Tak Juga Dilakukan Normalisasi, Banjir Kembali Merendam Desa Meusin

dua kali diterjang banjir akibat luapan kali Hanmasi. Mei lalu, Desa Meusin juga diterjang banjir akibat luapan kali Hanmasi. 

Penulis: Dion Kota | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Tak Juga Dilakukan Normalisasi, Banjir Kembali Merendam Desa Meusin
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Nampak air menggenangi badan jalan di Desa Meusin, Kecamatan Boking

Tak Juga Dilakukan Normalisasi, Banjir Kembali Merendam Desa Meusin

POS-KUPANG.COM | SOE -- Hujan deras yang mengguyur wilayah kabupaten TTS, Minggu (6/12/2020) menyebabkan kali Hanmasi yang melintasi Desa Meusin, Kecamatan Boking meluap.  Luapan air dari kali Hanmasi tidak hanya meredam rumah warga tetapi juga merendam lahan perkebunan warga dan badan jalan.

Nus Afi, warga Desa Meusin kepada POS-KUPANG.COM melalui sambungan telepon mengatakan, hujan yang turun sejak Minggu pagi menyebabkan kali Hanmasi meluap. Luapan air merendam tiga rumah warga di dusun 1. Selain itu, lahan pertanian milik kelompok Saus Timor 02 juga ikut terendam. 

"Hujan turun dari tadi pagi hingga saat ini belum berhenti juga kakak. Sekarang di dusun 1 air sudah masuk sampai rumah warga. Ada tiga rumah yang tergenang," ungkapnya.

Pada tahun 2020 ini Desa Meusin sudah dua kali diterjang banjir akibat luapan kali Hanmasi. Mei lalu, Desa Meusin juga diterjang banjir akibat luapan kali Hanmasi. 

Saat itu, petugas dari BPBD dan Dinas PUPR turun ke lokasi kali Hanmasi. 

Pemda berencana membangun beronjong dan membuka kembali alur kali guna mencegah banjir terjadi. Namun hingga hari ini, normalisasi yang dimaksudkan tak juga dilakukan.

" Mei lalu itu petugas dari BPBD dan PU sudah datang ukur ke kali Hanmasi tapi hingga saat ini tidak ada pekerjaan normalisasi. Akibatnya, desa kami kembali dilanda banjir seperti ini," ujarnya.

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten TTS, Ady Tallo mengaku, belum mendapatkan laporan terkait bencana banjir di Desa Meusin. Dirinya membenarkan jika pekerjaan Bronjong dan pembukaan alur kali Hanmasi memang belum dikerjakan akibat ketiadaan anggaran. Selama belum dilakukan pemasangan Bronjong dan pembukaan alur kali, maka Desa Meusin, Skinu dan Fatumanufui akan rawan dilanda banjir jika turun hujan deras.

"Belum ada laporan terkait banjir di Desa Meusin. Memang Desa Meusin, Fatumanufui dan Skinu rawan banjir selama belum ada pemasangan Bronjong dan pembukaan alur kali," ujarnya.

Anggota DPRD Kabupaten TTS yang juga sekertaris Fraksi Nasdem, Kenas Afi menyayangkan sikap Pemda TTS yang belum juga melakukan pemasangan Bronjong dan pembukaan alur kali Hanmasi untuk mencegah terjadinya banjir. Akibat dari lambatnya Pemda TTS dalam mengatasi sumber banjir, bencana banjir di Desa Meusin akhirnya berulang tahun kembali. 

Masyarakat Meusin kembali harus menderita akibat bencana banjir yang kembali terulang.
Dirinya tidak terima jika anggaran menjadi alasan belum dikerjakannya pekerjaan normalisasi kali Hanmasi.

Pasalnya, mengatasi bencana banjir seharusnya menjadi prioritas Pemda TTS karena hal tersebut bersifat darurat. Banjir tidak hanya menyebabkan kerugian material semata tetapi juga dapat mengancamnya keselamatan nyawa manusia.

"Saya bingung, kenapa petugas BPBD dan PU sudah turun kelapangan tapi belum juga kerja. Ini masalah keselamatan manusia, ini sifatnya darurat kenapa bukan prioritas. Jangan alasan tidak ada uang, Pemda ada uang kok. Yang jadi masalah, ini mau jadikan prioritas atau tidak," tandas Kenas dengan nada kesal.

Dirinya juga mempertanyakan sikap BPBD yang lambat merespon bencana banjir di Desa Meusin padahal sudah viral di media sosial Facebook. Dirinya berharap, BPBD bisa segera turun ke lokasi sumber banjir dan melakukan upaya pencegahan seperti yang dilakukan di Desa Tupan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved