Pasien 01 Covid 19 di NTT
14 Hari di Kamar Isolasi Covid-19 El Memilih Tetap Hidup
14 Hari berada di Kamar Isolasi Covid-19 RSUD Prof. Dr WZ Yohannes Kupang, Elyas Yohanis Asamau Memilih Tetap Hidup
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
“Oma juga buatkan sup ayam dan sangat membantu. Saya minum vitamin C agar imun tubuh meningkat. Tapi malah bikin asam lambung makin parah, akhirnya saya stop minum vitamin C,” kata El.
Karena demam tak kunjung reda, tanggal 26 Maret El ke klinik memeriksakan diri. EL menjelaskan riwayat perjalanannya dan suster yang mendengarnya langsung pucat.
Lalu El diarahkan ke Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Prof. Dr WZ Johannes Kupang, tapi di sana El disuruh kembali besok pagi.
Besoknya El ke sana lagi, mengisi biodata dan diambil sampel darah kemudian disuruh pulang menunggu hasil. Pulangnya, El sempat singgah di Toko Buku Gramedia dan membeli obat di apote.
Di rumahnya El terus mengisolasi diri sambil menunggu hasil dari rumah sakit. Karena tak ada kabar dari rumah sakit hingga 5 April 2020 dan kondisi fisiknya pun baik-baik saja, maka El berkesimpulan dia tak terpapar Covid-19. Dan sejak saat itu El tak lagi isolasi mandiri dan mulai keluar rumah dan bepergian.
Tanggal 9 April ketika EL bepergian dengan adik dan dua temannya, pihak rumah sakit menelepon dan memintanya datang untuk jalani tes kedua. Saat itu mereka sedang makan di salah satu rumah makan di Kelurahan Oeba.
“Saya tanya hasil tes pertama belum ada, kenapa sudah tes kedua. Saya tidak mau, tapi dari rumah sakit minta saya datang dan saya akhirnya ke sana,” kata El.
Tiba di sana, saudaranya menunggu di parkiran dan El masuk ke rumah sakit, dilayani oleh petugas yang sudah mengenakan APD. Lalu El diminta menyuruh keluarganya pulang.
Selang beberapa lama kemudian Dokter Nikson datang mengenakan APD lengkap dan memberitahukan kondisi El.
“Agar saya tidak syok, dokter Nikson kasih cerita motivasi lalu dia bilang saya orang pertama yang terpapar Covid-19 di Provinsi NTT. Saya tak percaya hingga dia tunjukkan surat elektronik dari Ipad dan ada nama saya di sana,” kata El.

Dokter Nikson minta El jangan cemas, tetapi tenang dan fokus saja pada penyembuhan. Menurut dokter Nikson masa kritis sudah lewat tapi El masih harus menjalani prosedur isolasi di rumah sakit dan menjalani tes kedua.
“Saat itu saya mulai khawatir bagaimana kondisi keluarga dan teman yang pernah kontak dengan saya,” kata El yang langsung memberi kabar kepada istrinya, Wany Here Wila melalui telepon.
Meski cemas, El berusaha menyakinkan istrinya bahwa dia akan baik-baik saja sehingga keluarga tidak cemas. El langsung diantar ke ruang isolasi yang ada di samping kamar jenasah.
"Saya belum bisa masuk ke kamar isolasi itu. Saya masih tunggu di luar kamar karena mereka masih bor tembok, pasang oksigen baru saya masuk,” kenang El.
Proses isolasi berlangsung sejak tanggal 9 hingga 24 April 2020. Hari pertama El khawatir dengan statusnya sebagai pasien Covid-19. Bayangan negatif soal kematian terus ada di pikirannya. Belum lagi banyak pertanyaan keluarga yang harus dijawabnya melalui HP.