Berita Kota Kupang Terkini

Pandemi Covid-19 Membuat Taman di Kota Kupang yang Gemerlap Menjadi Temaran, Simak Liputannya

Dengan adanya taman ini, dampaknya, wilayah Kota Kupang dalam beberapa tahun terakhir sudah mulai menjadi tujuan destinasi bagi warga masyarakat

Penulis: Ferry Ndoen | Editor: Ferry Ndoen
zoom-inlihat foto Pandemi Covid-19 Membuat Taman di Kota Kupang yang Gemerlap Menjadi Temaran, Simak Liputannya
istimewa
Taman Patung Tirosa, Kota Kupang dan Walikota Kupang, Jefri Riwukore

Berbicara aspek pendidikan, maka  bisa kita simak kebijakan Pemkot Kupang yang akan dilaksanakan melalui instansi teknis Dinas Pendidikan Kota pada awal tahun 2021.

Berikut kilasan ulasan penjelasan Kadis Pendidikan Kota Kupang, Drs. Dumuliahi Djami, Msi saat diwawancarai wartawan Pos Kupang,com,  di kantornya, Jumat (11/12/2020)

Empat menteri sudah memberikan rekomendasi bahwa bisa melaksanakan tatap muka di sekolah karena begitu banyak orangtua yang berteriak kalau tidak sanggup lagi anaknya melakukan Pembelajaran Jarak Jauh dari rumah. Bukan saja di kota Kupang tapi seantero dunia, termasuk di Indonesia.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Dumuliahi Djami, Jumat (11/12), menyampaikan SK empat menteri hanya memberi ruang untuk boleh tetapi tetap harus ada persetujuan orangtua terlebih pemerintah setempat. Kalau ada 400 siswa di satu sekolah dan ada 300 orang tua yang menyatakan tidak setuju maka 300 itu akam dilaksanakan daring.

Jadi SK empat menteri bukan diharuskan bersekolah. Jadi sebenarnya diberikan izin hanya pada daerah yang berzona kuning dan hijau. Tapi bila pemerintah dan orangtua setuju boleh tapi resiko cukup berat  maka Dinas membentuk tim covid di  dan tim covid di sekolah-sekolah untuk melihat seberapa jauh kesiapan sekolah dan berapa banyak orangtua yang setuju ke sekolah.

"Orangtua tidak hanya melepas anaknya lalu jalan, tapi harus ada pernyataan bahwa mereka harus mengantar dan menjemput. Anak sekolah cukup empat pelajaran saja dan satu hari yang masuk 25 persen. Jadi tatap muka paling banyak dua atau tiga kali dalam seminggu," tuturnya.

Ia mengatakan dinas selain tim turun lapangan untuk mengecek tetapi pernyataan dan persetujuan harus masuk ke laman Dapodik, baru boleh melakukan tatap muka. Kalau tidak tetap harus laksanakan pendidikan jarak jauh. 

"Jadi perlu ada persetujuan daerah setempat, kota Kupang setelah memberi daftar isian mengatur sesuai Prokes, sekolah bersurat lalu dicek persiapan kalau belum siap belum direkomendasikan tatap muka tetap PJJ.

 Karena pilihannya adalah sehat, pilih anak pintar mati atau anak bodoh sehat. Kami pilih yang kedua, anak-anak tetap sehat. Pemerintah sangat hati-hati soal ini karena ketika ada yang terpapar dan meninggal maka akan menjadi masalah. 

Oleh karena itu diperlukan pernyataan orangtua disertai materai 6000. Cerdas itu penting tapi keselamatan lebih pentinh. Hari ini kita terlambat mencerdaskan anak bangsa tapi masih ada waktu untuk selamat," tuturnya.

Kembali dijelaskannya, timnya akan turun ke sekolah-sekolah dengan empat kategori sangat siap, siap, kurang siap dan tidak siap. Sekolah yang sangat siap akan pertama dibuka dan yang siap akan melengkapi kekurangan. 
Dikatakannya, SK empat menteri diturunkan menjadi pedoman dinas pendidikan untuk terapkan di sekolah sekolah.  Pedoman ini sudah ada dan dikeluarkan, sementara dilakukan sosalisasi. 

"Kami juga sudah lakukan rapat termasuk plan dan kesehatan meski tidak hadir tapi ibu dokter dan tim dukung kita, kepala sekolah dan juga ombudsman. Kami juga siap bekerja sama dengan tim covid-19 do kelurahan," ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ferry Ndoen/Yeni Rachmawati).

Baca juga: Legenda Sepak Bola Italia Meninggal Dunia, Ini Kenangan Maha Bintang Paolo Rossi Tahun 1982 INFO

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved