UU Cipta Kerja
Ternyata Ini Kekhawatiran Gatot Nurmantyo Soal UU Cipta Kerja, Singgung Etnis Melayu di Singapura
Ternyata Ini Kekhawatiran Gatot Nurmantyo Soal UU Cipta Kerja, Singgung Etnis Melayu di Singapura
Hal itu diutarakan Gatot Nurmantyo saat hadir sebagai bintang tamu di Kanal Youtube Karni Ilyas Club.
Baca juga: Presidium KAMI Gatot Nurmantyo Terkait Wacana Calonkan Diri Saat Pilpres 2024 Hingga Singgung Kadrun
Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo mengungkapkan kekhawatirannya terkait Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.
Meski ia mengaku belum membaca sepenuhnya isi dari UU yang tengah menjadi polemik tersebut.

Mengenal Gatot Nurmantyo Mantan Panglima TNI yang Disebut Ingin Jadi Presiden Setelah Dirikan KAMI (Tribunnews)
Kekhawatiran tersebut ia rasakan setelah mencoba memposisikan dirinya sebagai buruh atau tenaga kerja.
"Ini kan khawatir yang mendasar," kata Gatot saat wawancara dengan Karni Ilyas dalam tayangan bertajuk Karni Ilyas Club.
Baca juga: Presiden ILC Karni Ilyas Unggah Gatot Nurmantyo Jadi Perbincangan, Tema ILC Selasa 20 Oktober 2020?
Tayangan itu bertajuk "Manuver Jenderal Gatot" yang tayang perdana di kanal Youtube Karni Ilyas Club pada Jumat (16/10/2020).
Terkait dengan tenaga kerja asing, Gatot merisaukan kondisi Indonesia saat ini yang masuk dalam fase bonus demografi di mana jumlah usia kerja produktif mendominasi.
Menurutnya saat ini tenaga kerja di Indonesia belum mampu bersaing mengingat tenaga kerja Indonesia saat ini lebih didominasi oleh tenaga kerja yang tingkat pendidikannya minim.
Selain itu ia juga mengkhawatirkan perbedaan karakteristik tenaga kerja dari asing khususnya China yang ulet dengan tenaga kerja dari Indonesia yang umumnya tidak seulet tenaga kerja China.
Baca juga: Gatot Nurmantyo Beber yang Bikin Gaduh Negeri, Refly Harun & Eks Panglima TNI Kompak Singgung Jokowi
"Dalam kondisi banyak tenaga kerja seperti ini, yang belum bisa terpenuhi dan masih ada pengangguran, kalau ada masuk tenaga kerja dari luar, ini kan sulit bersaing," kata Gatot.
Selain itu, ia juga mengkhawatirkan dari sisi keamanan dengan mengambil contoh dari Singapura.
"Justru dari segi keamanan, sangat berbahaya. Saya tidak bermaksud untuk menjelek-jelekan suatu negara dan sebagainya.
Tapi kita belajar dari pengalaman. Singapura saat menerapkan negara industri, itu kan mengambil tenaga dari China walaupun tanpa bekerja sama dengan China.
Nah, tidak bermaksud apa-apa. Tapi tenaga-tenaga dari China sendiri menikah, bahkan beranak binak segala macam, akhirnya mereka dominan.
Sehingga Melayunya terpinggirkan, walaupun tidak bermaksud begitu. Ini juga sama kalau di sini," kata Gatot. (*)