China Tetap Jadi Musuh Amerika Meski Presiden Diganti, Joe Biden Target Negara ASEAN Jadi Sekutu

Tensi tinggi di Laut China Selatan tak akan meredah meski Presiden Amerika Donald Trump akan diganti oleh Joe Biden yang menang dalam Pemilihan Presid

Editor: Alfred Dama
via sosok grid.id
Kapal Induk USS Ronald Reagan diampingi USs Nimitaz di Laut China Selatan 

Saat ini, Amerika Serikat dan Filipina belum menyelesaikan renegosiasi Force Visits Treaty (VFA).

Perjanjian ini memungkinkan pasukan AS ditempatkan di Filipina dan menegaskan aliansi militer antara kedua negara.

VFA merupakan tantangan besar bagi pemerintahan Biden. Jika kesepakatan tidak diselesaikan, pakta penting ini bisa diakhiri secara sepihak oleh Filipina sewaktu-waktu.

Baca Juga: Kekuatan Militer Indonesia Sudah Tak Tertandingi di ASEAN, Nyatanya Menham Prabowo Belum Puas, Incar Deretan Kapal Selam Berteknologi Tingkat Tinggi Seperti Ini

(Kiri) Donald Trump dari Partai Republik dan (Kanan) Joe Biden dari Partai Demokrat
(Kiri) Donald Trump dari Partai Republik dan (Kanan) Joe Biden dari Partai Demokrat (Kolase Tribunnews (Instagram @realdonaldtrump dan @joebiden))

Di bawah Presiden Trump, Filipina menunjukkan sedikit minat pada Amerika Serikat, meskipun Trump sering memuji kebijakan mitranya Duterte.

"Saya ingin mengucapkan selamat kepada Anda atas hal-hal luar biasa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi masalah narkoba," kata Trump kepada Presiden Filipina melalui panggilan telepon.

"Setiap negara memiliki masalah, begitu pula kami. Apa yang Anda lakukan sangat bagus dan saya hanya ingin menelepon untuk memberi tahu Anda tentang hal itu," katanya.

"Pendahulu saya, Obama  dia tidak memahami Anda, tapi saya mengerti," kata Trump.

Terlepas dari "pemahaman" Trump, Presiden Duterte masih dikatakan memiliki ideologi pro-China.

Namun, dalam pemilihan presiden AS, Duterte mengatakan bahwa Trump adalah "presiden yang baik dan pantas untuk dipilih kembali".

Ketika Biden menjadi wakil presiden Amerika Serikat, hubungan antara Filipina dan Amerika Serikat terpecah-pecah.

Baca Juga: Menteri Luhut Ingin Indonesia Miliki Senjata Nuklir, Faktanya Tanah Air Memang Hampir Pernah Uji Coba Bom Atom yang Kekuatannya Buat Seluruh Dunia Bergidik Ngeri

Obama telah berulang kali mengkritik perang melawan narkoba yang diluncurkan Duterte dan membuat Presiden Filipina tidak puas.

Tetapi selama beberapa dekade, Biden selalu menganggap aliansi AS-Filipina sebagai "tembok kunci" untuk menangani China di Laut China Selatan.

Oleh karena itu, prioritas utama Biden setelah menjabat adalah memulihkan hubungan AS-Filipina.

Sumber: Grid.ID
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved