Menteri Ditangkap KPK
Tersangka Suap Edhy Prabowo Ternyata Calon Besannya Bambang Soesatyo, Ini Tanggapan Ketua MPR RI!
Kasus dugaan suap di Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menyeret Menteri KKP Edhy Prabowo juga membuat Bambang Soesatyo prihatin.
POS KUPANG, COM - Calon besan Bambang Soesatyo, Suharjito jadi tersangka pemberi suap Menteri KKP, Edhy Prabowo.
Ternyata, Suharjito, tersangka pemberi suap kepada Menteri KKP, Edhy Prabowo adalah calon besan Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI.
Kasus dugaan suap di Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menyeret Menteri KKP Edhy Prabowo juga membuat Bambang Soesatyo prihatin.
Salah satu tersangka, Suharjito yang sudah ditetapkan oleh KPK adalah calon besannya.
Ternyata Bos PT Dua Putra Perkasa Suharjito, tersangka penyuap Edhy Prabowo calon mertua anak Bambang Soesatyo.
Bagaimana perasaannya?
Ketua MPR Bambang Soesatyo turut prihatin terkait penetapan tersangka bos PT Dua Putera Perkasa (DPP) Suharjito dalam kasus suap izin ekspor benih lobster yang ditangani KPK.
Hal tersebut lantaran Suhardjito merupakan calon besan dari Bambang Soesatyo.
Anak Suharjito, Raharditya Bagus Perkasa diketahui telah melamar Laras Shintya Puteri Soesatyo yang merupakan putri Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo.
"Kalau orang tuanya melakukan sesuatu, apa yang kamu rasakan? Iya, itu yang saya rasakan. Ya intinya tentunya saya prihatin," ujar Bamsoet di Kompleks Parlemen, Jakarta, Sabtu (28/11/2020).
Bamsoet menjelaskan sebagai orang tua, ia menjaga perasaan putrinya agar tetap tegar.
Politisi Golkar ini memberikan semangat kepada puterinya agar tetap sabar dan meyakini rencana pernikahan putrinya itu akan tetap terlaksana.
"Tugas saya sekarang adalah menjaga semangat anak saya supaya tetap sabar, agar tetap melaksanakan rencana pernikahannya pada tahun depan," ujar Bamsoet dikutip tribun-timur.com dari kompas.tv dengan artikel berjudul Bambang Soesatyo Ikut Prihatin Calon Besannya Jadi Tersangka di KPK
Suharjito sukses membawa PT Dua Putra Perkasa dari perusahaan pengecer daging lokal menjadi perusahaan yang melayani pelanggan besar seperti modern market, distributor, agen serta industri makanan olahan dan pasar tradisional di seluruh wilayah Indonesia.
Bisnis PT Dua Putra Perkasa diawali pada 1998 dengan melakukan usaha perdagangan daging sapi.Hingga merambah ke binis periknan.
Selain Suharjito KPK menetapkan enam tersangka lainnya.
Mereka yakni Menteri Kelautan dan Perikanan nonaktif Edhy Prabowo, staf khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Safri dan Andreau Pribadi Misata dan Amiril Mukminin.
Kemudian, pengurus PT Aero Citra Kargo Siswadi, staf istri Menteri Kelautan dan Perikanan Ainul Faqih.
Sebagai Direktur PT Dua Putra Perasa, Suharjito telah bergelut dalam dunia bisnis olahan pangan sejak 12 tahun lalu.
Dikutip dari laman resmi PT Dua Putra Perkasa, duaputraperkasa.com, Suharjito merupakan lulusan Ekonomi Akuntasi dari sebuah universitas di Semarang.
Suharjito sukses membawa PT Dua Putra Perkasa dari perusahaan pengecer daging lokal menjadi perusahaan yang melayani pelanggan besar seperti modern market, distributor, agen serta industri makanan olahan dan pasar tradisional di seluruh wilayah Indonesia.
Bisnis PT Dua Putra Perkasa diawali pada 1998 dengan melakukan usaha perdagangan daging sapi.
"Saat krisis moneter 1998 saya sempat memotong sapi dari Boyolali untuk dijual kemudian di Jakarta," kata Suharjito.
Dari usaha daging sapi, Suharjito kemudian membawa PT Dua Putra Perkasa merambah usaha pengolahan ikan.
Ia memiliki sejumlah lini produk usaha seperti bakso, kornet, dan olahan ikan lainnya.
“Produk olahan ikan yang paling diminati sejauh ini oleh konsumen adalah bakso ikan,” ujarnya.
Bisnis PT Dua Putra Perkasa terus berkembang termasuk melakukan ekspor produk ke luar negeri, di antaranya ke Taiwan dan Vietnam.
Miliki 10 Kapal
PT Dua Putra Perkasa juga memiliki 10 buah kapal penangkapan ikan.
Kapal itu masing-masing berbobot 100 GT.
Kapal-kapal tersebut diperuntukkan untuk menangkap ikan guna mencukupi permintaan akan bahan baku olahan ikan dan ikan segar para pedagang yang ada di beberapa pasar yang telah menjadi langganannya.
Suharjito tidak ingin melakukan perdagangan ikan hanya saat-saat tertentu saja, namun perluasan pasar menjadi salah satu tujuannya.
“Tentu agar ada kepastian pasokan, karena dari nelayan tidak bisa diukur,” ujarnya.
Pria yang memiliki hobi bekerja ini menilai perizinan yang ada di Indonesia sebagai hambatan utama dalam mengembangkan usaha.
Dari 5 kapal yang telah jadi baru 2 saja yang mengantongi izin, padahal permohonan telah diajukan jauh-jauh hari sebelumnya.
Pengurusan izin budidaya tambak miliknya pun mengalami proses yang panjang dalam memperoleh 9 izin yang harus dipenuhi.
“Perlu waktu satu tahun untuk mendapatkan izin tambak di Bengkulu,” keluhnya.
Ia berharap agar kementrian terkait dapat memperbaiki sektor perizinan agar industri dalam negeri dapat berkembang.
Pernah Dapat Penghargaan dari KKP
Dalam laman resminya, PT DPP berkantor di Kawasan Industri Cipendawa Bekasi.
Tahun 1998, DPP mengawali usaha sebagai pengecer dan sub agen produk-produk daging lokal dan import.
Usaha ini ters berkembang, dimana pada 2002, DPP berkembang melayani pelanggan besar seperti modern market, distributor, agen serta industri makanan olahan dan pasar tradisional di seluruh wilayah Indonesia.
PT DPP semakin berkembang pesat, pada 2007 dibangun gudang frozen kedua berkapasitas 400 ton dan dilanjutkan tahun 2009 dengan pembangunan gudang ketiga berkapasitas 400 ton.
Tahun 2012, PT DPP ikut andil dalam pengembangan industri perikanan melalui kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI sebagai penyerap dan pendistribusi ikan lokal yang berasal dari seluruh Indonesia.
Akhirnya PT DPP mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai supplier terbesar produk ikan pada 2014.
Pada 2015, Stakeholders DPP mulai melakukan diversikasi usaha di bidang usaha Penangkapan Ikan dan Budi Daya Tambak.
Adapun rencana pembuatan kapal ikan tahap pertama 10 unit dan untuk budi daya udang direncanakan seluas 60 hektare yang berlokasi di Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.
Yang saat ini telah berdiri tambak udang di luasan lahan lebih kurang 48 hektare, di Desa Muara Jaya Kecamatan Maje Kaur.
(*)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Kabar Buruk Bambang Soesatyo Ketua MPR, Calon Besan Ternyata Tersangka Suap Edhy Prabowo Menteri KKP dan Tribunnews.com dengan judul Profil Suharjito, Tersangka Pemberi Suap ke Edhy Prabowo, Perusahaannya Pernah Dapat Penghargaan
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Calon Besannya, Tersangka Suap Edhy Prabowo, Tanggapan Bambang Soesatyo, Rencana Pernikahan Anaknya?, https://kaltim.tribunnews.com/2020/11/30/calon-besannya-tersangka-suap-edhy-prabowo-tanggapan-bambang-soesatyo-rencana-pernikahan-anaknya?page=4.