Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Rabu 2 Desember 2020: Roti

Penginjil Matius menulis bahwa ada banyak sekali orang yang mengikuti Yesus. Tak tanggung-tanggung, empat ribu laki-laki, belum terhitung perempuan

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik, Rabu 2 Desember 2020: Roti (Matius 15:29-37)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Penginjil Matius menulis bahwa ada banyak sekali orang yang mengikuti Yesus. Tak tanggung-tanggung, empat ribu laki-laki, belum terhitung perempuan dan anak-anak (Luk 15:38).

Mereka bukan mengikuti Yesus untuk mengawal Dia saat berhadapan dengan pemuka-pemuka agama Yahudi yang memusuhi-Nya.

Mereka "berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan pada kaki Yesus supaya disembuhkan oleh Yesus" (Mat 15:30).

Ada hal menarik ditulis Matius. Orang banyak itu ternyata sudah tiga hari mengikuti Yesus dan mereka tidak mempunyai makanan. Rupanya mereka tidak membawa bekal. Tak ada pendana yang menyokong dengan nasi bungkus.

Dan, hati Yesus tergerak oleh belas kasihan kepada mereka. Ia tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar. Miris hati Yesus membiarkan mereka pingsan di jalan (Luk 15:32).

Dalam keadaan itu, Yesus memanggil para murid-Nya. Sama seperti dulu Ia memanggil mereka menjelang penetapan dua belas rasul (lih. Mrk 3:13) dan menjelang perutusan pertama (lih. Mrk 6:7). Yesus mau menyadarkan mereka bahwa keadaan seperti yang sedang dialami-Nya bersama-sama dengan mereka, adalah keprihatinan dan urusan mereka juga sebagai murid-murid-Nya. Mereka pun harus punya rasa belas kasihan seperti diri-Nya dan tergerak hati untuk memberi makan orang lain yang lagi lapar.

Seperti manusia pada umumnya, para murid sempat mau mengelak dengan berbagai dalih. "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?" (Luk 15:33).

Namun Yesus justru bertanya kepada mereka, "Berapa roti ada padamu?" (Luk 15:34). Yesus mengetahui dan seakan memperlihatkan bahwa mereka sebetulnya punya "roti", yang bisa dipergunakan dalam keadaan sulit itu.

Roti itulah yang harus diserahkan kepada-Nya untuk dipecah-pecahkan dan dibagi-bagikan kepada orang banyak.

Roti materi yang dimiliki mesti diberikan kepada-Nya untuk diubah menjadi "Tubuh"-Nya. Melalui kerelaan hati untuk memberikan roti fana yang dipunyai, Ia akan memperganda diri-Nya sendiri.

Hal inilah yang disadari oleh para murid dan dimaknai oleh Gereja kita sejak semula. Sebab sejak Yesus meninggalkan para murid dengan naik ke surga, mereka secara tertib berkumpul untuk berdoa dan untuk "membelah-belah roti". Mereka sadar bahwa Roti, hasil penbelahan oleh Yesus dapat membuat orang banyak kenyang, setelah mereka rela memberikan roti fana yang mereka punyai dan diperganda menjadi Roti, Tubuh-Nya sendiri. Roti ini akan mencukupi untuk semua orang yang lapar, bahkan masih ada sisanya.

KITA?
Perayaan Ekaristi yang kita rayakan tiap hari, tiap minggu atau kapan pun sebetulnya juga punya kaitan yang sangat erat dengan apa yang sudah diadakan Yesus di "tempat sunyi" Palestina ribuan tahun yang silam.

Kita sadari bahwa Ekaristi di mana kita ambil bagian di dalamnya sekarang, bertolak dari keprihatinan Yesus yang tidak mau membiarkan orang banyak lapar dan rebah di jalan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved