Berita Timor Leste

Xanana Gusmao Frustrasi Woodside Petroleum Australia Tolak Skema Sumur Minyak Tasi Mane

Yakni keraguan yang sebelumnya telah disingkirkan oleh populisme Gusmao, yang dibantu oleh pendekatan licik Australia

Editor: Hasyim Ashari
KOMPAS.com/AFP PHOTO
Xanana Gusmao 

PBB dianggap membocorkan dukumen, yang menuduh Gusmao menjadi penghambat demokrasi, bahkan Gusmao meminta misi PBB di Timor Leste dibubarkan, dan pindah saja ke Timur Tengah untuk mengurus demokrasi di sana.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menjauhkan diri dari dokumen itu dan mengatakan hubungannya dengan pemerintah Timor Leste kuat.

Tetapi ini bukan pertama kalinya pemerintah dan PBB berselisih dalam beberapa bulan terakhir.

Dokumen tersebut, yang diterbitkan oleh sebuah surat kabar Timor Leste, ditulis oleh seorang pegawai misi PBB dan bagian dari presentasi pada pertemuan PBB pada bulan Januari tahun 2011.

Dalam pidatonya di Dili, Gusmao dengan penuh semangat mempertahankan catatannya dalam mengembangkan demokrasi di Timor Tengah.

Presiden Jose Ramos-Horta, menyebut dokumen itu sebagai analisis palsu.

Ramos-Horta juga mengatakan banyak staf PBB di Timor Leste tidak dapat berbicara bahasa lokal dan jarang bergaul dengan orang Timor Leste.

Pemerintah menuduh PBB membuat laporan berdasarkan data yang sudah kadaluwarsa.

Kepala komunikasi dengan misi penjaga perdamaian PBB, Sandra McGuire, mengatakan dokumen PBB yang bocor tidak mencerminkan pandangan misi tersebut.

Perselisihan itu terjadi hanya beberapa bulan setelah pemerintah Timor Leste mengkritik laporan penting PBB tentang kemajuan di negara itu.

Gusmao juga telah menyerang negara-negara donor bantuan seperti Australia.

Dengan mengatakan, miliaran dolar yang disumbangkan telah gagal untuk menghasilkan pembangunan negara dan malah menciptakan lebih banyak kemiskinan.

Michael Leach, seorang profesor politik di Universitas Swinburne, mengatakan serangan itu adalah tanda lain Timor Leste ingin berdiri di atas kedua kakinya sendiri

"Pemerintah telah mengambil pandangan bahwa telah diungkapkan di berbagai waktu, meskipun mereka menghargai bantuan internasional yang telah berlangsung sejak kemerdekaan, mungkin belum banyak yang dapat ditunjukkan untuk bantuan itu seperti yang mungkin dilakukan beberapa orang, "katanya.

"Mereka pasti berharap untuk mengambil kendali penuh Mereka adalah negara yang berdaulat," imbuhnya

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved