Berita NTT Terkini
Webinar BI, Dampak PEN Terhadap Perekonomian Nasional dan NTT
Walau kita ingin investasi masuk sebesar-besarnya, pemerintah NTT mempunyai beberapa batasan. Pendekatan pembangunan di NTT itu hadus bersifat inklus
Penulis: F Mariana Nuka | Editor: Ferry Ndoen
Daniel menjelaskan lebih lanjut bahwa rencana jumlah pinjaman dana PEN NTT yakni sebesar Rp1,5 triliun di tahun 2021. Nantinya, anggaran tersebut akan dibagi dalam rencana investasi, yakni pengembangan infrastruktur sebesar Rp1.800,22 miliar, perikanan budidaya Rp158,77 miliar, pertanian tanaman pangan dan pembenihan Rp100,00 miliar, pengembangan peternakan Rp100,00 miliar, dan pemanfaatan kawasan hutan untuk porang sebesar Rp135,00 miliar.
Ia menguraikan pula target pertumbuhan ekonomi dan proyeksi kebutuhan investasi NTT tahun 2021-2023. Pertumbuhan ekonomi 2021 ditargetkan tumbuh 6,7%, 6,9% di tahun 2022, dan 7,3% di tahun 2023. Proyeksi kebutuhan investasi sendiri yakni Rp63,91 triliun di tahun 2021, Rp71,47 triliun di tahun 2022, dan Rp80,94 triliun di tahun 2023. Adapun proyeksi ketersediaan dana investasi 2021 terbagi menjadi belanja modal pemerintah (APBD Provinsi) sebesar Rp2,15 triliun, belanja modal kabupaten dan kota sebesar Rp4,43 triliun, belanja investasi swasta (PMBT) sebesar Rp2,5 triliun, dan kebutuhan tambahan investasi 2021: Regionap, Domestik, dan FDI sebesar Rp54,83 triliun.
"Walau kita ingin investasi masuk sebesar-besarnya, pemerintah NTT mempunyai beberapa batasan. Pendekatan pembangunan di NTT itu hadus bersifat inklusif, lokal, resource-based, dan berlanjut. Ini prinsip yang kami pegang," kata Daniel.
Katanya, kebijakan investasi pun tetap selektif. Semua mata rantai basis atau hulu yang strategis dalam sistem rantai pasok harus berbasi di NTT. Perdagangan antar pulau atau ekspor berupa barang olahan, serta adanya peningkatan kualitas dan kompetensi SDM. (cr1)

Area lampiran