Berita TTU
Disnaker TTU Kembangkan Pangan Lokal Menjadi Makanan Berstandar Nasional, Simak INFO
Pemerintah Kabupaten TTU melalui Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinasker) setempat melaksanakan kegiatan pelatihan pengembangan pangan
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU-Pemerintah Kabupaten TTU melalui Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinasker) setempat melaksanakan kegiatan pelatihan pengembangan pangan lokal menjadi makanan berstandar nasional.
Kegiatan pelatihan tata boga tersebut memanfaatkan Balai Latihan Kerja (BLK).
Hal itu disampaikan oleh Kepala Disnaker TTU, Simon Soge kepada Pos Kupang saat ditemui di Kantor DPRD Kabupaten TTU, Selasa (17/11/2020).
Simon mengatakan, untuk mengembangkan pangan lokal tersebut, pemerintah daerah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 180 juta yang digunakan untuk melaksanakan pelatihan tata boga dengan orientasi pengembangan pangan lokal menjadi makanan berstandar nasional.
"Pelatihan angkatan pertama untuk tata boga itu 30 orang, dengan orientasi pengelolaan pangan lokal untuk menjadi makanan berstandar nasional. Dan sekarang dari tanggal 7 November kemarin dilaksanakan untuk angkatan kedua dengan kuota 30 orang dengan konsentrasi masih pada pengembangan pangan lokal berstandar nasional," ungkapnya.
Simon menjelaskan, pihaknya memilih untuk menggelar pelatihan pengembangan pangan lokal agar bisa menjadi makanan berstandar nasional karena ingin menjadikan menciptakan tenaga kerja mandiri dengan konsep setiap desa akan direkrut sebanyak lima orang untuk mengikuti pelatihan tersebut.
"Sehingga nantinya setelah mereka keluar dari sini mereka bisa mandiri untuk mengembangkan pangan lokal yang ada di desanya," ungkapnya.
Simon mengatakan, untuk melaksanakan kegiatan tersebut, pihaknya mengalokasikan dana sebanyak Rp. 180 juta yang akan digunakan untuk menyukseskan kegiatan pelatihan dan juga untuk bantuan peralatan untuk para peserta pasca pelatihan.
"Para peserta nginap di BLK, mereka dilatih selama 30 hari oleh instruktur dari provinsi yang sudah berpengalaman menjadi seorang chief internasional," ujarnya.
Simon mengatakan, kedepan pihaknya akan menggelar kegiatan pelatihan sesuai dengan kebutuhan pasar baik kebutuhan pasar kerja di daerah maupun kebutuhan pasar kerja dari perusahaan jasa tenaga kerja.
"Kita sudah lakukan penjajakan. Kita juga sudah lakukan uji coba pengiriman pra kerja di kita untuk kemudian kita bekerjasama dengan pihak perbankan sehingga gaji yang diterima nantinya hanya setengah saja, dan setengahnya disimpan di bank, setelah purna dari tempat kerja maka tenaga kerja itu bisa mengambil uangnya. Kurang lebih 20 orang yang sudah kita kirim," ungkapnya.
Simon menambahkan, dengan modal yang ada, maka tenaga kerja tersebut dapat mengembangkan usahanya secara mandiri, sehingga tidak lagi bergantung kepada pemerintah daerah. (mm)
Baca juga: Pelatih Maung Abah Robert Rayakan Ulang Tahunnya ke-66, ini Harapan untuk Persib Bandung, INFO