Wakasek Dianiyaya Orangtua Murid
Kepsek SMPN 6 Lembor Sayangkan Orang Tua Siswa Aniaya Guru
Dalam tahap penyelidikan ini, Polsek Lembor telah melayangkan surat panggilan kepada korban dan para saksi.
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Kepsek SMPN 6 Lembor Sayangkan Orang Tua Siswa Aniaya Guru
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO -- Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 6 Lembor, Frederikus Dhase Mosa menyayangkan tindakan oknum orang tua siswa yang menganiaya seorang guru di sekolah itu, Selasa (10/11/1020).
korban Vincensius Ader (45), yang juga Wakasek di SMPN 6 Lembor dianiaya oknum orang tua siswa berinisial DD, di kediamannya di Desa Daleng, Kecamatan Lembor pada Senin (9/11/2020) sekitar pukul 12.15 Wita.
"Sekolah sangat menyayangkan, karena jika tidak puas dapat ke sekolah, ada kepala sekolah dan kami akan kasih klarifikasi dan keterangan. Tapi, yang dia buat kejar hingga di rumah korban dan lakukan penganiayaan, bukan tindakan terpuji," katanya.
Pelaku DD, jelas Frederikus, melakukan penganiayaan terhadap korban karena tidak terima karena anak laki-lakinya, mendapatkan tindakan disiplin dari sekolah, yakni rambutnya digunting oleh guru.
Tindakan tersebut dilakukan karena imbauan dari sekolah untuk merapikan rambut tidak diindahkan oleh siswa.
Selama pembelajaran secara offline, tidak dilakukan tatap muka karena pandemi Covid-19.
Para siswa, lebih khusus siswa laki-laki di sekolah tersebut pun banyak yang membiarkan rambutnya panjang dan terkesan tidak rapi, bahkan terdapat sejumlah siswa yang mewarnai rambutnya menggunakan cat.
"Setiap kali pembelajaran kami sampaikan protokol kesehatan, kebersihan dan kerapian termasuk merapikan rambut, mulai dari kelas VII sampai kelas IX. kami lakukan penertiban terkait rambut dan kerapian. Untuk anak-anak yang tidak indahkan, sanksinya rambut bagian depan dipotong, dengan harapan setelah itu mereka kembali ke rumah dan merapikan rambut," katanya.
Dijelaskannya, pihak sekolah tidak mencukur rambut siswa laki-laki yang dinilai panjang hingga botak, namun hanya menggunting sedikit rambut bagian.
"Tidak semua rambut digunting, hanya sedikit pada bagian depan, masih kasih tinggal sekitar 5 cm, sehingga nantinya mereka pulang dan rapikan keseluruhan rambut hingga bagian belakang," jelasnya.
Sementara itu, pihak sekolah juga mendampingi korban dan keluarganya untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.
Selanjutnya, kejadian tersebut juga telah dilaporkan ke PGRI Ranting Lembor dan Kepala Dinas PKO Kabupaten Mabar.
"Ini merupakan kejadian pertama kali yang terjadi di sekolah kami," katanya.
Diberitakan sebelumnya, seorang wakil kepala sekolah (wakasek) di Desa Daleng, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) dianiaya oknum orang tua murid hingga babak belur.