China Tembakan Rudal ke Taiwan, Warga Panik, Amerika Langsun Krim Dua Kapal Induk, Ini Kronologisnya

Namun sejak saat itu, China tidak pernah mengakui kemerdekaan Taiwan dan menganggap negara pulau itu merupakan bagian dari China atau wilayah provinsi

Editor: Alfred Dama
wsj.net
Baru Kembali Terjadi Setelah Dua Dekade, Komposisi Kapal Induk Amerika di Laut China Selatan Ini Tunjukkan Rasa Frustasi AS dengan Polah Tiongkok 

Lalu, November 1995, China mengumumkan akan menerbitkan rincian latihan serangan amfibi skala besar.

Pada Maret 1996, pemilu Taiwan pertama, Perdana Menteri China Li Bang Bang memperingatkan AS untuk menjauh dari Selat Taiwan.

"Jika ada yang pamer kekuatan di Selat Taiwan, itu tidak hanya melakukan tindakan sia-sia tetapi bisa membuat situasinya semakin rumit," katanya kepada New York Times.

Dengan membawa kekuatan tempurnya, China berencana menyerang Taiwan dengan rudal selama 30 hari, jika negara itu nekat melakukan pemilihan.

China juga terus melakukan latihan militer keempatnya, sejak memanasnya selat Taiwan.

Mereka meluncurkan 3 rudal, 2 di antaranya jatuh ke laut lebih dari 48 km dari Taipei dan 56 km lainnya dari Kaohsiung.

Ini adalah dua pusat komersial utama Taiwan dan uji coba rudal telah menyebabkan guncangan yang kuat.

Ratusan warganya mengungsi tinggal di Pulau Ma To, "Kami harus pergi untuk menghindari bencana," kata seorang pria dari pulau Tong Chu.

Pejabat pemerintah AS pada saat itu mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa China akan meluncurkan kampanye amfibi melawan Taiwan dan pulau-pulau tetangga.

Tetapi Gedung Putih merasa perlu untuk mengirim dua kelompok operasi kapal induk ke Selat Taiwan untuk membuat sikap yang jelas, bahwa China dan Taiwan hanya menyelesaikan masalah berdasarkan perdamaian.

Pasukan Amerika kemudian dimobilisasi di dekat hotspot. Kapal penjelajah kelas Ticonderoga USS Bunker Hill bertugas memantau peluncuran rudal China dari pulau Taiwan selatan.

Kapal induk USS Independence berangkat dari Jepang, tiba di bagian timur Taiwan dengan tiga kapal pengawal.

Kapal induk USS Nimitz juga dengan tergesa-gesa meninggalkan Teluk Persia menuju Pasifik Barat, siap mendukung kelompok USS Independence

Kelompok kapal induk USS Nimitz sangat kuat, dengan kehadiran kapal selam nuklir dan banyak kapal rudal.

Tetapi pada akhirnya, krisis mereda karena China tidak melakukan eskalasi lebih lanjut, kemungkinan karena intervensi militer AS di kawasan tersebut.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved