Edhy Prabowo Ditangkap KPK

Susi Pudjiastuti Jengkel Disoroti Adik Prabowo Subianto Soal Ekspor Benih Lobster: Tuan Hasim Yth!

Adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo menyebutkan, kebijakan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan atas ekspor benih lobster keliru.

Editor: Frans Krowin
KOMPAS.COM/WISNU NUGROHO
Menteri KKP Susi Pudjiastuti rehat di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, AS, Senin (23/9/2019). Usai dari PBB, Menteri Susi memberi kuliah umum di New York University. 

Setidaknya, masih ada empat dokumen yang didapat PT Bima Sakti Mutiara, yang dulunya bergerak di bidang budidaya mutiara ini.

Empat dokumen tersebut, meliputi Surat Keterangan Telah Melakukan Pembudidayaan Lobster bagi Eksportir, Sertifikat Instalasi Karantina Ikan, Sertifikat Cara-cara Pembibitan yang Baik, dan Surat Penetapan Waktu Pengeluaran benih lobster.

Tidak lengkapnya dokumen tersebut membuat PT Bima Sakti Mutiara belum mempunyai izin ekspor.

"Kenyataannya sampai hari ini, PT Bima Sakti Mutiara sampai hari ini belum mempunyai, atau masih menunggu kelengkapan izin ekspor. Masih menunggu," kata Hotman di Jakarta, Jumat (4/12/2020).

Soal Ekspor Benur, Hashim Djojohadikusumo: Saya Bilang, Buka Saja Ed

Politikus Partai Gerindra sekaligus adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, sempat meminta Edhy Prabowo yang merupakan Menteri Kelautan dan Perikanan untuk membuka izin ekspor benih lobster sebanyak-banyaknya.

Hashim menuturkan, pembukaan izin ekspor benur dilakukan seluas-luasnya agar tidak terjadi praktik monopoli dalam bisnis tersebut. Perusahaannya, PT Bima Sakti Mutiara, juga sudah mengajukan izin pada Mei lalu.

"Waktu itu saya ketemu Pak Edhy tahun lalu, saya bilang, 'Ed, berapa kali saya wanti-wanti, berikan izin sebanyak-banyaknya'. Saksi hidup ada banyak di belakang saya (saat sampaikan nasihat tersebut)," kata dia kepada awak media di Jakarta, Jumat (4/12/2020).

Tak tanggung-tanggung, dia meminta Edhy membuka perizinan untuk 100 perusahaan calon eksportir benih lobster. Hingga November 2020, sebanyak 65 perusahaan telah mengantongi izin ekspor benih bening lobster.

"Saya bilang, 'Buka saja, Ed, buka saja sampai 100'. Karena Pak Prabowo tidak mau monopoli, kami tidak suka monopoli, dan Partai Gerindra tidak suka monopoli. Berkali-kali saya sampaikan," ucap Hasyim.

Namun hingga kini, Hasyim menegaskan, PT Bima Sakti Mutiara belum pernah mengekspor benih lobster. Pihaknya pun baru tahu ada monopoli kargo di bisnis ekspor benur ketika Edhy Prabowo ditangkap KPK.

Sejak berbisnis puluhan tahun, Hasyim mengeklaim tidak pernah curang, korupsi, atau melanggar peraturan-peraturan yang berlaku.

"Kami berniat untuk budidaya lobster, teripang, kepiting, kami ingin Indonesia jadi superpower. Maka, kalau dikaitkan dengan ekspor benur, saya kira kebangetan. Kelewatan, saya kira begitu. Saya sedikit emosi, mohon maaf," ucap dia.

Penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo karena dugaan suap kasus izin ekspor benih lobster menyeret keluarga Prabowo dan Partai Gerindra, karena perusahaannya ada dalam daftar eksportir benih lobster.

Pada Juli lalu, Edhy sempat berkilah, jajaran politikus partai dalam daftar calon eksportir bukan dia yang menentukan. Surat perintah diterbitkan oleh tim, yang terdiri dari Ditjen Perikanan Tangkap, Ditjen Budidaya, dan BKIPM.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved