Berita Kupang Hari ini

FGD Harian Pos Kupang: Ayo Kenakan Masker

Harian Pos Kupang menggelar FGD sebagai bentuk kepedulian untuk sosialisasi pengenaan masker untuk mencegah Covid-19

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/HERMINA PELLO
FGD Mar' Su Pake Masker di Kantor Pos Kupang, Senin 26 Oktober 2020 petang dengan pembicara dr David Santosa, Sp.PD dan dr Yaditta Mirdania, Sp.PD dengan moderator Editor Pos Kupang, Agus Sape 

POS-KUPANG.COM - Harian Pos Kupang menggelar Forum Group Discussion ( FGD) sebagai bentuk kepedulian untuk sosialisasi pengenaan masker untuk mencegah Covid-19, Senin (26/10/2020).

FGD menghadirkan dr David Santosa SpPD Spesialis penyakit dalam yang bekerja di tiga rumah sakit di Kota Kupang. Masing-masing Rumah Sakit Siloam, Rumah Sakit Kartini, dan Rumah Sakit St Carrolus Boromeus, Kupang. Kemudian dr Yadita Mirdani SpPD Spesialis penyakit dalam di RSUD SK Lerik Kupang.

Hadir pula dalam diskusi ini segenap karyawan Harian Pagi Pos Kupang. dr David mengatakan menurut data yang diperoleh dari Kompas, per Senin akumulasi pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di seluruh Indonesia sebanyak 3.222 pasien.

Baca juga: Mohon Perhatian Lopo Kambaniru

Dengan total kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga hari ini mencapai 392.924 pasien. Berdasarkan data tersebut, menunjukan bahwa penyakit Covid-19 diderita oleh banyak orang di Indonesia.

Data di NTT sendiri jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 cukup besar. Data terakhir yang dihimpun kemarin, pasien yang terkonfirmasi positif sebanyak 653 orang dan 7 orang meninggal. Sejak 29 September 2020, lanjutnya, menurut data dari Kompas, penularan Covid-19 di NTT 50% lebih sudah transmisi lokal.

Baca juga: Ketua Stikom Uyelindo Kupang Sebut Wisudawan Patut Berbangga

Sedangkan sebelumnya pasien Covid-19 di NTT merupakan kasus impor. Berpijak pada data tersebut dr David menekankan bahwa, di NTT banyak pasien yang terdiagnosa mengidap Malaria. Ia menambahkan, jika penyakit Malaria di NTT ditularkan oleh nyamuk.

Tetapi penyakit Covid-19 ditularkan dari manusia kepada manusia. "Misalkan saya positif Covid, saya tidak ada gejala, dan tidak ada keluhan sama sekali. Terus saya seenaknya, pergi ke mana-mana tanpa pakai masker, ngobrol dekat-dekat, cium hidung mungkin sama orang-orang lain. Walaupun saya tidak bergejala, jika saya positif, saya bisa menularkan Covid-19 kw orang lain," jelasnya.

Oleh karena itu, setiap orang dituntut untuk bertanggung jawab agar bisa meminimalisir dan mencegah penularan Covid-19. "Jika tidak patuh jalankann 3 M maka akan semakin banyak yang terinfeksi," ungkapnya.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Kota Kupang SK Lerik dr Yaditta Mirdani, SpPD mengatakan semua orang diwajibkan memakai masker. "Jadi kita pake masker, cuci tangan, jaga jarak itu, tujuannya adalah selain melindungi diri kita, kita juga melindungi orang lain yang ada di sekitar kita," ucapnya.

Dr Yaditta menjelaskan bagi seseorang yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat, mungkin bisa melawan virus tersebut. Tetapi hal itu belum tentu terjadi pada orang lain. Khususnya bagi orang tua yang rentan terhadap penyakit dan mereka yang memiliki penyakit bawaan atau Komorbid.

"Bagi orang yang tidak miliki penyakit Komorbid dan daya tahan tubuh yang kuat maka mereka bisa bertahan," ujarnya.

Ia menjelaskan khusus bagi orang yang memiliki komorbid, jika sedang berada di manapun, khususnya di tempat yang memiliki resiko tinggi maka harus memakai masker kain dobel. Ia menyarankan agar setiap orang menggunakan masker kain donel.

Lebih efektif lagi jika menggunakan masker yang pada lapisan luarnya tidak mudah tembus air. Khusus bagi masker kain maksimal pemakaian selama 4 jam. Oleh karena itu setiap orang harus menyediakan masker kain yang banyak. Setelah pakai masker selama 4 jam, bisa dicuci dengan air mendidih 100 C.

Dokter Yaditta menyarankan agar, setiap orang yang mau melepaskan dan memakai masker harus menggunakan hand sinitizer. Hal senada disampaikan dr David. Ia menjelaskann bahwa, bagi orang muda yang memiliki imum tubuh kuat jika terinfeksi Covid-19 selalu tanpa gejala.

"Salah satu pasien saya begitu. Dia tertular dari anaknya. Anaknya gejalanya ringan sekali bahkan mungkin dia nggak nyadar. Dan orangtuanya usianya sudah lanjut, tentunya dan memiliki Komorbid maka tertular. Sampai sempat mengalami desaturasi (Kondisi di mana oksigen di dalam tubuh menururun)," bebernya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved