Surat Kontroversi Bagi Pengungsi Ile Lewotolok Mengabaikan Hak Asasi Sebagai Warga Negara

ditandatangani oleh kepala desa, lurah, kepala keluarga penjamin dan pengungsi yang melakukan evakuasi mandiri di rumah. 

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
Sejumlah Pengungsi erupsi Ile Lewotolok lansia asal Desa Todanara yang melakukan evakuasi mandiri di Kelurahan Lewoleba Timur. Para pengungsi yang memilih bertahan di rumah warga punya alasan tersendiri kenapa tidak pindah ke posko-posko terpusat yang disiapkan Pemda Lembata. 

Dia juga mengatakan surat pernyataan yang dikeluarkan Pemda Lembata tersebut meski dalam penerapannya sudah diperlunak tetap bermasalah.

Sebab, menurutnya, penerapannya seolah hanya ingin mempermudah kerja pemerintah dan bukan untuk membuat pengungsi merasa nyaman. Hal ini dia maksudkan pada niat pemerintah yang tetap menyediakan makanan di posko utama bagi pengungsi di rumah-rumah warga dan bukannya melayani mereka sebagaimana mestinya. 

Baca juga: Update Corona Sumba Timur - Gugus Tugas Kembali Kirim 31 Sampel ke Kupang 

Baca juga: Unggah Foto Bersama Ariel NOAH, Netizen Langsung Minta BCL Jadian, Namun Apa Kata Ahli Tarot Ini?

"Pengungsi atau keluarga yang sendiri datang ambil di posko utama, bayangkan kalau dia tinggal di Lamahora, maka untuk makan tiga kali dia harus pulang pergi Posko Utama di Eks Kantor Bupati lama ke Lamahora," pungkasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved