Kini Tangani Kasus Habib Rizieq

Dulu Masih Kapolsek, Irjen Fadil Imran Didoakan Jadi Kapolda Metro Jaya, Kini Didoakan Jadi Kapolri

"Dulu bapak jadi Kapolsek Cengkareng tahun 1999 sampai 2001. Lalu kami doakan bapak jadi Kapolda Metro Jaya ternyata terkabul," ujar wanita itu

Editor: Frans Krowin
Warta Kota.com
Kapolda Metro Jaya Irjen Muhammad Fadil Imran 

8. Kepala BNN Heru Winarko (Akpol 85, lahir 1 Des 62, masa dinas tinggal hitungan hari, dan pernah menjadi Kapolda Lampung). 

9. Ketua KPK Firli Bahuri (Akpol 90, lahir 8 Nop 63, masa dinas tinggal setahun lagi, dan pernah menjadi Kapolda Sumsel).

10. Waka BSSN Dharma Porengkun (Akpol 88A lahir 12 Jan 66, dan belum pernah menjadi Kapolda). 

11. Sestama Lemhanas Didi Widjarnadi (Akpol 86, lahir 14 Jan 63, masa dinas tinggal 1,5 bulan lagi). 

12. Sestama BIN Bambang Sunarwibowo (Akpol 88 B, lahir 24 Mei 66, pernah menjadi Asrena, dan belum pernah menjadi Kapolda).

13. Irjen Depkumham Andal BR (Akpol 88 B, lahir 23 Juni 66, pernah menjadi Kapolda Sultra, Maluku, dan Kapolda Kepri).

Dari pantauan IPW, kata Neta, bursa calon Kapolri saat ini makin riuh. 

"Sebab masing-masing calon yang diunggulkan melakukan manuver dan berbagai aksi gerilya dengan cara masing masing.

"Mulai dari lobi-lobi tingkat tinggi, membuat berbagai kegiatan menyangkut kinerja unit kerjanya, hingga event-event yang membuat si calon mendapat penghargaan," katanya. 

Semua manuver itu kata Neta, ujung-ujungnya adalah pencitraan agar si calon bisa dilirik Presiden Jokowi yang punya hak prerogatif dalam memilih kapolri pengganti Idham Azis. 

"Bagi kalangan internal polri yang paham dengan manuver dan aksi gerilya tersebut, tingkah para bakal calon itu membuat kegelian sendiri di institusi kepolisian.

"Sebab gerilya mereka tak lebih seperti orang cari muka," kata Neta. 

Gerilya itu makin ketat menurutnya, tatkala Minggu ini akan ada pergantian kepala BNN sehingga akan ada bintang dua masuk menjadi bintang tiga.

"Artinya persaingan dalam bursa kapolri makin ketat," ujarnya.

Pada dasarnya, menurut Neta, semua bintang tiga di Polri, yakni sebanyak 13 orang, berpeluang menjadi Kapolri. 

"Meski demikian IPW hanya melihat empat atau lima bintang tiga yang berpeluang kuat masuk bursa dan akan masuk penjaringan Wanjakti polri untuk menjadi calon Kapolri, yang nantinya akan dipilih dua nama untuk diserahkan kepada presiden.

"Lalu presiden akan memilih satu nama, untuk dilakukan uji kepatutan di Komisi III DPR," katanya.

Melihat persoalan polri makin rumit ke depan, IPW berharap Jokowi memilih figur yang punya pengalaman dan jam terbang yang mumpuni serta pernah menjadi Kapolda di Jawa sehingga instingnya dalam menjaga keamanan nasional sudah terlatih. 

"Persoalan berat yang dihadapi Kapolri ke depan justru persoalan di internalnya dan bukan di eksternal," kata Neta. 

Persoalan kelebihan jenderal, Kombes dan AKBP di Polri adalah persoalan pelik yang jika tidak ditangani akan memunculkan sikut menyikut di kalangan internal. 

"Persoalan mentalitas yang berbuntut tidak promoternya anggota polri dalam penegakan hukum juga masalah berat yang tak mudah diatasi," tambahnya.

Tidak adanya evaluasi menyeluruh terhadap fasilitas dan sarana prasarana polri kata dia, juga membuat kepolisian Indonesia seperti tidak terarah, terutama dalam alutsista, IT, dan teknologi kepolisian. 

"Begitu juga tidak adanya evaluasi terhadap Grand Desain Polri membuat motto Polri yang Promoter hanya menjadi sebuah kata kata kosong yang ke depan harus ditata ulang Kapolri baru agar Polri benar benar menjadi polisi yang modern," ujar Neta.

(*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kapolda Metro Irjen Pol Fadil Imran Didoakan Menjadi Kapolri, https://wartakota.tribunnews.com/2020/12/08/kapolda-metro-irjen-pol-fadil-imran-didoakan-menjadi-kapolri?page=all

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved