Sehari Menkop UKM Teten Masduki di Kopdit Obor Mas Maumere, Tak Beda Dengan Perbankan Modern
pinjaman dana murah dari LPDB.Tahap pertama Rp 50 miliar dicairkan bulan Juni 2020 miliar telah habis disalurkan kepada 1.323 anggota.
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
Sehari Menkop UKM Teten Masduki di Kopdit Obor Mas Maumere, Kopdit Obor Mas Tak Beda Dengan Perbankan Modern
POS-KUPANG.COM| MAUMERE--Penantian para pengurus dan manajemen KSP Kopdit Obor Mas Maumere di Pulau Flores kepada Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) RI, Teten Masduki mengunjungi koperasi itu terjawab, Sabtu (24/10/2020) pukul 11.30 Wita.
Bersama Deputi Bidang Pengawasan Koperasi Kemenkop UKM. staf khusus, Riza Damanik,anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, Andreas Hugo Parera, dan Direktur Utama LPDB, Drs.Supomo, bersua ke kantor Kopdit Obor Mas di Jalan Kesehatan, Kelurahan Beru, Kota Maumere.
Ketua Kopdit Obor Mas, Andreas Mbete, General Manajer, Leonardus Frediyanto Moat Lering, para pengurus dan karyawan larut dalam sukacita menerima kedatangan Teten Masduki. Ia menjadi Menkop UKM RI yang ketiga menyambangi Kopdit Obor Mas.
Menkop Syarief Hasan menjadi orang pertama menjejakan kaki pada perayaan 40 Tahun Kopdit Obor Mas bulan November 2012. Tahun 2017, Menkop UKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengunjungi Kopdit Obor Mas meresmikan penyaluran KUR.
Sebelum kedatangan Teten Masduki, pengurus Kopdit Obor Mas telah mendatangani pinjaman dana murah dari LPDB. Tahap pertama Rp 50 miliar dicairkan bulan Juni 2020 miliar telah habis disalurkan kepada 1.323 anggota. Tahap kedua bulan September disepakati Rp 100 miliar saat ini dalam proses penyalurannya.
Baru pertamakali datang ke Kopdit Obor Mas, Teten Masduki mengaku senang. Ia datang ke salah satu koperasi terbaik di Indonesia.
“Hari ini saya senang sekali hadir, datang ke salah satu koperasi terbaik di Indonesia,” ungkap Teten Masduki disambut tepuk meriah undangan di Aula Kopdit itu.
Teten Masduki menilai Kopdit Obor Mas sangat sehat. Kesehatan keuangan yang bagus dan kedisiplinan anggota mematuhi aturan koperasi serta didukung anggota yang besar.
“Hari ini kita saksikan Kopdit Obor Mas tidak jauh dengan perbankan modern. Menggunakan teknologi digital dalam penerapan seluruh pelayanan, administrasi maupun anggota,” ungkap Teten.
“Saya kira dengan UU Cipta Kerja yang ada, barangkali Obor Mas ini yang bisa segera terbang. Karena dengan UU Cipta Kerja, ‘ndak’ perlu lagi rapat anggota dilakukan secara konvensional. Tandatangan basah sudah bisa dilakukan secara elektronik. Koperasi dalam skala nasional, tidak terhambat dalam manajemen anggota,” kata Teten Masduki.
Teten Masduki turut menyaksikan penandatanganan dan meresmikan digitalisasi keuangan UKM Kopdit Obor Mas menggunakan Aplikasi Chatat’ memberikan apresiasinya. Penerapan digitalisasi, diakui Teten Masduki semakin mendorong anggota UKM Kopdit Obor Mas mengakses pasar yang lebih besar dan pembiayaan lebih mudah. Target itu menjadi bagian dari transformasi UMKM dan koperasi.
Ia memuji partisipasi warga Kabupaten Sikka dan Propinsi NTT dalam berkoperasi telah menempatkan menjadi propinsi dan kabupaten koperasi.
Dalam jumlah partisipasi berkoperasi, diakui Teten Masduki, tidak ada yang bisa kalahkan kabupten di NTT. Ditingkat nasional partisipasi warga Indonesia menjadi anggota koperasi hanya 8 persen. Pada tingkat dunia 16 persen, sedangkan di NTT 50 persen warganya bergabung dalam koperasi.
Kenyataan ini menegaskan koperasi menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat NTT dalam pengembangan ekonominya. Ia mencontohkan Rabobank di Belanda milik koperasi. Kemudian koperasi susu terbesar dunia di Fonterra di New Zeland.
Baca juga: Lihat Perlakuan Sarwendah ke Betrand Peto Sebelum Tutup Pintu, Thalia Putri Onsu Pilih Pergi
Baca juga: Shaheer Sheikh Ungkap Sosok Wanita Cantik Pengganti Ayu Ting Ting di Hatinya, Bukan Wanita Biasa
“Saya bilang ke bupati dan Sekda membangun ekonomi propinsi dan nasional tidak harus mengandalkan konglomerasi. Struktur ekonomi dibanyak negara dibangun dari UMKM dan koperasi,” ungkap Teten. (Laporan Reporter Eugenius Moa/Advetoriar)