Diskusi Terbatas di Konsulado RDTL Kupang, Ekonomi Warga Timor Leste Terus Menggeliat

Diskusi Terbatas di Konsulado RDTL Kupang, Ekonomi Warga Timor Leste Terus Menggeliat

Penulis: Paul Burin | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
DI KONSUL RDTL -Usai beraudensi Konsul Zito dan Wakil Aderito serta manajemen Pos Kupang melakukan sesi foto bersama di depan Gedung Konsul RDTL Kupang, Rabu (4/11/2020). 

Diskusi Terbatas di Konsulado RDTL Kupang, Ekonomi Warga Timor Leste Terus Menggeliat

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Diskusi antara Konsul Republik Demokratik Timor Leste ( RDTL) Kupang, Jesuino Dos Reis Matos C, Second Secretary Konsul, Aderito Baptista Lopes; Pemimpin Redaksi Pos Kupang, Hasyim Ashari dan Pemimpin Perusahaan PT Timor Media Grafika, Erniwaty Madjaga di konsul itu di Jalan Frans Seda, Kota Kupang, Rabu (4/11/2020) siang, memberikan banyak gambaran tentang situasi di negara yang baru merdeka tahun 2002 setelah pisah dari NKRI ini.

Selama ini banyak kabar yang menyebutkan bahwa negara itu di ambang kebangkrutan, negara itu termiskin di dunia serta rakyatnya berniat kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), merupakan informasi yang sungguh "menyerang" negara tetangga itu. Ada juga berita yang sama saja, namun didaur ulang dengan angle-angle menarik. Padahal konten atau isi dari informasi itu sama saja. Faktanya, tidak demikian.

Baca juga: Lurah Lewoleba Barat Minta Warga Jaga Kebersihan Cegah DBD

Bahwa di negaranya masih terdapat kekurangan di sana sini dan situssi politik sedikit memanas diakui Konsul Jesuino Dos Reis Matos dan Wakilnya Aderita. Media massa menggambarkan seolah-olah Timor Leste dalam situasi yang sungguh mencekam. Darimana sumber beritanya, kadang media massa menyebut dari masyarakat. "Nah, masyarakat yang mana," tanya Konsul Zeto.

Jika ingin menyajikan berita yang "layak" ada syarat-syaratnya. Ada tatacara, ada tatakramanya. Karena itu ia ingin mengatakan bahwa negeranya kini terus membangun dari ibukota, menuju distrik-distrik sampai ke desa-desa. Jalan-jalan sudah aspal, jaringan listrik sudah sampai ke desa-desa, jaringan telekomunikasi juga demikian. Intinya, negeri Matahari Terbit (Timor Lorosae) itu banyak maju dalam semua aspek pembangunan.

Baca juga: Dugaan Melanggar Hukum di Kantor BPBD Nagekeo, Jaksa Periksa Sejumlah Saksi

Jika pemberitaaan menyebutkan bahwa warga negara Timor Leste menginginkan kembali ke NKRI, apakah sudah ada penduduk di sepanjang zona tapal batas itu hijrah ke Belu, Malaka, Timor Tengah Utara (TTU), Timor Tengah Selatan (TTS), ke Kabupaten Kupang atau Kota Kupang? Ini satu di antara indikator kemiskinan dan upaya untuk kembali ke NKRI. Tapi, sampai saat ini tak ada. Sebaliknya, penduduk di sana aman-aman saja. Mereka tetap menjalankan tugasnya seperti biasa. Bertani, beternak, nelayan atau ke kantor-kantor pemerintahan dan swasta tanpa rasa galau.

Indikator lainnya, berapa banyak omzet belanja dari warga Timor Leste atas para pedagang dari NTT atau Indonesia? Setiap hari juga penduduk Timor Leste tetap mendatangi pasar-pasar untuk berbelanja. "Arus barang dan jasa dari NTT terus masuk dengan lancar ke sana. Artinya, sekali lagi, ekonomi masyarakat terus bertumbuh," katanya.

Di masa pandemi Covid-19 ini, setiap hari Rabu dan setiap 17 hari negara itu membolehkan arus barang dan manusia boleh masuk ke negara yang kini dipimpin oleh Presiden Francisco Guterres itu. Dari pengamatan Konsul Zeto, betapa barang dan jasa serta arus keluar masuk manusia cukup padat. Sebuah indikator bahwa RDTL terus bergeliat dalam membangun.

Pemerintahan di negara itu juga membebaskan biaya pendidikan mulai dari TK, SD, SMP sampai SMA. Ketika kuliah menjadi biaya sendiri. Pun pengobatan dilakukan secara gratis bagi seluruh masyarakat. Dampak dari Civid-19 ini, negara memberi bantuan subsidi tiap kepala keluarga per bulan sebesar Rp 100 dolar AS selama empat bulan. Untuk pegawai negeri dengan gaji di bawah Rp 5 juta juga mendapat insentif Rp 100 dolar AS. Dan, yang teranyar, pemerintah mendistribusi langsung kebutuhan pokok kepada masyarakat.

Untuk para mahasiswa yang tengah mengikuti kuliah di luar Timor Leste, konsul mendapatkan bantuan yang sama. "Pada beberapa bulan lalu kami menyalurkan langsung bantuan berupa uang tunai di konsul ini. Mereka datang dan mengambilnya. Sedangkan mahasiswa yang mengikuti kuliah di Flores atau di kabupaten lain di NTT kami transfer," katanya.

Wakil Konsul Aderito mengatakan, pemerintahan di negaranya memberi perhatian yang tak kecil untuk kesejahteraan warganya. Bukti-bukti sudah cukup jelas sebagamana disampaikan Konsul Zito. Aderito juga menyoroti jalan-jalan tikus yang kerap menjadi ajang transaksi pasar gelap (black market) atau penyelundupan berbagai barang kebutuhan.

Karena itu perlu penjagaan yang lebih ketat lagi dan membutuhkan kesadaran yang tinggi dari masyarakat dua negara ini. Bahwa melalui pintu-pintu gelap itu tidak akan memberi kontribusi pendapatan bagi dua negara.

Baik Konsul Zito maupun Wakil Aderito juga menjelaskan tentang "keributan" warga Timor Leste saat kunjungan Duta Besar (Dubes) RDTL untuk Indonesia, Alberto Xavier Pareira Carlos ke Kupang, belum lama ini.

Ketika bertemu Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Dubes Alberto sedikit membungkukkan badan saat berjabat tangan. Sikap dubes itu semata karena merasa terharu dengan sambutan Gubernur Viktor Laiskodat yang tidak mengenakan masker saat menerimanya.

Dubes Alberto sungguh mengikuti semua protap Covid-19. Namun, Gubernur Viktor saat menerimanya tak mengenakan masker. Gubernur juga mengatakan bahwa Covid-19 harus dilawan. Jika tidak situasi akan semakin runyam. Masyarakat tak bisa menunaikan tugas dengan baik. Karena itu secara spontan Dubes Alberto berjabat tangan dan merasakan betapa gubernur sungguh menghormatinya. "Jadi sikap menunduk itu karena Pak Dubes merasa terharu saja," kata Zito.

Setelah protes yang disampaikan baik melalui media massa dan telepon langsung dari Timor Leste ke konsulado RDTL di Kupang, klarifikasi akhirnya dilakukan. Protes dari masyarakat akhirnya reda. "Selain itu, Pak Dubes juga memberi keterangan," kata Zito.

Pemimpin Redaksi Pos Kupang, Hasyim Ashari mengatakan, kehadiran konsul RDTL di Kupang sesungguhnya memberikan banyak harapan untuk kemajuan pembangunan di dua negara ini.

Sebagai negara tetangga, keduanya sudah membangun kerja sama yang tidak sedikit terutama di bidang ekonomi. NTT bertumbuh karena bantuan Timor Leste. Banyak pedagang dari daerah ini melakukan eskpor ke sana dan sukses.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved