Presiden dengan Beberapa Minoritas

Joe Biden yang mengalahkan Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat 2020, akan dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat 20 Januari 2021

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Presiden dengan Beberapa Minoritas
Dok POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

Oleh Marianus Kleden Dekan FISIP Unwira

POS-KUPANG.COM - Joe Biden yang mengalahkan Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat 2020, akan dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke 46 pada tanggal 20 Januari 2021. Biden menjadi presiden tertua, yaitu 78 tahun, dalam sejarah Amerika saat dilantik.

Dua tertua lainnya adalah Donald Trump yang saat dilantik berusia 70 dan Roland Reagan yang kurang 16 hari berumur 70 ketika memegang jabatan kepala negara. Biden merupakan orang Katolik kedua setelah John Kennedy yang menjadi presiden ke 35 ketika masih berusia belum genap 44 di tahun 1961 dan mati ditembak dua tahun kemudian dalam usia 46.

Dengan demikian dari segi usia Biden berasal dari kelompok minoritas, yaitu hanya 2 orang yang beusia kepala tujuh saat dilantik.

Baca juga: Cegah Penyebaran ASF, Pemdes Liang Sola Kabupaten Mabar Lakukan Sosialisasi

Dari 45 presiden yang sudah dilantik dan 1 yang akan dilantik, terdapat 25 orang dengan rentang usia 50-58 tahun, 10 orang dengan rentang usia 60-69 tahun, 9 orang dengan rentang usia 42-49 tahun. Hanya Biden dan Trump yang benar-benar berkepala tujuh saat dilantik.

Dari segi agama, Biden juga datang dari kalangan minoritas, yaitu 20 persen warga AS yang beragama Katolik. Memang 20 persen bukanlah jumlah yang kecil-kecil amat, tetapi seluruh suasana yang mewarnai Amerika dari California sampai New York beraroma Protestan.

Jadi, jangan mengharapkan tradisi kesalehan popular Katolik seperti yang bisa disaksikan di Mexico atau negara-negara Eropa Selatan bisa terjadi di Amerika.

Baca juga: Realisasi Dana Pengamanan Pilkada untuk TNI dan Polri di Malaka Capai 100 Persen

Hal menarik lainnya adalah bahwa Biden memilih Kamala Harris sebagai wakilnya. Dalam sejarah Amerika Hilary Cliton, istri Bill Clinton, Presiden AS ke-42, menjadi perempuan pertama yang maju melawan Donald Trump 4 tahun lalu.

Ternyata, banyak orang kecewa, karena harapan untuk menempatkan seorang perempuan pada posisi puncak penyelenggaran pemerintahan akhirnya kandas di tangan Donald Trump.

Hilary dengan semua kualitas yang lebih baik dari Trump akhirnya kalah dalam pertarungan di sebuah negara berkarakter male dominant society. Dengan demikian kemenangan Biden-Harris telah menempatkan seorang perempuan untuk pertama kalinya di puncak kekuasaan, secara lebih spesifik seorang perempuan blasteran Jamaica-India, seorang Afro-Asian American di satu anak tangga sebelum puncak kekuasaan untuk pertama kalinya.

Biden juga tidak datang dari keluarga kaya raya seperti banyak presiden Amerika lainnya. Dari segi kekayaan tentu saja yang paling moncer adalah yang baru lengser ini, Donald Trump yang menurut perhitungan Forbes memiliki kekayaan sekitar 4.500 juta dollar atau 67,5 triliun rupiah pada kurs Rp.15 ribu per satu dollar.

Biden sendiri dengan kekayaan sekitar 9 juta dollar atau 135 milliar rupiah, tidak bisa dikategorikan sebagai presiden miskin karena dari 45 presiden sebelum Biden, ada 9 orang presiden dengan kekayaan di bawah 1 juta dollar (15 miliar rupiah), salah seorang dari antaranya adalah tokoh besar Abraham Lincoln.

Namun demikian Biden mungkin salah satu presiden yang paling pahit kehidupan rumahtangganya. Tahun 1966, dalam usia 24, Biden menikahi Neilia Hunter yang memberinya dua orang putra, Beau dan Hunter, dan seorang putri, Amy.

