Laut China Selatan

Musuh China Bertambah Satu, PM Kanada Pun Bersumpah Sungguh Kami Akan Membela Mereka yang Tertindas!

Akibat klaim yang terus dilakukan atas Laut China Selatan, sehingga beberapa negara yang tinggal berdekatan dengan perairan itu, kini marah besar.

Editor: Frans Krowin
Kompas.com
Kapal perusak milik Angkatan Laut AS yang dilengkapi misil kendali, USS Higgins. Kapal ini menjadi satu dari dua kapal militer AS yang dilaporkan terlihat berlayar di wilayah Laut China Selatan, Minggu (27/5/2018).(SCMP / US NAVY) 

"Apakah itu menyerukan China untuk diplomasi koersifnya," kata Trudeau, Jumat (16/10), saat ditanya tentang komentar Duta Besar China, seperti dikutip Channel News Asia.

Namun dia menambahkan: "Kami tidak ingin meningkatkan (ketegangan dengan China)".

Sebagai tanda peningkatan ketegangan antara kedua negara, Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne sebelumnya mengecam pernyataan Duta Besar China sebagai "sama sekali tidak dapat diterima dan mengganggu".

Baca juga: Bukan Papua Juga Natuna, Tapi Wilayah Indonesia Ini Diam-Diam Jadi Rebutan AS dan China Berabad-Abad

Baca juga: Ayo Buruan Klaim KODE REDEEM Free Fire FF Terbaru Hari Ini Sabtu 17 Oktober 2020! Gratis Lho

Sementara pemimpin oposisi konservatif Kanada Erin O'Toole meminta Duta Besar China untuk sepenuhnya mencabut ucapannya dan mengeluarkan permintaan maaf kepada publik.

"Jika Duta Besar (China) tidak melakukannya secepatnya, kami berharap pemerintah (Kanada) mencabut surat kepercayaannya," ujar O'Toole.

Hubungan antara Beijing dan Ottawa telah membeku sejak Desember 2018 ketika Kanada, yang bertindak atas surat perintah Amerika Serikat (AS), menangkap chief financial officer (CFO) Huawei, raksasa telekomunikasi China.

Washington menuduh CFO Huawei melanggar sanksi AS terhadap Iran dan mendorong ekstradisinya.

Tak lama setelah penangkapan CFO Huawei itu, China memenjarakan mantan diplomat Kanada Michael Kovrig dan seorang pengusaha Kanada Michael Spavor atas tuduhan mata-mata, tindakan yang secara luas terlihat di negara Barat sebagai tindakan pembalasan oleh Beijing. 

Luncurkan Drone 'Bunuh Diri' yang Mampu Ledakkan Tank

Pemerintah Chinakini tak henti-hentinya terus mengembangkan sistem persenjataannya untuk menghadapi musuh-musuhnya.

China telah mulai menguji kawanan drone "bunuh diri" yang eksplosif saat meningkatkan investasi militer.

Video dirilis oleh China Academy of Electronics and Information Technology, yang melakukan latihan drone militer bulan lalu.

Melansir Express.co.uk, Jumat (16/10/2020), rekaman menunjukkan perangkat "bunuh diri" yang diluncurkan dari belakang truk sebelum menerbangkan bahan peledak ke target.

Uji coba itu terjadi ketika China telah meningkatkan latihan militer di Laut China Selatan, menggunakan drone dalam latihan di Selat Taiwan.

Drone juga telah digunakan oleh AS di Timur Tengah untuk melakukan serangan dari jarak jauh.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved