3 Desa di Kabupaten Manggarai Barat Laporkan Kekeringan
pihaknya akan melakukan verifikasi lapangan untuk menghitung dengan pasti berapa masyarakat dan lahan yang terdampak kekeringan.
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Laporan tersebut dibawa langsung Kepala Desa Liang Sola, Adrianus Harsi dan diterima oleh seorang pegawai BPBD Kabupaten Mabar, Vony Boli di ruang kerjanya.
"Saya berharap agar situasi yang mengancam kerawanan pangan warga desa saya ini bisa diatasi oleh instansi terkait," katanya saat menghubungi POS-KUPANG.COM.
Dikatakannya, langkah yang diambil pihaknya ini sebagai bentuk kepekaan pemimpin pada situasi dan kondisi masyarakat.
"Masyarakat sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Belum menghadapi situasi pandemi Covid-19, masyarakat petani Desa liang Sola kembali diterpa bencana kekeringan pada lahan pertanian mereka," imbuhnya.
Dijelaskannya, lokasi persawahan di beberapa dusun mengalami gagal tanam karena kekeringan yang berkepanjangan pada tahun ini.
Menurutnya, kekeringan ini sebagai akibat hujan yang datang terlambat, ditopang lagi proses perbaikan irigasi sekunder Wae Lombur yang sedang dalam pekerjaan.
"Itupun baru berupa penanganan darurat titik longsoran yang sangat parah," jelasnya.
Dirincikannya, jumlah lahan yang mengalami kekeringan di Desa Liang Sola yakni di Dusun Tando Lingko Nehong dan Teba sekitar 8 hektar, Lingko kombek milik petani dusun Waemata dan Nangka sekitar 5 hektar dan Lingko Leweng sekitar 9 hektar.
"Belum termasuk sawah tadah hujan masyarakat Desa liang Sola di Lingko Rutang Desa Daleng," katanya.
Kekeringan yang cukup lama ini, lanjut Adrianus, membuat petani di Liang Sola sangat kesulitan.
• Profil dan Biodata Lengkap Ilhan Omar, Imigran Somalia yang Sukses jadi Anggota DPR Amerika Serikat
• Penjelasan Koordinator Kegiatan Pelatihan Kompetensi SDM PT Vokasi & Profesi Politani Kupang
• Cerita Pratu Arli Langsung Bergegas Begitu Mendengar Ada Warga Perbatasan Yang Jatuh Sakit
• Kecelakaan Maut di Air Nona, Truk Tangki Tabrak Avanza & Motor, Lalu Seruduk Rumah
"Resiko kekeringan ini berdampak pada kesejahteraan masyarakat petani dan penduduk desa yang sekitar 1.554 jiwa atau 389 kepala keluarga," katanya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana.)