Malang tak dapat ditolak, tahun 1972 keluarga Biden mengalami kecelakaan mobil yang menewaskan istrinya dan putrinya Amy yang baru berumur setahun. Beau dan Hunter cedera berat tetapi selamat.

Beau kemudian menjadi seorang hakim peradilan militer dan Hunter menjadi seorang jaksa. Sayang, Beau meninggal tahun 2015 karena kanker otak. Setelah kecelaan tahun 1972, Biden mengalami depresi dan goncang imannya.

Seorang kerabat prihatin dengan kondisinya lalu memakcomblangi Biden dengan Jill Tracy Jacobs yang dinikahi pada tahun 1977. Biden merasa berutang budi kepada istri keduanya karena telah menyelamatkan dirinya dari situasi tertekan.

Di bidang pendidikan Biden memiliki prestasi akademik yang sedang-sedang saja, malah disebut "poor" dalam bahasa Inggris. Tahun 1965 dalam usia 23 tahun Biden meraih gelar BA, setara S1 sekarang, dalam bidang sejarah dan politik dengan nilai rata-rata C. Tahun 1968 meraih Doktor Hukum dari Syracuse University College Law dan berada pada ranking 76 dari 85 mahasiswa.

Walaupun prestasi akademiknya sedang-sedang saja, Biden sejak muda sangat menonjol sifat kepemimpinannya dan selalu menjadi ketua kelas. Selain itu Biden juga seorang pemain football yang hebat.

Studi hukumnya membuat Biden kemudian berpraktik sebagai public defender, semacam lawyer yang dibayar negara untuk memberi pendampingan hukum bagi warga tak mampu dan kemudian menjadi jaksa sebelum akhirnya menjadi senator di usia muda, 30 tahun.

Pelajaran dari Biden

Biden adalah seorang yang tidak diberi bakat istimewa secara akademis tetapi seorang yang telaten dalam tugas-tugas sekolah. Biden mengimbangi kekurangannya dengan sifat kepemimpinan dan olahraga.

Ketelatenan Biden juga nampak dari tiga kali upayanya meraih kursi presiden, pertama di tahun 1988, kedua di tahun 2008 tetapi batal karena diambil Obama menjadi wapres, dan ketiga di tahun 2020.

Dia mampu menghadapi cobaan hidup yang paling berat karena terbuka kepada bantuan orang lain. Ketika mengalami kematian istri pertamanya, Biden berencana berhenti bekerja untuk merawat kedua putranya, tetapi dicegah atasan dan rekan kerjanya, meskipun setiap hari dia mesti bolak balik

Washington dan Delaware dengan kereta api selama satu setengah jam. Dia juga menerima upaya dimakcomblangi saudaranya yang membuat dia bisa mendapatkan Jill Jacobs yang sudah menyelamatkan hidupnya dari depresi dan yang sebentar lagi akan menjadi First Lady.

Keterbukaannya kepada orang lain membuat Biden melihat sebutir mutiara indah di pantai Barat bernama Kamala Harris, yang bersama Biden berhasil memenangi pilpres, meskipun Biden sadar, menempatkan seorang perempuan sebagai petarung di sebuah masyarakat yang masih menomorsatukan jenis kelamin laki-laki amatlah berisiko seperti yang sudah dialami Hilary Clinton.

Di tengah masyarakat yang semakin sekular, Biden tetaplah seorang Katolik yang saleh. Yang dipraktikkannya dalam karir sebagai pejabat negara adalah, sebagaimana Yesus memperlakukan setiap orang sebagai manusia yang bermartabat, kita pun seharusnya demikian.

Penghormatan tehadap martabat manusia nampak dalam keyakinan bahwa setiap upaya merendahkan bahkan menghancurkan kemanusia akan gagal, dan kemanusiaan akan pulih melalui proses alamiah yang tak terperikan.

Lihat misalnya, pembantaian umat Yahudi dari masa ke masa terpulihkan dengan bangkitnya tokoh-tokoh sains dan teknologi paling gemilang sedunia dari kalangan Yahudi, dan perbudakan orang kulit hitam di AS terbalaskan dengan naiknya Obama menjadi presiden dan Kemala Harris sebagai Wapres.

Saya ingin menambahkan sebuah simbolik lain: Kennedy mati ditembak dalam usia 46, tetapi pada urutan ke 46 telah tampil seorang presiden yang menggantikan Kennedy. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved