Berita Lewoleba Hari Ini

Kopi Bakan Produksi Desa Ile Kerbau Menuju Pasar Internasional

Pemerintah Desa Ile Kerbau, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata kini fokus mengembangkan Kopi Bakan, kopi robusta khas Desa Ile Kerbau

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Penjabat Kepala Desa Ile Kerbau saat memberikan buah tangan Kopi Bakan kepada Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur saat kunjungan kerja di desa Ile Kerbau, Kecamatan Atadei, Kamis (15/10/2020). 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Pemerintah Desa Ile Kerbau, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata kini fokus mengembangkan Kopi Bakan, kopi robusta khas Desa Ile Kerbau. Kopi Bakan sendiri bukan produk baru bagi masyarakat Kabupaten Lembata. Kopi ini pernah berjaya beberapa dekade lalu.

Pemerintah desa pun berkomitmen untuk mengembalikan kejayaan itu bahkan sampai menembus pasar internasional.

Penjabat Kepala Desa Ile Kerbau Petrus Laba, menerangkan usaha mengembangkan Kopi Bakan diawali dengan penyertaan modal bagi BUMDes Ama Baka.

Baca juga: Kisah Kristoforus: Pulang Kampung Demi Mimpi Kopi Bakan yang Mendunia

Sumber dana penyertaan modal ini berasal dari dana Anggur Merah yang diperoleh pada masa Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan tidak terpakai yang dibiarkan di Bank NTT.

"Melalui rapat dengan pengurus Bumdes dan BPD kita sepakat untuk gunakan dana itu untuk penyertaan modal untuk produksi kopi lokal karena dari dulu Bakan dikenal dari kopinya yang khas," ujar Laba di Kantor desa Ile Kerbau, Kecamatan Atadei, Kamis (15/10/2020).

Baca juga: Pemprov Gratiskan Swab Test, Menkes Resmikan Lab Biomolekular

Laba menuturkan bahan baku Kopi Bakan dibeli langsung dari hasil petani kopi masyarakat setempat. Kemudian oleh BUMDes Ama Baka diproduksi dalam bentuk kemasan dan dijual Rp 15 ribu per bungkus 115 neto.

Hingga saat ini sudah 400 lebih kemasan Kopi Bakan yang sudah terjual sampai ke Kupang dan beberapa kemasan sudah dijual ke luar negeri.

Laba mengatakan produk Kopi Bakan memang sangat berpotensi mendatangkan Pendapatan Asli Desa (PAD) apalagi di tahun-tahun mendatang.
Salah satu bukti pemerintah desa serius mengembangkan Kopi Bakan ialah menyiapkan anggaran dari dana desa pada tahun 2021 untuk mulai melakukan budidaya tanaman kopi di kebun-kebun para petani kopi dan penambahan bahan baku di lokasi kebun desa seluas 1 hektare lebih.

Pemberdayaan petani kopi juga tentu ditujukan kepada sekitar 96 kepala keluarga produktif yang selalu memproduksi biji kopi.

Kristoforus Wuwur, Sekretaris Bumdes Ama Baka menambahkan produksi Kopi Bakan memang masih dilakukan secara manual. Namun semuanya masih dalam proses pengembangan termasuk sistem marketingnya.

"Saya yakin ke depannya bisa berkembang bagus. Mau tidak mau Pemdes harus kerja sama dengan Bumdes untuk ubah pola pikir masyarakat bahwa kopi ini bisa berkembang baik. Tantangannya memang ada di masyarakat," ujar Kristo.

Dia menerangkan BUMDes Ama Baka membeli biji kopi dari petani seharga Rp 40 ribu per kilogram.

"Ini kita ingin sejahterakan masyarakat.  Ke depannya kita bisa inovasi untuk kembangkan kopi," imbuhnya.

Camat Atadei Lambertus Charles menjelaskan pihaknya memang terus memacu pemerintah desa Ile Kerbau untuk munculkan inovasi Kopi Bakan. Menurut dia, Kopi Bakan hanya bisa dikembangkan lewat BUMDes melalui penyertaan modal dari dana desa.

"Ini tugas kecamatan untuk memacu kelompok kelompok tani dan kembangkan lahan pertanian kopi. Kami dorong untuk intervensi anggaran yang sudah mengarah kepada pemberdayaan. Intervensi anggaran dari dana desa," papar Lambertus.

Disampaikannya, desa Ile Kerbau sudah membuktikan kalau Kopi Bakan yang jadi andalan bisa mensejahterakan masyarakat desa.
"Jadi bukan hanya kejayaan masa lalu," pungkasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved