Komunitas Huruf Kecil Maumere: Qikan Bentuk Karakter Anak Lewat Seni

HURUF Kecil. Demikian namanya. Komunitas ini terbentuk di Maumere, Kabupaten Sikka, sejak 14 Februari 2018

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM / Tedy Diaz
Qikan, inisiator Komunitas Huruf Kecil Maumere bercerita tentang bagaimana membentuk karakter anak lewat seni di acara Ngobrol Asyik Pos Kupang, Jumat (9/10/2020) 

POS-KUPANG.COM - HURUF Kecil. Demikian namanya. Komunitas ini terbentuk di Maumere, Kabupaten Sikka, sejak 14 Februari 2018. Kristina Beatrix Nong Goa dan teman-temannya sebagai penginisiatif. Wadah ini beranggota anak-anak PAUD, TKK dan SD. Ada juga pelajar SMP dan SMA.

Komunitas Huruf Kecil menjadi tepat berproses untuk pembentukan karakter anak.
Tidak ada kewajiban yang harus dijalankan oleh anak-anak.

"Komunitas Huruf Kecil terbentuk bermula dari celetukan seorang anak yang bermimpi hasil gambarnya dilihat banyak orang," kata inisiator Komunitas Huruf Kecil, Kristina Beatrix Nong Goa saat Ngobrol Asyik bersama Pos Kupang, Jumat (9/10). Acara ini dipandu jurnalis Pos Kupang, Intan Nuka.

Baca juga: Nita Thalia: Geram

Menurut wanita yang akrab disapa Qikan ini, Komunitas Huruf Kecil menjadi rumah bagi anak-anak. Kegiatan pertama yang dilaksanakan bertajuk Ada Cinta di Setiap Warna. Anak-anak menggambar bebas yang didedikasikan untuk siapa pun.

Kegiatan lainnya, yakni Pandemic Fun Camp, Fun Science, Mendongeng Trash Hero, Story Telling. Berikutnya, bernyanyi, berpuisi dan pameran hasil karya anak.

Baca juga: PDIP Di Tengah Heboh RUU Cipta Kerja-Pandemi: Pilkada Jalan Terus Bukan karena Gibran dan Bobby

"Dalam kegiatan Pandemic Fun Camp kali lalu, ada anak laki-laki yang memasak, katanya biar bisa membantu mama ketika mamanya sakit. Dari sini kita bisa tahu bahwa pendidikan soal gender sudah jalan. Bagaimana juga mereka menanam pohon, lalu merawatnya. Jadi tumbuh rasa memiliki karena mereka beri nama pohon itu. Dari hal-hal kecil saja," papar Qikan.

Menurutnya, anak-anak difokuskan pada hal-hal positif, seperti mengganti kalimat "Jangan membuang sampah" menjadi "Buanglah sampah pada tempatnya". Bahkan, dalam kesempatan berkegiatan bersama seniman Tatto, anak-anak diajarkan untuk tidak melihat orang lain dari penampilan.

Qikan menuturkan, anak-anak juga diajarkan banyak hal ketika menggambar. Bagi para pendamping Komunitas Huruf Kecil, hasil gambar anak-anak tidak menjadi titik fokus pembentukan karakternya.

"Soal hasilnya menjadi baik, itu bonusnya. Tapi yang paling penting, proses mereka menggambar itu yang kami lihat. Ada poin penting dalam seluruh aktivitas, yakni komunikasi dan berbagi," ujarnya.

Qikan mengatakan, keluarga tak lagi jadi satu-satunya media tumbuh kembang anak. Faktor lingkungan pun menjadi salah satu hal yang memengaruhi proses pertumbuhan anak.

Oleh karena itu, lanjut Qikan, para pendamping menanamkan empat hal dasar pada anak-anak, yaitu permisi, maaf, tolong dan terima kasih. Anak-anak diajarkan untuk menerapkan empat hal itu dalam kehidupan sehari-hari.

"Contohnya, pensil warna biasanya 12 warna. Lalu, kami bagi satu anak cuma lima warna. Mau tidak mau ketika menggambar, mereka harus meminjam. Jadi, mau pinjam di teman, harus bilang tolong pinjamkan pensil warna. Ketika dipinjamkan, bilang terima kasih. Hal kecil lainnya, pensil yang disiapkan tidak diruncing oleh pendamping. Jadi, nantinya kakak-kakak yang akan meruncing pensil bagi adik-adik," urai Qikan.

Anak-anak juga sebisa mungkin dijauhkan dari konsep pendidikan formal seperti ruang kelas. Anggota Komunitas Huruf Kecil sendiri seringkali bermain dan berkegiatan di ruang terbuka.

"Mereka lebih fun dan banyak terlihat bakat mereka tergali itu saat mereka bermain langsung di tanah, rumput. Konsep pendidikan formal agak kami beri jarak. Mereka tetap bermain, tapi ada nilai pendidikan yang mereka ambil. Itulah mengapa di Huruf Kecil kami itu lebih cenderung mengajak seperti bilang ayo kita bermain, daripada ayo kita belajar. Karena banyak anak yang sekarang lebih sering belajar sehingga kurang waktu bermain atau lebih sering bermain sampai lupa belajar. Huruf Kecil berusaha padukan keduanya," papar Qikan.

Komunitas Huruf Kecil tak bergerak sendiri. Dukungan dari orang tua anak, komunitas lain, lembaga, bahkan pemerintah juga terus mengalir. Bentuk dukungan beragam. Selain uang, juga barang dan jasa.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved