Beragam Elemen di Malaka Diberikan Penguatan Soal Advokasi dan KIE Program KKBPK
penguatan soal advokasi dan KIE program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
Beragam Elemen di Malaka Diberikan Penguatan Soal Advokasi dan KIE Program KKBPK
POS-KUPANG.COM I BETUN--Beragam elemen baik mahasiswa, para kader posyandu, tokoh perempuan di Malaka diberikan penguatan soal advokasi dan KIE program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Penguatan yang difasilitasi BKKBN Pusat bersama Komisi IX DPR RI ini menghadirkan pembicara utama, Wakil Ketua Komisi IX, Melki Laka Lena dan
Kepala BKKBN NTT, Marianus Mau Kuru.
Pantauan Pos-Kupang di Aula Biara SSpS Betun, Minggu (8/11), kegiatan dibuka Penjabat Bupati Malaka yang diwakili Staf Ahli Bupati Malaka, Maria Thresia Un Manek dihadiri pula Kepala Inspektor BKKBN Wilayah I juga kader golkar.
Melki Laka Lena pada kesempatan ini menegaskan, permasalahan utama yang tengah menjadi perhatian serius pemerintah adalah stunting. Dampak dari stunting terutama pada gagal tumbuh.
Stunting, katanya, terjadi karena bayi mengalami gizi buruk yang mengakibatkan gangguan koqnitif dan motorik atau lambat merespon sesuatu.
Selain itu, stunting inipun berdampak pada ekonomi 2,3 persen sebagaimana hasil analisa para ahli. Untuk itu, tidak bisa dipandang sebelah mata soal stunting karena ini menyangkut tumbuh kembangnya generasi masa depan bangsa umumnya dan Malaka khususnya.
Melki yang juga Ketua Golkar NTT ini meminta elemen terkait yang ada untuk sama-sama melakukan sosialisasi menekan angka stunting di Malaka.
Cara mencegahnya, anak ketika lahir termasuk ibu hamil perlu membutuhkan vitamin dan kalori yang baik sehingga balita tumbuh dengan baik.
Selain itu, 1.000 hari sejak kelahiran pertama sangat menentukan perkembanga bayi. Asupan gizi harus diperhatikan guna mencegah stunting dan paling penting kuncinya pada pemberian ASI eksklusif.
"Dulu kaum ibu dimana ada kegiatan pasti tidak malu-malu memberi ASI pada bayi. Tapi sekarang ini jarang dijumpai kaum ibu seperti zaman dulu itu. Makanya saya minta para kader posyandu juga kalangan mahasiswa untuk bantu berikan sosialisasi soal pemberian ASI agar anak balita tidak terkena stunting. Jaga Pola asuh dan ,pola makan," pesan Melki.
Sementara Marius Mau Kuru menyampaikan hal-hal praktis dalam upaya pencegahan stunting bagi calon ibu juga ibu muda agar memperhatikan dengan sungguh-sungguh terutama merawat balita.
Dirinya juga meminta agar kesehatan lingkungan perlu diperhatikan. Semua pihak harus bersama-sama memerangi bahaya stunting agar generasi masa depan Malaka ini tumbuh menjadi generasi sehat dan cerdas.
Staf Ahli Bupati Malaka, Maria Thresia Un Manek mengatakan, pemerintah Kabupaten Malaka dari waktu ke waktu terus mensosialisasikan mengenai pola hidup sehat dan bersih. Persoalan stunting menjadi skala proritas perhatian bersama bukan pada pemerintah semata tapi bergandengan tangan dengan para pihak.
Menurutnya, stunting merupakan persoalan serius karena ini menyangkut tumbuh kembang anak balita. Apabila salah asuh dan salah pemberian pola makan maka dampaknya pada generasi masa depan yang kurang sehat.
Baca juga: MW FORHATI NTT Lantik Pengurus Presidium
Baca juga: Enam Pasien Covid-19 di Sumba Timur Masih Diisolasi
Baca juga: Update Corona Sumba Timur - Masih Ada Enam Pasien yang Disolasi
"Atas nama pemerintah Kabupaten Malaka saya ucapkan terima kasih buat BKKBN dan Komisi IX DPR RI yang punya perhatian luar biasa dalam menyelamatkan generasi Malaka dari bahaya stunting ini," kata Theresia.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edy Hayong)