Berita Lewoleba Hari Ini
Kegembiraan Anak Pantai Direnggut Tumpukan Sampah Warga Lewoleba
Sampah yang dibuang sembarangan oleh warga Kota Lewoleba ternyata membawa dampak yang buruk bagi anak-anak
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Sampah yang dibuang sembarangan oleh warga Kota Lewoleba ternyata membawa dampak yang buruk bagi anak-anak yang tinggal di pesisir pantai Kota Lewoleba.
Kegembiraan anak-anak pantai seolah direnggut ketika pesisir pantai yang jadi tempat bermain mereka sehari-hari dipenuhi sampah plastik yang dibuang warga Kota Lewoleba.
Fenomena ini terungkap saat sekelompok anak muda dari berbagai komunitas di Kota Lewoleba menggelar Festival Sampah di pesisir Pantai Wangatoa, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Senin (26/10/2020) petang.
Baca juga: Gugusan Terumbu Karang Seputaran Pulau Awololong Hancur
Zita Wuwur, salah satu panitia penyelenggara Festival Sampah, mengakui kalau anak anak pesisir pantai Lewoleba yang paling terdampak dari kebiasaan warga kota membuang sampah tidak pada tempatnya.
Kata salah satu personil Trash Hero Chapter Lembata itu, saat kegiatan Festival Sampah tersebut anak-anak sendiri secara jujur mengungkapkan kalau tempat bermain mereka sudah dipenuhi rupa-rupa sampah.
Baca juga: Enam Orang Positif Covid-19 Sumba Timur Berada di Kecamatan Umalulu dan Kambera
"Sampah di pesisir itu paling banyak. Kami sudah dua kali kegiatan ini, anak-anak ini kekurangan lahan untuk bermain, pantai ini tempat untuk bermain, mereka punya tempat main bola tapi mereka takut karena pasti injak beling atau kotoran. Itu ungkapan murni dari anak anak," kata Zita saat ditemui di pesisir Pantai Wangatoa, lokasi Festival Sampah digelar.
"Kita tanya siapa yang buang mereka (anak-anak) bilang orang dari atas. Orang di atas bilang tempat sampah, mobil sampah tidak ada. Jadi ya buang di pantai saja supaya air bawa," tambahnya.
Menurutnya, pemerintah daerah harus punya siasat untuk bisa mengatasi persoalan sampah di Kota Lewoleba terutama yang berada di kawasan pesisir.
"Minimal pemerintah bisa sosialisasi di sini," tandas Zita.
Dalam Festival Sampah tersebut, puluhan anak-anak pesisir dilibatkan dalam berbagai kegiatan seperti edukasi bahaya sampah plastik, mewarnai alam dan membaca puisi.
Mereka mewarnai gambar-gambar soal sampah, bagaimana harus menjaga kebersihan, menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya, merawat alam yang indah dan bersih.
Menurut Zita, edukasi ditujukan kepada anak-anak sangat penting karena mereka paling mudah diberi pemahaman dan merupakan generasi mendatang di Lembata.
"Jawaban mereka itu paling jujur. Mereka juga sudah tidak nyaman dengan kondisi ini," imbuhnya.
Ahmad Yani, anggota panitia Festival Sampah, menambahkan salah satu kegiatan Festival Sampah adalah mengedukasi masyarakat dan anak-anak berkaitan dengan dampak sampah.
Festival yang dilangsungkan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2020 ini menurut Ahmad Yani bertujuan untuk menyadarkan masyarakat dan anak-anak akan bahaya sampah.
"Ini sudah terlalu banyak sampah, jadi kalau bukan dari sekarang kapan lagi. Ini bukan terlambat tapi kita masih punya waktu untuk menyadarkan teman atau masyarakat berkaitan dengan dampak dari sampah tersebut," paparnya.