60 Ribu Lebih Ternak Babi di NTT Mati pada Periode Januari Hingga November 2020

Virus ASF pertama kali menyerang ternak babi di wilayah Indonesia adalah Medan, lalu daerah Bali dan terakhir NTT.

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
Plt Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur, drh, Artati Loasana, M. Si, Kamis, 19/11/2020.  

60 Ribu Lebih Ternak Babi di NTT Mati pada Periode Januari Hingga November 2020

POS-KUPANG.COM | KUPANG-- Sekitar 60.851 ekor ternak babi mati pada periode Januari hingga November 2020. Data kasus kematian babi ini tersebar di 23 Kabupaten/Kota se-NTT.

Demikian disampaikan Plt Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur, drh, Artati Loasana, M. Si, kepada POS-KUPANG.COM, Kamis, 19/11/2020.

Kerugian yang diderita masyarakat akibat meningkatnya angka kematian ternak babi ini, kata Artati, diperkirakan sekitar 175,4 Miliar. 

Dikatakan Artati, terKait virus ASF yang menyerang ternak babi di Indonesia dan NTT pada khususnya baru pertama kali terjadi.

"Jadi kita istilahkan penyakit eksotik," tukas Artati

Ia menambahkan, Virus ASF pertama kali menyerang ternak babi di wilayah Indonesia adalah Medan, lalu daerah Bali dan terakhir NTT.

Menanggapi penyebaran virus ASF pada ternak babi ini, Dinas Peternakan Provinsi NTT  berusaha menutup semua akses jual beli ternak babi di seluruh wilayah NTT. Namun perpindahan ternak serta bahan makanan dasar ternak dan daging babi dari daerah lain khususnya Timor leste, tidak terkontrol sehingga menyebar ke perbatasan Indonesia yakni Malaka dan kemudian ke seluruh wilayah NTT.

"Kecuali yang belum ada laporan itu, Lembata," tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa, ASF seperti Covid-19. Oleh karena itu, hingga saat ini belum ada vaksin yang mampu mengatasi persoalan ini. Dengan demikian, ketika virus ini telah menyerang ternak babi, maka secara otomatis akan mengakibatkan kematian

Sejauh ini, kasus kematian ternak babi di NTT yang disebabkan oleh ASF terjadi, karena  pola pemeliharaan para peternak yang belum memperhatikan higienitas dan sanitasi.

Selain pola pemeliharaan, para peternak juga kadang memberi makan ternak dengan memperhatikan makanan ternak secara baik.

"Terus kalau pola makannya, kasih makan makanan sisa yang justeru akhirnya dari makanan-makanan, terus dari air cucian babi yang sudah kita potong," ujarnya.

Baca juga: Gugus Tugas Belu Kirim Lagi 44 Sampel SWAB

Baca juga: Pemerintah Provinsi NTT Tunda Bantuan Ternak Babi kepada Warga

Baca juga: 10 Jam Diperiksa Penyidik Kejati NTT, Bupati Dula Sebut Capek

Pihak Dinas Peternakan Provinsi NTT telah melakukan sosialisasi dan himbauan kepada masyarakat mengenai cara menghindari virus ASF dengan meningkatkan kebersihan pada pola pemeliharaan babi. Pasalnya virus tersebut akan mati dengan sendirinya dengan mencuci kandang menggunakan disinfektan.

Berdasarkan data yang diperoleh Dinas Peternakan Provinsi NTT, warga yang rutin memperhatikan kebersihan kandang, ternak babi tidak mengalami kematian. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon)

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved