Puncak Hari Sumpah Pemuda Diwarnai Aksi Damai Dua Kelompok Massa di Malaka

Puncak Hari Sumpah Pemuda ke 92 di Kabupaten Malaka diwarnai dengan aksi damai dua kelompok massa yaitu Forum Peduli Perdamaian Malaka ( FPPM)

Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Edi Hayong
Puncak Hari Sumpah Pemuda Diwarnai Aksi Damai Dua Kelompok Massa di Malaka, Rabu (28/10/2020). 

POS-KUPANG.COM | BETUN - Puncak Hari Sumpah Pemuda ke 92 di Kabupaten Malaka diwarnai dengan aksi damai dua kelompok massa yaitu Forum Peduli Perdamaian Malaka ( FPPM) dan Aliansi Mahasiswa pro Demokrasi dan GMNI Cabang Belu.

Aksi damai yang dikawal ketat aparat Polres Malaka bersama TNI ini berjalan aman dan lancar. Kedua kelompok massa yang hadir inipun membawa pernyataan sikap yang berbeda.

Disaksikan Pos-Kupang di Betun, Ibu kota Kabupaten Malaka, Rabu (28/10), massa FPPM yang merupakan gabungan dari Perkumpulan Penjaga Petdamaian Keaeilan Malaka (Perpenda),
Komunitas Pemuda Wehali, Komunitas Pemuda Kobalima, Komunitas Pemuda Malaka Barat, Forum Komunitas Pemuda Weliman juga beberapa forum pemuda lain, bergerak dari Sekretariat Perpenda dengan tertib.

Baca juga: Hanya Rp 50 Juta Harga Mobil Bekas Murah Daihatsu Gran Max, Daftar Harga Untuk Berbagai Varian

Selama perjalanan, Ketua Perpenda Malaka, Marianus Robianto Koen, ST terus berorasi bersama orator lain seperti Roy Tey Seran.

Marianus dalam orasinya menegaskan, sebagai pemuda Malaka dirinya prihatin dengan situasi politik pilkada yang saat ini tidak lagi berjalan sesuai dengan apa yang menjadi keinginan bersama.

Baca juga: Ini Penjelasan Manajer UP2K Flores Soal Listrik di Pulau Flores, Info

"Kami pemuda dan rakyat Malaka siap lawan mereka-mereka yang datang dari luar memprovokasi keadaan di malaka. Ada banyak oknum-oknum yang ingin memecah belah persaudaraan dan kekeluargaan yang ada di Malaka. Kami minta kepada oknum-oknum agar jangan merusakan kekeluargaan di Malaka. Kami siap berdiri di depan melawan kami siap jaga keadilan dan perdamaian di Malaka," ujar Marianus berapi-api.

Sementara Roy Tey Seran dalam orasinya menegaskan, pada momen Hari Sumpah Pemuda ini, Forum Peduli Perdamaian Malaka (FPPM) hadir menyerukan perdamaian di Malaka. Dia meminta segala persoalan yang sedang terjadi diserahkan kepada aparat penegak hukum. Semua masalah dipercayakan pada aparat penegak hukum.

"Hukum merupakan panglima Tertinggi di negara ini. Kami melawan ketidakadilan dan tetap menjaga kedamaian di Malaka. Tetap komitmen menjaga keamanan dan kedamaian di bumi Rai Malaka," kata Roy disambut yel yel rekan-rekannya sambil mendaraskan lagu "Maju Tak Gentar".

Marianus Robianto Koen, ST menambahkan, aksi damai yang dilakukan inipun sebagai bentuk aksi solidaritas mendukung polisi dalam mengawal proses politik yang sedang berjalan.

Dirinya menegaskan, politik pilkada harus sehat dan martabat. Mereka menyatakan sikap menolak kampanye hitam karena kontra produktif. Politik pilkada adalah politik adu gagasan membangun Malaka.

"Siapapun boleh berpolitik. Harus santun dan paparkan program bukan menebar hujatan kebencian karena bertolak belakang dengan semangat pilkada.Pilkada ini lima tahun sekali sehingga jangan merusak persaudaraan. Kami siap tularkan semangat positif untuk bangun Malaka lebih baik," tambah Marianus.

Sementara pada bagian lain, Aliansi Mahasiswa pro Demokrasi dan GMNI Cabang Belu walaupun jumlahnya lebih sedikit tetap menyampaikan aspirasinya. Aliansi ini menyampaikan sikap menuntut aparat Polres Malaka untuk mengusut tuntas kasus yang dialami wartawan Garda Malaka.

Aliansi meminta adanya kepastian proses hukum terhadap kasus tersebut karena bagi Aliansi, pemukulan terhadap wartawan dalam melaksanakan tugas tidak dibenarkan. Bahkan Aliansi menyatakan sikap bahwa apabila proses hukum tidak ditindaklanjuti maka mereka memilih untuk bertahan menggelar aksi di Malaka.

Kedua kelompok massa kemudian membacakan pernyataan sikap masing-masing dengan tetap dalam pengawalan aparat Polres Malaka yang ikut hadir KBO Polres Malaka, Kompol Jantje Seran mewakili Kapolres dan Kasat Serce, IPTU Yusuf.

Dihadapan massa Aliansi Mahasiswa pro Demokrasi dan GMNI Cabang Belu, Jantje menegaskan, terkait pernyataan sikap Aliansi soal kasus hukum, yang menentukan adalah penyidik dan penanganan seperti apa dipertegaas Kasat Serce.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved