Presiden dengan Beberapa Minoritas

Joe Biden yang mengalahkan Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat 2020, akan dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat 20 Januari 2021

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Presiden dengan Beberapa Minoritas
Dok POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

Seorang kerabat prihatin dengan kondisinya lalu memakcomblangi Biden dengan Jill Tracy Jacobs yang dinikahi pada tahun 1977. Biden merasa berutang budi kepada istri keduanya karena telah menyelamatkan dirinya dari situasi tertekan.

Di bidang pendidikan Biden memiliki prestasi akademik yang sedang-sedang saja, malah disebut "poor" dalam bahasa Inggris. Tahun 1965 dalam usia 23 tahun Biden meraih gelar BA, setara S1 sekarang, dalam bidang sejarah dan politik dengan nilai rata-rata C. Tahun 1968 meraih Doktor Hukum dari Syracuse University College Law dan berada pada ranking 76 dari 85 mahasiswa.

Walaupun prestasi akademiknya sedang-sedang saja, Biden sejak muda sangat menonjol sifat kepemimpinannya dan selalu menjadi ketua kelas. Selain itu Biden juga seorang pemain football yang hebat.

Studi hukumnya membuat Biden kemudian berpraktik sebagai public defender, semacam lawyer yang dibayar negara untuk memberi pendampingan hukum bagi warga tak mampu dan kemudian menjadi jaksa sebelum akhirnya menjadi senator di usia muda, 30 tahun.

Pelajaran dari Biden

Biden adalah seorang yang tidak diberi bakat istimewa secara akademis tetapi seorang yang telaten dalam tugas-tugas sekolah. Biden mengimbangi kekurangannya dengan sifat kepemimpinan dan olahraga.

Ketelatenan Biden juga nampak dari tiga kali upayanya meraih kursi presiden, pertama di tahun 1988, kedua di tahun 2008 tetapi batal karena diambil Obama menjadi wapres, dan ketiga di tahun 2020.

Dia mampu menghadapi cobaan hidup yang paling berat karena terbuka kepada bantuan orang lain. Ketika mengalami kematian istri pertamanya, Biden berencana berhenti bekerja untuk merawat kedua putranya, tetapi dicegah atasan dan rekan kerjanya, meskipun setiap hari dia mesti bolak balik

Washington dan Delaware dengan kereta api selama satu setengah jam. Dia juga menerima upaya dimakcomblangi saudaranya yang membuat dia bisa mendapatkan Jill Jacobs yang sudah menyelamatkan hidupnya dari depresi dan yang sebentar lagi akan menjadi First Lady.

Keterbukaannya kepada orang lain membuat Biden melihat sebutir mutiara indah di pantai Barat bernama Kamala Harris, yang bersama Biden berhasil memenangi pilpres, meskipun Biden sadar, menempatkan seorang perempuan sebagai petarung di sebuah masyarakat yang masih menomorsatukan jenis kelamin laki-laki amatlah berisiko seperti yang sudah dialami Hilary Clinton.

Di tengah masyarakat yang semakin sekular, Biden tetaplah seorang Katolik yang saleh. Yang dipraktikkannya dalam karir sebagai pejabat negara adalah, sebagaimana Yesus memperlakukan setiap orang sebagai manusia yang bermartabat, kita pun seharusnya demikian.

Penghormatan tehadap martabat manusia nampak dalam keyakinan bahwa setiap upaya merendahkan bahkan menghancurkan kemanusia akan gagal, dan kemanusiaan akan pulih melalui proses alamiah yang tak terperikan.

Lihat misalnya, pembantaian umat Yahudi dari masa ke masa terpulihkan dengan bangkitnya tokoh-tokoh sains dan teknologi paling gemilang sedunia dari kalangan Yahudi, dan perbudakan orang kulit hitam di AS terbalaskan dengan naiknya Obama menjadi presiden dan Kemala Harris sebagai Wapres.

Saya ingin menambahkan sebuah simbolik lain: Kennedy mati ditembak dalam usia 46, tetapi pada urutan ke 46 telah tampil seorang presiden yang menggantikan Kennedy. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved