Perang Armenia dan Azerbaijan

Rusia Turun Tangan, Perang Armenia Azerbaijan Makin Buruk hingga Ancam Keamanan Perbatasan

Bentrokan juga meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan jaringan pipa yang membawa minyak dan gas Azeri ke Eropa

Editor: Hasyim Ashari
AP/Alexei Druzhinin
Presiden Rusia Vladimir Putin menunjukkan paspornya kepada anggota komisi pemilihan ketika dia tiba untuk mengambil bagian dalam pemungutan suara di tempat pemungutan suara di Moskwa, Rusia, Rabu, 1 Juli 2020. 

Rusia Turun Tangan, Perang Armenia-Azerbaijan Makin Buruk hingga Ancam Keamanan Perbatasan

POS-KUPANG.COM - Hingga kini, perang Armenia dan Azerbaijan belum juga berakhir.

Hal ini membuat negara lain termasuk Rusia mulai turun tangan.

Dmitri Trenin, Direktur Carnegie Moscow Center dan mantan kolonel di tentara Rusia, mengatakan di Twitter setiap pembicaraan damai Armenia dan Azerbaijan kemungkinan besar akan gagal.

Lantaran, Azerbaijan diperkirakan akan terus mendesak pasukan Armenia untuk meninggalkan daerah kantong, sesuatu yang tidak akan diterima Armenia.

"Rusia tidak bisa mundur," kata Trenin seperti yang dilansir dari Reuters pada Minggu (11/10/2020).

“Bagi Rusia, masalah terpenting di Kaukasus Selatan adalah keamanan perbatasan Rusia dari para jihadis yang datang dari Timur Tengah dan tempat lain, dan meningkatnya peran Turki di kawasan itu,” tulis Trenin.

Ia melanjutkan, “Ini berarti bahwa Moskwa tidak dapat meninggalkan konflik Nagorno-Karabakh dan membiarkan perang berkecamuk.”

Pertempuran baru dalam konflik yang telah berlangsung puluhan tahun telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang yang lebih luas di Turki, sekutu dekat Azerbaijan, dan Rusia, yang memiliki pakta pertahanan dengan Armenia.

Bentrokan juga meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan jaringan pipa yang membawa minyak dan gas Azeri ke Eropa.

Pertempuran tahun ini merupakan yang terparah sejak perang 1991-1994 yang menewaskan sekitar 30.000 orang dan diakhiri dengan gencatan senjata yang berulang kali dilanggar.

Turki menyambut baik kesepakatan gencatan senjata, tetapi mengatakan masih banyak lagi upaya yang dibutuhkan.

"Gencatan senjata kemanusiaan adalah langkah pertama yang signifikan, tetapi tidak akan menjadi solusi yang langgeng," kata kementerian luar negeri Turki dalam sebuah pernyataan.

"Turki akan terus mendukung Azerbaijan di lapangan dan di meja," tegasnya.

Menteri luar negeri Azeri dan Turki melakukan pembicaraan melalui telepon pada Sabtu (10/10/2020).

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved