merokok dan obesitas.

Strategi yang harus dilakukan dalam pencegahan PTM melalui 3 sasaran yaitu orang yang sehat / tidak
memiliki tanda / gejala harus tetap menjadi sehat dengan menerapkan perilaku hidup sehat, orang dengan
populasi beresiko harus melakukan perubahan perilaku dan melakukan screening berkala, dan orang yang
mengidap PTM harus mematuhi pengobatan agar penyakitnya terkontrol.

3 kelompok tersebut harus  diintervensi sesuai dengan kondisi yang dimiliki. Situasi yang memperburuk kondisi penyakit PTM ialah stres yang meningkat akibat ketidakstabilan ekonomi,

terbatasnya akses layanan esensial dan obat rutin di masa pandemi, selama PSBB menyebabkan tidak adanya transportasi untuk masyarakat menuju tempat pelayanan faskes, pembatasan aktivitas ke luar rumah sehingga masyarakat menjadi malas bergerak, perilaku sedentary tinggi, perilaku merokok yang tadinya di luar rumah menjadi di dalam rumah, dan belum semua masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan secara online.

 Upaya yang diharapkan adalah tingkat kesembuhan sejalan dengan upaya pencegahan kematian karena
penyerta dari Covid, memastikan akses pelayanan kesehatan esensial agar penyandang PTM tetap
mendapatkan pelayanan, upaya berbasis masyarakat untuk mempromosikan upaya promotif dan
prefentif tetap berjalan dan menggunakan digitalisasi kesehatan.

Menurutnya PTM banyak diidap oleh PNS, BUMN/BUMD, TNI/POLRI agar kelompok tersebut dapat melakukan
pemeriksaan darah sewaktu dan BMI secara berkala sehingga mencegah kerentanan infeksi dari Covid.

Komorbid Ginjal Tertinggi Beresiko Sebabkan Kematian 

Virus corona bisa menyerang siapa saja tanpa terkecuali. Namun, mereka yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid cenderung memiliki risiko kematian yang lebih lebih tinggi jika terinfeksi Covid-19.

"Penyakit ginjal memiliki risiko kematian 13,7 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki penyakit ginjal. Penyakit jantung memiliki risiko kematian 9 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki penyakit jantung," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/12/2020).

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved