Berita Timor Leste
Dulu Minta lepas dari NKRI, Kini Timor Leste Malah Terus Minta Bantuan Dokter dan Militer, Kenapa?
Dulu Minta lepas dari NKRI, Kini Timor Leste Malah Terus Minta Bantuan Dokter dan Militer, Kenapa?
Surat tersebut kemudian ditanggapi oleh Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu untuk membangun satuan tugas medis yang terdiri dari TNI Angkatan Laut, TNI AL, TNI AU, Ahli Bedah Jenderal Mabes TNI dan Mindef.
Disusun rencana, bahwa misi tersebut akan dijalankan dengan KRI dr Soeharso 990, sebuah kapal perang rumah sakit level III dari Armur Indonesia.
Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 4 Kelas 6 SD Halaman 100 Kerjasama Indonesia dengan Negara ASEAN di Sosial Budaya
Baca juga: Jumlah Pasien Sembuh Meningkat, Penanganan Covid-19 di Indonesia Mulai Menunjukkan Hasil
Baca juga: UPDATE Pencairan BLT Karyawan Rp 1,2 Juta Oktober sso.bpjsketenagakerjaan.go.id Cek Bantuan Kemnaker
Baca juga: BARU Kode Redeem Free Fire Oktober 2020 Dapatkan AMAS Vampire Weapon Loot Crate & Hayato Booble-Head
Baca juga: Intip Cantiknya Nagita Slavina Kenakan Hijab Syarii, Raffi Ahmad Tak Sengaja Bilang Ini, Bikin Adem
Baca juga: Kepergok Marahi Mikhayla Zalindra Bakrie Gegera Insiden di Bali, Nia Ramadhani: Mama Sakit Hati
Satgas kemudian membuat kerangka acuan sebagai pedoman misi, Surat Perintah Tim Satgas dari ketiga Satgas, melakukan rapat internal dan koordinasi dengan perwakilan RDTL di Jakarta.
Tim advance dikirim ke Dili untuk melihat apa RDTL benar-benar perlu dibantu, spektrum penyakit dan juga menilai sumber daya medis dan infrastruktur kesehatan yang bisa digunakan.
Sedangkan kapal perang rumah sakit disiapkan di Pangkalan Angkatan Laut Utama di Surabaya, Jawa Timur.
Pelayanan medis akan dilakukan di darat dan di kapal untuk kasus tertentu.
Dua batalyon medis dari Angkatan Darat dan Marinir juga saat itu direncanakan berada di kapal dan akan melakukan layanan medis darat.
Pelayanan kesehatan utama adalah pelayanan kesehatan umum dan spesialis, termasuk pelayanan gigi.
Para pasien berasal dari veteran RDTL, polisi dan militer aktif bertugas dan rakyat Timor Leste.
Saat itu, diharapkan ada sekitar 2000 pasien dari 30 Januari hingga 1 Februari 2016 di Dili.
Sebagai kepala rumah sakit adalah Komandan A. Pudji Widodo MD dari Dinas Medis Armada Timur.
Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 4 Kelas 6 SD Halaman 100 Kerjasama Indonesia dengan Negara ASEAN di Sosial Budaya
Baca juga: Jumlah Pasien Sembuh Meningkat, Penanganan Covid-19 di Indonesia Mulai Menunjukkan Hasil
Baca juga: Kejutan Gagal, Atta Halilintar Menyesal Lakukan Ini ke Aurel Hermasnyah, Anak Anang Marah Besar
Baca juga: Kepergok Marahi Mikhayla Zalindra Bakrie Gegera Insiden di Bali, Nia Ramadhani: Mama Sakit Hati
Baca juga: Polisi Tangkap 3 Sahabat Gatot Nurmantyo di KAMI, Siapa Syahganda, Jumhur Hidayat, Anton Permana?
Baca juga: Hasil Olah TKP Awal Tim Gabungan Polres Manggarai Terhadap Penemuan Mayat Perempuan di Ruteng
Perjalanan tersebut merupakan misi luar negeri pertama yang dilakukan oleh kapal tersebut bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan.
Untuk misi tersebut KRI SHS-990 membawa satu helikopter Bell 412 EP yang dibangun oleh PTDI Bandung Jawa Barat pada tahun 2012 milik 400 Skuadron Air Wing 1, Pusat Penerbangan Angkatan Laut untuk evakuasi udara.
Satgas terdiri dari 426 personel, yang terdiri dari 156 awak kapal dan 51 dokter spesialis dan dokter gigi berkumpul di Surabaya pada 24 Januari 2016. Tim ini dipimpin oleh Dirjen Penguatan Pertahanan, Laksamana Muda Agus Purwoto.
Setelah empat hari perjalanan tak terlupakan dari Surabaya, kapal tiba di pelabuhan Dili pada 29 Januari 2016.
